Beberapa lembar fotocopy koran lama tergeletak di depannya. Ruangan kamarnya dia biarkan gelap, hanya ada lampu malam kecil yang menyala. Wulan sudah membaca berita-berita tersebut beberapa kali hingga dia cukup yakin dia sudah hafal isinya. Dia kemudian meraih ponsel dan melihat foto dirinya dan Malik saat mereka menikmati makan malam bersama untuk pertama kalinya.
Saat pertama kali atasan di tempat kerjanya itu memberikan tumpangan pulang, dia menjadi semakin tertarik saat melihat foto seseorang yang dia kenal tergantung di mobilnya. Ya, foto Aruna. Wulan langsung bisa mengenali wajah di foto tersebut.
Wulan tidak tahu bahwa saat itu Aruna tidak sedang di Indonesia. Baginya, akan sangat menarik jika bisa merebut pria dari teman lama yang selalu berhasil membuatnya tidak suka. Karena itu Wulan selalu mencari kesempatan untuk berpapasan dengan Malik dan bersikap lembut di hadapannya.
Pada akhirnya Malik memang memberikan perhatian padanya. Wulan selalu tidak sabar melihat wajah kecewa dan kaget Aruna saat melihat Malik bersamanya. Satu hal yang membuat Wulan sangat membenci Aruna. Mereka sama tapi kenapa Aruna lebih beruntung darinya. Dan setiap kali Wulan melihat senyum Aruna, Wulan selalu merasa gadis itu benar-benar tidak tahu diri.
Dia dan Aruna sama-sama anak angkat. Namun nasib Aruna jauh lebih baik darinya. Aruna dirawat orang tua kaya raya yang menyayanginya layaknya anak kandung sendiri. Berbeda dengan Wulan yang dipungut oleh keluarga yang sama sekali tidak memberikannya kasih sayang, terutama saat orang tua yang mengadopsinya dikaruniai anak sendiri. Setiap hari dalam hidupnya dia selalu diingatkan tentang posisinya dan bagaimana dia harus berterima kasih kepada mereka karena mau menerimnya dalam keluarga mereka.
Karena itulah saat pertama kali tahu bahwa Aruna adalah anak angkat, tumbuh kebencian yang luar biasa pada Aruna. Bagaimana bisa gadis itu berjalan dengan bahagianya dengan latar belakang yang sama dengannya. Dia ingin merenggut senyum di wajah Aruna seperti bagaimana senyumnya telah hilang lama.
Namun keinginan awal tersebut sudah berubah. Dia tidak hanya ingin merebut milik Aruna. Dia ingin memiliki Malik untuk dirinya sendiri. Malik adalah orang pertama yang berhasil membuatnya percaya bahwa ada orang yang tulus peduli padanya.
Aruna sudah cukup beruntung memiliki keluarga seperti keluarganya sekarang. Dia tidak boleh memiliki Malik juga. Malik terlalu sempurna untuk Aruna.
Gadis itu menutup layar galerinya dan menelpon Malik.
"Ya Wulan ada apa?" sahut Malik di seberang sana.
"Apa kau akan tetap memilih Aruna dibandingkan aku?" lontar Wulan cepat.
Wulan bisa mendengar Malik menghela napas di ujung sana. "Aku akan mengatakannya lagi ..... Aku minta maaf kalau aku telah membuatmu salah mengartikan perhatianku buat kamu. Apa yang aku rasakan buat Aruna berbeda dengan apa yang aku rasakan ke kamu. Aku mencintai Aruna. Tidak akan ada yang sebanding dengan Aruna, bukan berarti Aruna jauh lebih baik darimu. Kalian berbeda. Dan karena itulah apa yang kurasakan berbeda dan nggak akan ada yang bisa gantiin Aruna. Wulan kumohon. Berhenti bersikap seperti ini," desah Malik di seberang sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stealing My Fiance [COMPLETED]
ChickLit[Shortlist Winner AIFIL 2023 dan pemenang Kontes Colorful Days of April oleh @AmbassadorID @WattpadChiclitID @WattpadRomanceID dkk] Gadis itu menolak untuk menyerahkan tunangannya ke wanita bernama Wulan Kirana Saraswati. Saat banyak yang mengatakan...