D.2 : senja

180 28 1
                                    

Mulutku menganga, terkejut mendengar jawaban dan titahnya.

Aku tak tahu dia siapa, datang dari mana, kenal aku lewat apa, dan kapan bertemu, tiba-tiba saja ia menyuruh ku membunuh seseorang? Apa dia gila?

Oh ya tentu, disini hanya perawat yang waras. Untung saja aku tidak lupa.

"Hah?" Adalah respon pertamaku saat aku sedang tidak mengerti sesuatu.

"Dimana si brengsek itu sekarang?! Apa dia tengah tertidur layaknya bayi tanpa dosa?" Pekik lelaki itu mencaci maki dan mencari keberadaan Xinlong.

"Wait.. wait.. boss.. anda siapa? Pasien dari mana? Mengapa anda datang dan langsung berkata hal-hal sarkas semacam itu? Tidak bisa kah anda sopan sedikit, tuan?" Tanyaku dengan perasaan buruk pada pria ini.

Meskipun ia terbilang tampan tapi attitude nya sangat jelek. Ya, sungguh, ini baru kali pertama pasien ku dicaci-maki oleh pasien lain.

"Ha-ha-ha! Sopan?" Tanyanya dengan lagak bossy. "Baiklah aku akan sesopan mungkin padamu yang mungkin tidak mengetahui masalah dia padaku." Ucapnya, kemudian merunduk dan mendekat ke arahku, dan membisikkan sesuatu padaku.

"Tapi, menikahlah dulu denganku, cantik." Bisiknya tepat disebelah daun telingaku.

Aku terkejut bukan main. Spontan aku mendorongnya menjauh. Meskipun ia hanya terhuyung, tapi itu memberiku sedikit ruang untuk segera berlari mencari pertolongan. Sedangkan dia hanya tertawa gila yang membuatku semakin frustasi bekerja disini.

Brugh!

Aku mendesis pelan saat kepalaku tanpa sengaja menabrak tubuh seseorang. Aku membuka mataku perlahan, dan ku dapati orang yang ku tabrak adalah pria yang dia cari cari sedari tadi.

"Kakak cantik?! Kakak cantik gapapa?!" Tanyanya sembari menepuk lengan atasku dan mengecek keseluruhan tubuhku.

"Xin.. Xinlong.." jawabku terbata, melihat wajahnya yang panik telah menabrak ku tadi. Dan aku lebih panik lagi.

"Kakak cantik kemana?! Longlong nyariin kakak cantik dari tadi. Kakak cantik kan janji nemenin longlong bobo!" Tagih nya perihal janjiku sebelum ia tidur siang.

"Long, cepat pergi.." titah ku lemah tak sanggup mengatakannya.

"Kenapa? Kakak cantik ada apa?" Tanyanya mulai panik kembali.

"AKU BILANG PERGI! KUNCI SEL MU! ATAU KAU AKAN PERGI KE ALAM LAIN!" Pekik ku dan menangis tak sanggup membayangkan jika aku bercerita dahulu.

"Kakak cantik ada ap.."

Tap tap tap ~

"Kakak cantik.. kakak cantik.. HA-HA-HA!" Ucap pria tadi mengikuti ucapan Xinlong disertai tawa gila.

"Bungsu.. akhirnya kita bertemu. Apakah ini reuni keluarga?" Sapanya dan kembali tertawa.

"Jun.. Lin.." balas Xinlong menatap orang yang memanggilnya.

Jantungku seperti berhenti berdetak. Apa yang mereka katakan? Apakah mereka satu keluarga? Tidak mungkin dalam 1 keluarga dua orang masuk rumah sakit jiwa yang sama!

"Apa kau mengenalnya?" Bisik ku, karena suaraku tidak bisa dikeluarkan akibat ketakutan.

Xinlong menatapku dalam, benar-benar intens. Kemudian tersenyum manis.

"Kak, dengarkan aku. Pergilah ke sudut atau cari Jia Bao Ge. Aku tahu ini mungkin ini akan menjadi kali terakhir kakak merawatku." Perintahnya, kemudian bangkit berdiri. Sedangkan aku masih tetap terduduk mencoba mencerna apa yang baru ia katakan.

Sky - zofrenia  || Boy StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang