Wulan tidak menyelesaikan makanan yang disajikan karena dia harus kembali ke kantor. Saat hendak berjalan keluar, dia kembali melihat ke arah Aruna dan Sydney. Keduanya masih ada di meja mereka. Dengan mantap, Wulan pun berjalan kembali mendekati keduanya.
"Apa lagi?!" celetuk Sydney dengan sangat tidak ramahnya. 'Bodoh sekali,' batin Wulan. 'Apa dia lupa kalau dia artis dan di sini banyak orang. Setidaknya dia harus menjaga sikap,' cibir Wulan dalam hati.
"Aruna, apakah Malik sudah memberitahumu soal rencana liburan kami?" tanya Wulan menoleh ke Aruna dan mengabaikan Sydney yang baru saja bersikap tidak sopan padanya.
Aruna akhirnya menatapnya dan dengan malas berkata, "Wulan, urusan kamu dan Malik tidak perlu aku tahu kan? Kenapa kamu sepertinya memastikan aku harus tahu? Aku tidak mau mencampuri urusan kalian."
Wulan mengangkat kedua bahunya. "Aku hanya merasa tidak enak, sekali lagi, aku memang tidak seharusnya merasa begitu. Ini karena awalnya kau mengira kau yang akan pergi dengan Malik tapi, pada akhirnya akulah yang pergi bersamanya," kata Wulan dan Aruna menatapnya dengan kaget.
Wulan sudah menyangka, Aruna pasti sudah tahu tentang rencana bulan madu ke Eropa yang telah dipersiapkan Malik. Dia sangat puas melihat ekspresi Aruna.
"Aku tidak keberatan dan seperti yang kau bilang barusan, kau tidak perlu merasa tidak enak," kata Aruna tegas namun Wulan bisa melihat dengan jelas kekecewaan Aruna dan hal itu membuatnya puas.
"Sebaiknya kau pergi. Kau merusak selera makan kita," dengus Sydney dan Wulan hanya tersenyum menanggapinya.
"Oke aku pergi dulu. Aku sibuk, tidak memiliki banyak waktu senggang seperti kalian," kata Wulan kemudian melangkah pergi.
*
"Oke aku pergi dulu. Aku sibuk, tidak memiliki banyak waktu luang seperti kalian."
Sydney sudah mengangkat pantatnya dan sepertinya hendak menjambak Wulan tapi Aruna langsung menahan bahunya.
"Gila itu cewek! Sakit memang! Sibuk katanya?! Apa dia gak tahu gaji dia sebulan bisa aku hasilin dalam sehari! Kau juga! Kenapa selalu mengalah dengannya. Dari SMA hingga kini. Mulutnya terlatih banget menghina orang!" sungut Sydney sambil memukul meja keras.
"Sydney sudah stop. She's not worth it," kata Aruna lirih.
"Kenapa lagi? Kenapa lagi dengan ekspresimu itu?!" tanya Sydney dengan nada tinggi sambil menunjuk wajah Aruna.
"Aku harap Wulan bersikap seperti tadi hanya kepada kita," sahut Aruna.
"Maksud kamu?" tanya Sydney tidak mengerti.
"Malik orang yang baik. Dia pantas mendapatkan orang yang lebih baik dari Wulan. Karena itu aku harap Wulan bersikap seperti tadi hanya karena ini kita," jelas Aruna.
"Kenapa gak kamu ambil balik aja Malik. Aku pengen lihat wajah dia kalau itu sampai terjadi," tukas Sydney.
"Omongan kamu makin ngelantur," kekeh Aruna.
"Dia tadi bilang soal apa? Kenapa dia tidak merasa tidak enak?" tanya Sydney. Aruna pun menjelaskan pada temannya itu tentang rencana bulan madu yang telah disiapkan Malik. Dan mamanya Malik-lah yang memberitahu Aruna tentang ini. Kemudian, beberapa hari lalu, dia baru mengetahui ternyata Malik akan membawa Wulan wisata ke Eropa.
"Apa dia sayang sama liburan yang sudah dia pesan ya?" tanya Sydney menerawang.
"Sydney, bisa ganti topik please. Dadaku sudah merasa sesak," kata Aruna sambil menghela napas panjang. Dia memang sedang kesulitan bernapas saat bayangan Malik dan Wulan ke Eropa berdua. Hal ini sudah mengusiknya selama beberapa hari. Dan banyaknya orang yang memenuhi restoran Sebastian sama sekali tidak membantu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stealing My Fiance [COMPLETED]
ChickLit[Shortlist Winner AIFIL 2023 dan pemenang Kontes Colorful Days of April oleh @AmbassadorID @WattpadChiclitID @WattpadRomanceID dkk] Gadis itu menolak untuk menyerahkan tunangannya ke wanita bernama Wulan Kirana Saraswati. Saat banyak yang mengatakan...