35

2.7K 299 17
                                    

"Oeekkk.. "

Aldebaran terbangun dari tidurnya, mendengar suara tangisan anaknya yang begitu nyaring ditelinga nya. "Sayang sstt.. Anak papa.." Aldebaran menepuk nepuk pelan pantat Reyan,namun Reyan masih saja menangis.

"Andin kemana ya? Jam berapa ini?" Aldebaran meraba raba rak meja mencari handphone nya. "Masih jam 3 pagi...ndin..andin.." Panggil Al lirih melihat pintu kamarnya yang sedikit terbuka namun Andin tak datang datang juga.

"Andin kemana sih.. Mana Reyan nangis lagi." Gumam Al sambil mengumpulkan tenaganya.
Reyan yang terus saja menangis, bahkan tangisannya tambah keras mau tak mau Al harus menenangkannya."Sayang anak papa haus ya? Bentar tunggu mama ya, sini sama papa.." Al bangkit dari kasur, dan menggendong Reyan, ia berjalan jalan diruang kamarnya mencari Andin.

"Andin.. Kamu dikamar mandi?" Tanya Al mengetuk ngetuk pintu kamar mandi, namun tetap saja tidak ada jawaban dari dalam kamar mandi.

"Loh mas, kamu ngapain disitu?" Tiba tiba Andin datang, melihat Al yang berdiri celingak celinguk sambil menggendong Reyan.

"Kamu kemana sih ndin jam segini? anaknya nangis.."

"I-itu tadi a-aku ke... "

"Ke mana?"

"Ke dapur."

"Ngapain?"

"Tadi aku bikin teh, soalnya gak bisa tidur." Jawab Andin membuat Al heran, jam segini Andin belum tidur, pasti ada apanya.

"Ini gendong Reyan, dia haus." Al memberikan Reyan ke Andin, namun tak sengaja Al menyentuh tangan Andin. "Loh ndin.. Kamu sakit? Kamu panas gini loh tangannya." Ucap Al memegang megang tangan Andin.

"Gak mas,aku gapapa, kamu aja yang tangannya dingin mas." Jawab Andin bohong ke Al, ia sebenarnya memang agak sakit, kepalanya pusing, dan agak kedinginan. Ia tak mungkin jujur ke suaminya, kalau dia jujur, terus dia sakit nanti siapa yang ngurus suaminya? Apalagi suaminya masih perlu dirawat.

"Gak ndin.. Kamu sakit, nih ha.. " Al menempelkan tangannya dikening, dan dileher Andin, dengan cepat Andin menepis tangan Al. "Udah mas, kamu tidur ya.."

"Tidur gimana ndin?kamu lagi sakit.."

"Aku cuma pusing aja!" Andin duduk di kasur sambil menyusui Reyan yang tadinya menangis sekarang sudah diam tak bersuara.

"Pusing?"

Andin mengangguk anggukkan kepalanya. "Udah kamu tidur aja mas, aku udah minum obat, aku gapapa, kamu tidur ya."

Al mulai merangkak kembali keatas kasur, dan memandangi Andin yang sedang menyusui Reyan. "Ndin beneran kamu gapapa?"

"Gapapa."

"kalo kamu gak kuat, saya aja yang njagain Reyan ndin, kamu tidur, mata kamu merah tuh kayak nangis karena demam, yakan?"

"Gak mas kamu tidur!"

"Gak ndin, kamu yang tidur!"

"Aku gak tidur karena aku nyusui Reyan mas.. "

"Bisa gak kamu nyusuinya sambil tiduran?kalo kamu kek gitu terus bisa capek ndin." Ucap Al kini bangun dan menyenderkan badannya.

Andin yang malas beribut mau tak mau membaringkan tubuh nya dan lanjut menyusui Reyan menghadap Al. "Udah kan? Kamu tidur sana mas, besok kerja." Suruh Andin meminta Al untuk tidur namun ia tetap terdiam menatap Andin.

"Mas tidur!"

"Kamu juga tidur ndin."

"Aku gak bisa tidur mas.." Cetus Andin melihat suaminya ini yang ngeyel minta ampun, susah dibilangin.

ALDEBARANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang