Part 9 - Fish Pool

2.9K 266 155
                                    

Seharian ini Sebastian menunggu panggilan dari Aruna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seharian ini Sebastian menunggu panggilan dari Aruna. Dia benar-benar tidak bisa tidur ketika ingat bagaimana Aruna terisak di ujung sana. Selama dia mengenal Aruna, tidak sekalipun dia melihat Aruna terlihat sedih apalagi sampai menangis. Yang dia ingat dari gadis itu hanyalah senyumnya yang cerah. Bahkan di saat mendung pun, senyum Aruna mampu membuat harinya cerah seketika.

Sebastian tidak pernah sekalipun merayu Aruna walaupun mereka cukup sering bertemu mengingat restoran dan studio mereka bersebelahan. Aruna bukan tipe orang yang akan tersipu saat kau mengatakan dirinya cantik. Dia hanya akan tersipu saat kau mengatakan sesuatu yang menakjubkan tentang goresan tinta dari tangannya.

Setelah gagal bersabar menunggu telepon dari Aruna, Sebastian pun memutuskan untuk menghubunginya terlebih dahulu. Dia sangat bersyukur saat gadis itu langsung menerima teleponnya dan dia bisa mendengar tawanya lagi. Sejak kemarin, Sebastian menyadari, dampak dari mendengar tangisan Aruna dan betapa leganya dia bisa kembali mendengar tawa Aruna.

Dia sudah memutuskan, dia akan kembali ke Asia. Dia bahkan berbohong tentang keluarganya yang menginginkannya untuk kembali. Sebastian ingin memastikan sendiri Aruna bahagia sebelum dia merelakannya.

"Itulah masalahmu. Kau terlalu cepat bosan," ucap Aruna sambil diselingi tawa.

Sebastian terdiam. Aruna belum mengenalnya dengan benar. "Kalau denganmu, aku cukup yakin tidak akan bosan walau sampai 100 tahun," kata Sebastian. Bahkan dirinya sendiri terpaku dengan ucapannya. Sepertinya dia menyadari seberapa istimewa seorang Aruna baginya.

Dia tidak peduli lagi. Tangisan Aruna kemarin menjadi semacam pertanda baginya. Dia akan memutuskan untuk terus maju atau mundur saat bertemu Aruna nanti. Dia sudah membuat keputusan dan dia tidak akan berubah pikiran.

"HHmmm ... sayangnya kau terlambat berjuta-juta langkah dari Malik," kata Aruna.

"Berjuta-juta langkah?" ulang Sebastian.

"He em. Dia sudah melamarku sejak berusia tujuh tahun. Kau terlalu sibuk bermain-main dengan banyak wanita cantik," kekeh Aruna.

"Oke, tidak adil. Saat umur tujuh tahun aku belum bertemu denganmu. Dan saat usiaku tujuh tahun aku masih dibuat sibuk dengan teman-temanku yang selalu menyeretku bermain di sawah, lumpur, kerbau, tai kerbau .. ," protes Sebastian dan Aruna tertawa lebih keras di ujung sana.

Seketika, udara segar berhembus di dadanya. Kenapa tidak dari dulu dia membuat Aruna tertawa selepas ini? Kenapa tidak dari dulu dia mengambil langkah? Sebastian bodoh. Pikiran ini yang sekarang memenuhi kepala Sebastian.

 Pikiran ini yang sekarang memenuhi kepala Sebastian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Stealing My Fiance [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang