Suara pintu berdecit dan dentingan rantai yang bertubrukan mengiringi pijakan langkah kaki sepatu kulit hitam bertali dengan suara khas hak rata setinggi 1 sentimeter. Baju biru berpangkat dengan celana hitam panjang bersabuk menutupi tubuh atletis seorang pria dewasa. Rambut klimis dan aroma parfum pria menyeruak kuat dari setiap inci leher hingga pinggangnya. Langkahnya semakin teratur dan menggema memberikan efek mengerikan saat mendekati anak laki-laki yang tengah meringkuk gelisah disudut ruangan, seakan menyiratkan bahwa dia adalah 'pria besarnya'.
Langkahnya terhenti tepat didepan anak laki-laki yang enggan memperlihatkan wajahnya pada pria ini. Seringai seram keluar dari bibir merah kecoklatan seakan siap menyantap mangsanya yang pasrah. Tubuhnya membungkuk dan berjongkok mencoba menyamaratakan tinggi duduk anak tersebut. Tangan beruratnya menjulur dan membelai lembut surai rambut coklat pendek anak itu hingga ke tengkuk. Disibakkannya poni yang menutupi mata anak itu, sehingga dia dapat melihat jelas wajah tertekan buruannya.
Decihan acuh keluar dari mulutnya, diiringi kekehan licik tajam menusuk telinga anak malang itu. Tangannya meraba mengelus pipi berluka beset dan memar untuk beberapa saat, dan beralih kebahu lebar anak itu.
"Dipenjara karena wanita.. pft.. hahahaha, itu akibatnya kalau kau menaruh hati dan percaya pada wanita. Sekarang apa? Kamu ditolak dan ditinggalkan 'kan? Hahahaha, diamlah disini sampai masuk rumah sakit jiwa" ucapnya sinis sambil menepuk-nepuk bahu anak itu.
Tangan kasar itu meraba tengkuk anak itu kemudian mencengkeram kuat pipi anak itu hingga menengadah kearahnya. Memperlihatkan bulir-bulir air mata yang sudah mengalir dari mata merahnya.
"Matilah ke neraka!"
Bruk!
+/-
Aku..
BENCI HIDUP INI!Kenapa..
Kenapa seakan-akan..
Ini semua kekonyolan ku saja?INI BUKAN SALAH AKU!
AKU GAK MAU DILAHIRKAN DI DUNIA KALAU BEGINI AKHIRNYA!
Aku bukan pecundang..
Aku bukan pelacur..
Aku bukan pembunuh..
AKU BUKAN BAJINGAN!!!"Aaaaaa!!"
Brak!
"Qiqi!" Pekik ku tersentak hingga baki yang ku bawa jatuh ketika mendengar teriakkan kencang dari kamar ZiHao.
Aku tidak salah dengar, itu seperti suara ZiHao. Sangat gawat kalau ZiHao kambuh tiba-tiba lagi apalagi baru bangun dari 'hibernasi'-nya. Aku masih trauma.
Segera aku membereskan peralatan yang berserakan dilantai dengan tergesa serta membersihkan beberapa pecahan beling dan langsung bergegas menuju kamarnya.
"Hao--"
Aku tercekat kala melihat ZiHao terduduk dengan tatapan linglung menatap selimut, kasur, boneka, dan sekeliling kamarnya. Hingga tatapan bingungnya itu jatuh kepada ku yang mematung diambang pintu melihatnya yang seperti itu. Dahinya mengernyit seperti mengatakan 'makhluk apa lagi ini?'
Tatapannya itu seakan-akan dia baru saja bangun dan kembali dari ribuan abad yang lalu, atau seakan dia baru keluar dari dunia Isekai. Tatapan yang membuatku lebih takut daripada dia kambuh.
"Iya?" Jawabnya yang membuatku kembali tersentak kaget sekaligus membuyarkan lamunanku.
"Incess?" Panggil ku lagi penuh ragu dan berjalan mendekat kearah ranjangnya. Tanganku masih memegang baki berisi beberapa obat-obatan. "Incess gapapa?" Tanyaku sekali lagi saat berada tepat di ujung ranjang, dan mata kita benar bertemu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sky - zofrenia || Boy Story
Jugendliteraturini cerita tentang seorang perawat yang merawat ke 6 pasien rumah sakit jiwa, yang menderita skizofrenia, dengan harapan setinggi langit. happy reading! Start : September 2021 End : Maret 2024 High rank : #1 - Xinlong - Waras - ODGJ - Zeyu - Liziha...