Di pelataran gedung tua bercat putih yang mereka sebut "kastil pengambilan jiwa", tiga orang anak lelaki tengah mengorek tanah membuat sebuah lubang, sebagai bentuk bermain bersama.
"Shuyang, ayo cepat gali!" Kata seorang anak diantaranya. Keningnya dipenuhi peluh hingga menetes dan membekas di tanah.
"Iya, Yang. Anak itu pasti di sekitar sini!" Pekik anak lainnya yang ikut membantu menggali lubang. Poninya kotor akibat tangannya bekas menggali tanah.
"Iya, Ge.." Ucap Shuyang mengiyakan dua kakaknya, Jia HanYu dan He Xinlong.
Mereka terus menggali dan mengorek tanah, hingga baju putih mereka kotor akibat tanah yang bercampur lumpur. Aku mengamatinya dari jauh. Entah apa yang mereka cari, tapi itu seru dimataku.
Dari lobi, seorang anak berbaju putih lari kearah ketiga anak lelaki tadi, sembari membawa sebuah buku ditangannya. Sedangkan dua anak yang mengekor hanya bawa badan.
Ah aku hampir lupa, hari ini adalah hari perawatan sekaligus kunjungan massal. Jadi semua pasien disini menggunakan baju putih khas pasien rumah sakit Jiwa. Yap, baju yang tangannya dibuat sangat panjang agar mudah mengikat mereka.
Hanya saja, keenam bocah dihadapanku ini menggulung bajunya hingga nampak pergelangan tangan bahkan sikut mereka guna memudahkan mereka saat bermain menunggu keluarganya.
"Jia Dadong! Longlong! Shuyang! Hentikan pekerjaan konstruksi kalian!" Pekik Zihao, anak yang membawa buku tadi.
"Apa? Kenapa?" Tanya HanYu heran.
"Ya, kakakku belum ketemu. Masa' selesai gini sih?" Sambar Xinlong kecewa. Pipinya menggembung sempurna alias ngambek.
"Ya tuh, bener. Entar kakaknya ngejerit pas mamanya dateng terus ga ada yang denger kan kasian." Sambar Shuyang bernada prihatin.
"Bukan gitu.." Ucap Zihao kemudian menghela nafas. "Baca buku ini, katanya tanah basah itu bukan tanah dibasahin, tapi makam yang belum kering."
"Itu hanya istilah, kawan-kawan.." sambung Zeyu dengan gaya cuek andalannya.
"Ini bener kok. Kata Gougou tadi, kalau orang mati dibawa ke tanah basah. Makam itu kan buat orang mati. Berarti ini makam kan?" Tunjuk Xinlong pada tanah yang nyaris lempung akibat dibasahkan.
"Bukan gitu tolol." Balas Mingrui dengan kata sarkas yang baru ia pelajari.
"Gini loh, makam itu biasanya adanya di pemakaman, atau di daerah lapang. Nah terus ada gundukan polisi bobo sepanjang 2 meter, atasnya itu ada papan kayu atau batu, terus suwiran kembang kuntilanak. Nah didalem gundukan itu ada orang." Lanjut Mingrui.
"Terus tanah basahnya dimana?" Tanya HanYu merasa pusing.
"Tanah basah itu istilah buat makam baru, biasanya kan orang kalau baru dimakamin tuh rame kan orang nyiramin tanahnya pake air bunga, nah tanahnya basah deh." Jawab Zeyu dengan senyum sampul.
"Oh, pake air bunga, Ge. Berarti kita salah." Bisik Shuyang pada kedua kakaknya yang membantunya menggali.
"Terus biar tau ada orangnya gimana?" Tanya HanYu sekali lagi.
"Kan tadi, tanahnya ngegunduk, terus ada batu semen gitu, terus ada namanya. Nah biasanya ada orangnya." Jawab Zihao sembari memeragakan bentuk yang dimaksud.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sky - zofrenia || Boy Story
Teen Fictionini cerita tentang seorang perawat yang merawat ke 6 pasien rumah sakit jiwa, yang menderita skizofrenia, dengan harapan setinggi langit. happy reading! Start : September 2021 End : Maret 2024 High rank : #1 - Xinlong - Waras - ODGJ - Zeyu - Liziha...