Enam tahun lalu. Seorang anak laki-laki dengan rambut panjang sebahu asik membantu sang Mama memasak di dapur. Dengan senandung ria ia mengocok adonan yang akan dijadikan kue cangkir (cupcake), sedangkan sang Mama menyiapkan oven kecil untuk memanaskan adonan kue yang telah anaknya buat dengan sepenuh cinta.
Hari itu, anak itu penuh dengan kegembiraan. Meskipun wajah dan tubuhnya penuh tepung, tapi senyum dan senandung lembut khas anak usia 10 tahun tak henti ia torehkan ke sang bunda. Ia merasa hari itu benar-benar spesial, Mama membuatkan kue cangkir berbau manis, ia juga bertambah usia menjadi 10 tahun, sang adik yang berusia 7 tahun terlihat cantik di depan cermin dengan gaun yang ia belikan, dan Papa berjanji akan pulang cepat hari ini!
Setelah mengemas diri, ia membantu Mama menata meja makan secantik mungkin dengan makanan manis yang telah ia buat tersaji rapi diatasnya. Ia juga mendandani adiknya agar menjadi gadis paling cantik di ulang tahunnya kali ini, meskipun hanya dirayakan dengan keluarga kecil saja.
Sekarang, ia hanya perlu menunggu Papa pulang dan Mama selesai berdandan, sambil menjaga adiknya agar tidak menyentuh atau menyerobot makanan sebelum seluruh keluarga hadir di meja makan. Shuyang benar-benar menantikan momentum ini.
Tapi..
Ini sudah jam 10 malam, sudah lewat dari jam tidur. Bahkan lilin merah dalam gelas sudah nyaris padam, adiknya juga sudah merengek mengantuk dan lapar karena kedua orang tuanya tidak kunjung datang ke meja makan, padahal Mama nya bilang hanya mengganti pakaian di kamar, Papa nya juga seharusnya sudah tiba sejak sore tadi karena suara mobilnya terdengar masuk garasi sedari tadi, tetapi satupun tak kunjung menunjukkan batang hidungnya.
Shuyang kecil mulai berpikiran negatif. Ia menahan tangis sambil menggigit bibirnya sendiri agar tak keluar suara isak tangisnya. Ia mengeluarkan lilin angka 10 dari dalam kantungnya dan menyalakan pemantik dengan hati-hati. Tangannya benar-benar gemetaran saat memegang lilin yang sudah terbakar, matanya pun penuh dengan air yang akan menitik sebentar lagi. Lilin kecil itu ia tusukkan ke salah satu kue cangkir di depan adiknya yang tengah menatap sang kakak dengan wajah sumringah.
"Kakak sudah besar!" sorak adiknya sambil bertepuk tangan melihat sang kakak berhasil menyalakan api yang menerangi mereka berdua kini. Yang dibalas senyuman hangat dari sang kakak.
"Kakak, aku punya hadiah buat kakak, tunggu!" pekik adiknya sembari tangan kirinya menggapai kotak di kakinya sedangkan tangan kanannya menggenggam tangan kakaknya seolah tak mau hilang.
"Tada!" teriak girang anak berambut kuncir kuda itu sembari memberikan kotak berukuran sedang bersampul merah muda kepada kakaknya. "Ini buat makasih aku buat gaunnya! Kakak lebih tau aku lebih dari siapapun!" lanjutnya ceria.
Shuyang mencubit pipi adiknya pelan dan mengelusnya sambil tertawa "sama-sama cantiknya kakak" katanya. Kemudian berlanjut dengan membuka kado tersebut yang berisi sebuah boneka domba.
"Kakak suka?" tanya adiknya dengan gaya imutnya khas anak umur tujuh tahun. "Aku beli dari tabungan aku buat kakak" lanjutnya dengan cengiran.
Shuyang mengelus kepala boneka domba dan menatapnya sayu "kenapa domba?" tanya Shuyang, suaranya serak dan bergetar tapi bibirnya tersenyum lebar dan manis.
"Karena kakak lucu kayak domba! Mbeeekkk!! Haha. Aku suka domba!" tawa adiknya sambil memperagakan seekor domba dan terus mengembik sambil tertawa geli menggoda kakaknya.
Shuyang ikut tertawa geli dan mengusap air matanya kasar. "Tiup ini dan ayo makan!" katanya sambil menyodorkan lilin itu diantara mereka yang diangguki oleh sang adik.
"3.. 2.. 1.."
Fyuh~
"Mari makan!"
PRANG!
.
.
."Bawa dia"
◐Sky - Zofrenia◐
Uhuk uhuk!
Aku terbatuk beberapa kali akibat tersedak saat minum air botol, yang dibantu ZeYu dengan menepuk-nepuk punggung ku. Sedangkan yang lainnya masih asyik bermain dengan riang berlarian kesana-kemari tak jauh dari tempatku dan ZeYu duduk.
Untuk kedua kalinya, aku mengajak mereka pergi dari tempat rehabilitasi itu untuk menemui Shuyang yang katanya ada dirumahnya, tentunya dengan diam-diam dan tanpa izin siapapun, hehe.
Aku mengganti baju mereka terlebih dahulu agar tidak terlihat seperti seorang pasien RSJ, juga membawa obat-obatan dan barang-barang lainnya seperti makanan dan baju ganti. Aku berniat untuk menginap di sana untuk sementara waktu, toh keluarganya tidak gila juga, jadi aman harusnya.
Sejujurnya aku tidak tahu dimana rumahnya, tapi aku sudah berhasil sampai di wilayahnya saja itu sudah sangat bersyukur. Aku sudah menanyakan sambil menunjukkan foto Shuyang ke siapapun yang lewat, tapi tak satupun mengetahuinya, lebih tepatnya mereka pura-pura tidak mengenalinya. Tapi ya sudah, mungkin mereka alergi orang gila.
"Leon" panggil HanYu yang baru saja selesai pipis dibelakang pohon yang dipanjat Mingrui yang sedang menjadi monyet. "Aku lapar" katanya sambil memegang perutnya dan memelas.
"Aaaaaa kakak cantik tolong aku!" teriak Xinlong sambil berlari kearah ku, tangannya memegang boneka Hello Kitty milik Zihao, dibelakangnya juga terlihat Zihao yang mengejarnya. Dan langsung bersembunyi di belakang punggung ku.
"Aaaahh Xinlong kembalikan!!" teriak Zihao yang berdiri di depan ku sambil berusaha menggapai bonekanya karena Xinlong bersembunyi dibalik badanku, "Leon! Marahin dia! Aku capek mengasuhnya!" tunjuk Zihao dan berlagak merajuk dengan imut.
Aku tertawa kecil dan mengambil boneka digenggaman Xinlong dengan mudahnya, kemudian memberikannya ke Zihao. Sebelum Xinlong yang gantian merajuk, aku segera menyuapnya dengan gantungan Spiderman yang langsung disabet dengan girang.
"Baik, siapa yang lapar?!" pekik ku sambil mengangkat tangan, yang langsung diacungi semuanya dengan semangat.
"Aku! Aku! Aku!" teriak mereka bersahutan sambil mengerumuni ku bak anak kecil yang akan diberikan jajanan. Bahkan Mingrui langsung loncat dari pohon itu.
Dengan cepat aku langsung mengacung jari telunjuk ke depan bibir "ssstt! Nanti kita ketahuan pak Ji!" ancam ku sambil terkekeh, yang dituruti mereka dengan menutup mulut dengan tangan bersamaan.
"Wip bin liping wats paping shuttt! Shuutt!! Berisik berisik!! Shuutt!!" ucap mereka bersamaan sambil mengikuti gerakan ku yang menaruh telunjuk dibibir. Yang tentu saja mengundang tawa geli bagiku.
Aku menggelengkan kepala sejenak. Aku kembali teringat akan mimpiku saat itu, aku menarik nafas dalam-dalam sambil menatap sebuah restoran dibelakang ku. Sambil menghembuskan nafas senyumku mengembang seketika. "Restoran babi ya.." gumam ku dan mendengus geli.
"Baiklah.." aku memutar kepala ku kearah mereka dengan senyum geli. "Siapa anak babi disini?!"
"SHUYANG!!!!"
.
.
.Sementara itu..
Di sebuah ruangan yang kotor dan berisi banyak babi, terantai seorang anak laki-laki dengan tubuh bertelanjang dada terduduk lemah dilantai. Kaki dan tangannya di pasung, aroma tubuhnya juga tidak karuan, kepalanya tertunduk dan mulutnya terus meracau kata-kata tak beraturan.
Seorang gadis cantik berpakaian sederhana berjongkok di depannya, memegangi sebuah nampan berisi semangkok nasi dan beberapa lauk serta segelas air putih. Ia menatap lama pria di depannya hingga sebuah nafas berat berhembus dari bibir mungilnya.
Ia menaruh nampan itu di lantai sebentar, kemudian dari sakunya ia keluarkan tisu basah. Tanpa lama, ia segera mengelap tubuh pria itu perlahan dan lembut, seolah terlihat jelas kasih sayang yang tulus dari setiap usapannya. Rambut pria itu juga ia semprotkan air pelan-pelan hingga terlihat cukup bersih.
Setelah selesai merapikan tisu-tisu kotor, ia mengelus wajah pria itu, senyum hangat mengembang di pipinya. Ia duduk kemudian menaruh nampan itu di pahanya, dan mulai menyendok nasi beserta lauknya.
"Kakak.. Ayo makan. Teman kakak datang"
――――――――――
To be continued
――――――――――
KAMU SEDANG MEMBACA
Sky - zofrenia || Boy Story
Teen Fictionini cerita tentang seorang perawat yang merawat ke 6 pasien rumah sakit jiwa, yang menderita skizofrenia, dengan harapan setinggi langit. happy reading! Start : September 2021 End : Maret 2024 High rank : #1 - Xinlong - Waras - ODGJ - Zeyu - Liziha...