29. Runaway

77 8 3
                                    

Aku sedang mendengarkan lautan beserta gemuruh ombaknya dan racauan pelikan yang mengelilinginya. Aku melihat wajah di pasir. Tapi saat aku mengambilnya, itu hilang dari tangan ku.

Ya, ini hanya mimpi. Mimpi yang sangat panjang dan terasa nyata.

Aku bermimpi..
Seperti saat aku masih tujuh tahun.

Aku memanjat pohon seakan itu adalah pohon kacang yang diatas sana akan ada kerajaan raksasa.

Saat aku sampai di puncak, aku merasa melihat potongan cantik surga dengan keindahannya.

"Tunggu untuk ku" bisik ku pada potongan surga itu, dan segera turun dari pohon meninggalkannya.

.

Aku berlari jauh, sambil berpikir "apakah aku akan lari dari dunia ini suatu hari nanti?" Ya, tidak ada yang tahu.

Dan aku menari ditengah derasnya hujan. Merasakan kembali kehidupan dan seakan tidak bisa mengeluh.

Tapi, tidak. Aku tahu ini palsu. Ini bukan tempatku, aku tidak tahu ini dimana.

Bawa aku pulang..
Bawa aku pulang ke tempat asal ku..
Aku mohon..

.

"Shuyang.. Shuyang bangun.."
"Apa kamu dengar?"
"Ayo bangun.. ini aku, Gou MingRui"

+/-


Beberapa jam sebelumnya..

"Anak-anak, duduk" Titah ku pada kelima pria yang mengelilingi anak gadis itu yang membuat dia merasa tak nyaman.

Omong-omong gadis itu ku giring ke kamar Shuyang di lantai 3, agar pembicaraan lebih intim dan pribadi karena siapa sih yang berani menerobos barikade pasien lantai 3 selain aku? Hehe.

Aku mengambil blank note, pulpen, perekam suara, minum, juga kursi lipat dan langsung mendudukinya tepat berhadapan dengan gadis itu. Dan gadis itu duduk diatas kasur Shuyang.

"Dimana Shuyang?" Tanyaku dengan nada tegas pada gadis yang masih terlihat takut dengan lima pria ku. "Jangan gubris mereka, fokus padaku" titah ku.

"Kak Shuyang.. dirumah ku" jawabnya takut-takut. Melihat ini, aku memberinya minum yang barusan aku ambil.

"Minum ini. Jangan tegang, kamu lebih aman dengan kita disini daripada diluar tadi. Aku perawatnya, dan mereka semua sahabatnya. Kita gak akan nyakitin kamu, karena kita juga masih nyari Shuyang" ucapku menghela napas.

"Kau siapa dan rumah mu dimana? Apa Shuyang mengancam keluarga mu saat dia singgah? Jelaskan semuanya" lanjut ku mulai menyalakan perekam suara.

"Aku.. panggil aku Ren, itu marga ku juga. Sebenarnya orang tua ku yang membawa pulang kak Shuyang, entah dari mana. Aku tau kak Shuyang masih gila makanya aku kaget dia dibawa pulang lagi.." ujar Ren bercerita.

"Lagi?" Tanyaku karena terkejut dengan kata 'pulang lagi' seakan itu bukan kali pertama Shuyang kabur.

"I-iya.. rumahku sebenernya restoran yang waktu itu kalian singgahi, dibelakangnya. Aku ingin menemui kalian tapi aku harus menjaga Shuyang atas permintaan ibu ku. Dan sebenarnya.. itu juga rumah Shuyang" lanjutnya yang membuat aku tercengang.

"Hah?" Spontan aku dan lima pasienku saling beradu pandang dan menalar.

"Berarti.. waktu itu ada Yang Di? Dimana?" Tanya Xinlong dengan wajah agak panik.

"BENERKAN?! Aku tau disitu ada adikku! Aku bisa menciumnya!" Pekik MingRui yang napasnya mulai memberat mengingat saat itu ucapannya tidak kita percaya.

Sky - zofrenia  || Boy StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang