Sebastian membawanya ke sebuah retoran mewah untuk romantic dinner yang dia sebutkan tadi. Aruna sendiri belum pernah ke tempat itu, jadi saat pertama kali masuk, hal mencolok di dalam restoran tersebut adalah sebuah pohon besar yang menjulang tepat di tengah-tengah restoran hingga ujung pohon menyentuh langit-langit bangunan.
Sebastian menggandeng tangan Aruna dan mengajaknya duduk di lantai dua yang bisa terlihat dari lantai satu juga karena design mezaninenya.
"Dari mana kau tahu tempat ini? Aku bahkan belum pernah ke sini," ucap Aruna sambil melepas sling bag yang dia bawa dan menaruhnya di kursi kosong tepat sampingnya.
"Aku mencari tahu di internet dan restoran ini salah satu rekomendasi yang diberikan Google," ucap Sebastian.
Seorang pelayan datang dan memberikan buku menu kepada keduanya sebelum dengan sopan, mempersilahkan dirinya sendiri.
"Bagaimana progress rencana pameranmu?" tanya Sebastian dengan buku menu yang masih tertutup, sedangkan Aruna sudah mulai memilih-milih.
"Entahlah. Aku masih memiliki sepuluh lukisan yang rampung. Mungkin aku belum bisa kalau mau mengadakan pameran tunggal," jawab Aruna dengan mata masih fokus dengan berbagai menu yang ada di buku.
"If you can't go with solo exhibition, sebaiknya kau mengikuti collective exhibition seperti terakhir kali di New York," usul Sebastian.
"Ya, rencananya begitu. Aku harus segera mencari info," jawab Aruna kali ini sudah mengangkat kepala dan jari telujuk kanan sedang menunjuk ke menu yang dia pilih.
"Aku pesan ini," imbuh Aruna.
"Baiklah, aku akan memesan yang sama," sahut Sebastian.
Sebastian mengangkat tangannya dan seorang pelayan dengan sigap mendatangi meja mereka dan mencatat pesanan yang disebutkan Sebastian.
"Maaf beberapa hari ini aku tidak datang ke tempatmu," kata Aruna.
"Tidak masalah. Aku juga menyesal kalau kau datang dan aku tidak bisa menemanimu," ucap Sebastian dengan senyum di wajah.
"Apakah restoranmu masih ramai?"
"Ya, syukurlah. Semua berjalan sangat lancar. Lebih dari yang aku bayangkan. Kami juga sedang mencari pegawai tambahan untuk tempat kami," ucap Sebastian.
Aruna mengangguk pelan. Dia menatap wajah tampan Sebastian, berusaha menghipnotis dirinya sendiri dengan segala yang dimiliki Sebastian.
"Kenapa?" tanya Sebastian sambil tertawa kecil.
"Kenapa apa?" Aruna bertanya balik.
"Kenapa kau terus melihat wajahku?" tanya Sebastian.
"Kau sangat tampan dan baik. Wanita mana pun yang mendapatkanmu pasti sangat beruntung," ucap Aruna masih menatap wajah pria yang duduk di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stealing My Fiance [COMPLETED]
ChickLit[Shortlist Winner AIFIL 2023 dan pemenang Kontes Colorful Days of April oleh @AmbassadorID @WattpadChiclitID @WattpadRomanceID dkk] Gadis itu menolak untuk menyerahkan tunangannya ke wanita bernama Wulan Kirana Saraswati. Saat banyak yang mengatakan...