12

3.6K 312 12
                                    

Jam menunjukkan pukul 14.00.
Andin terbangun dari tidurnya. Melihat kanan kirinya yang hanya ada dua buah guling.

"Mas Al mana?" Andin mengucek ucek matanya, ia berusaha bangkit dari tempat tidurnya.

(Kring.. Kring..)
Suara Handphone

"Mas Al pergi tapi handphone nya gak dibawa." Andin mengambil handphone Al yang terletak diatas rak meja. "Nomor siapa ini?4 kali manggil, mending aku cari mas Al deh, siapa tau penting." Andin yang ingin keluar dari kamar dihentikan lagi dengan panggilan nomor yang tidak dikenal.  Mau tak mau Andin mengangkat nya sendiri.

"Hai Al." Terdengar suara perempuan yang tak asing ditelinga Andin. "Kamu kok gak pergi kekantor sih? Aku kangen tau."

Jantung Andin berdebar debar, rasanya tak percaya dengan perkataan perempuan itu yang tak lain lagi adalah Agnes.

"Al? Kok diem sih? Aku tadi kekantor kamu, tapi kamu katanya gak bisa dateng ke kantor jadi aku pulang deh, padahal aku udah buatin makan pagi buat kamu."

Andin terdiam, ia berusaha mengatur dirinya agar tetap tenang, rasanya ingin sekali ia mematahkan leher perempuan itu dengan kedua tangannya.

"Halo Al? Kok diem? Kaget ya kenapa aku bisa tau nomor kamu, aku tau nomor kamu dar-"

"SAYA ISTRINYA."

"A-andin?"

"Saya kasih tau, JANGAN DEKATI SUAMI SAYA ATAU KAMU AKAN TERKENA MASALAH. SAYA GAK MAIN MAIN, SAYA DINIKAHI SEORANG ALDEBARAN KARNA SAYA BUKAN PEREMPUAN BODOH, KAMU BELUM MENGENAL SAYA SEPERTI APA, JADI JANGAN MENCARI MASALAH SAMA SAYA!"  Perkataan Andin sukses membuat Agnes terdiam tak menjawab apapun, ia langsung mematikan panggilan tersebut.

(Ceklek)
Suara pintu terbuka

"Andin? Kamu udah bangun ternyata." Al masuk kekamar, sambil membawa nampan yang berisi nasi,lauk dan susu ibu hamil.

Andin yang melihat Al terdiam, memasang wajah garangnya, ia membayangkan perkataan Agnes yang bilang kalau ia kangen dengan suami nya.

"Kamu kenapa sih ndin ngliatin saya begitu? Makan sini, saya suapin, perut kamu harus diisi." Andin tak menggubris perkataan Al, ia malah menatap Al lebih tajam.

Al yang mengambil handphone nya, bingung ada panggilan 5 kali, namun 1 terjawab.

"Ini nomor siapa ya? Ndin kamu ad-" Belum sempat Al melanjutkan perkataannya, Andin langsung memotong. "Dari Agnes."

"AGNES?!"

"Kenapa kok kaget gitu?"

"Y-ya maksudnya ngapain dia nelfon saya?"

"Ya gak tau, mending kamu telfon lagi biar tau."

"Kamu kok marah marah gitu sih ndin? Saya kan gak tau."

Andin yang masih menatap Al, tak kuat menahan air matanya yang sudah hampir menetes.

"Ndin, kamu kok nangis?" Al yang hendak memegang pipi Andin dicegah oleh tangan Andin. "Ndin.."

"Mas.. Aku tau Agnes itu masa lalu kamu, tapi aku gak mau dia balik lagi ke kamu mas,aku gak mau, aku gak bisa hidup sendiri tanpa kamu, kamu harus tau itu!" Ucap Andin menundukkan kepala nya, air matanya mengalir deras membuat Al juga tak bisa menahan air matanya.

"Saya tau ndin, saya tau"

"TERUS KALAU TAU, KENAPA PEREMPUAN ITU BILANG KALAU DIA KANGEN SAMA KAMU?!"

ALDEBARANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang