"anjing" & "domba"

268 41 0
                                    

Kembali keruangan dengan pendingin suhu yang disetel sangat sejuk mendekati beku. Ya, ruang pak Ji. Tak heran jika beliau selalu mengenakan mantel diruangannya. Aroma obat-obatan juga cukup menyengat disini, meskipun obat-obatan itu disimpan di kotak pendingin besar yang berada disudut ruangan.

"Maaf jika membuatmu tak nyaman dengan aromanya, obat-obat ini petugas pindahkan karena pendingin ruangan khusus obat-obatan sedang rusak. Jika tidak di dinginkan secara maksimal, semua obat disini akan cepat kadaluarsa." Ucap pak Ji seperti mendengar isi otakku.

"Tidak apa, saya sudah terbiasa. Ada apa bapak panggil saya?" Tanyaku melihat matanya konstan.

"Tidak ada, saya hanya mau memberi tahu jika ponsel saya rusak setelah terlempar ke sungai saat saya nyaris kecelakaan mobil tadi. Kartu SIM saya juga patah." Katanya, juga menunjukkan ponselnya yang sudah nyaris hancur.

"Jadi.. ada satu syarat yang lupa saya sampaikan. Kamu tidak bisa pulang, kamu harus bekerja dan tinggal di sini sampai kontrak kamu habis. Kamu bisa meminta apapun tanpa keluar dari sini." Lanjutnya.

"Baik. Sekarang saya hanya ingin meminta 1 hal." Ucapku menatap netranya dalam.

"Cerita kan padaku asal usul mereka."

-/-

Krek.. krak.

Hah.. sudah ku duga, dia tidak akan langsung mengatakan apa yang ku mau. Dia masih menyuruh ku menunggu hingga waktu pulang para perawat, kecuali aku.

Sekarang, tanpa diantar siapapun, bahkan tanpa kesadaran ku, aku telah masuk di ruangan dengan tanda seru di bagian depan. Bukan, bukan ruang laboratorium, itu bentuknya beda. Ini segitiga dengan tanda seru, seperti yang biasa ada di atas tanda palang kereta api. Tapi ini berwarna merah menyala.

Tunggu dulu. Apakah ini kamar berbahaya? Tuhan tolong aku.

"Guk! Guk!"

"Astaga!" Pekik ku nyaris terpental akibat mendengar gonggongan anjing.

Mataku menelusur, mencari sosok anjing yang baru saja menggonggong. Tidak ada. Maksudku ada, ada seekor anjing disudut, tapi sedang tertidur pulas. Mana mungkin menggonggong kearahku. Bahkan jika itu igauannya, tidak dilontarkan kearahku.

"Halo.. apa ada orang disini?" Panggil ku pada penghuni kamar yang tidak terlihat batang hidungnya dari tadi.

"Guk! Guk!"

"Ah!" Pekik ku kali ini menutup telinga. Entah mengapa lama kelamaan suaranya menjadi sebuah traumatik untuk ku.

"Siapa disana?! Tolong jawab aku!" Seru ku dan berjongkok menatap sekitar ku. Karena suaranya terasa seperti tepat di sampingku. Tapi tidak ada siapapun disini.

"Guk! Guk!"

Brak!

"Ah!" Pekik ku setelah tubuhku ditabrak dan terkungkung oleh seseorang dari arah belakang.

"Siapa kamu?! Jangan aniaya saya.. aku mohon.." rintih ku ketakutan bahkan nyaris mengeluarkan air mata.

"Mingrui!" Teriak seseorang dari luar, aku kenal ini suara siapa, Jia Hanyu.

"HanYu.. tolong aku.." rintih ku. Aku benar-benar terkungkung nyaris tidak bisa bergerak.

"Gou, stop Gou! Dia anak baru! Jangan di perawanin dulu!" Seru Hanyu sambil terus berusaha mendobrak pintu.

Aku menutup wajahku dengan kedua tanganku, menahan tangis sekuat tenaga. Aku mendengar deru nafasnya yang berat memburu cepat, seperti akan menerkam mangsanya tanpa ampun. Aku tidak tahu apa yang akan dan sedang terjadi. Aku hanya ingin bekerja dengan nyaman, aman, dan damai, itu saja. Apa itu susah terjadi di kastil tua ini?

Sky - zofrenia  || Boy StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang