Aruna menyiapkan omelette untuk sarapan pagi itu sembari menatap kesal ke arah Malik yang duduk di kursinya dengan laptop terbuka. Tidak butuh waktu lama untuk Aruna menyelesaikan omelette -nya. Dia kemudian meletakkan omelette tadi di atas meja di depan Malik dengan segelas orange juice.
"Kau tidak makan?" tanya Malik yang hanya melihat satu piring di meja.
"Aku mau tidur lagi. Nanti siang kita akan ke tempat Sebastian," ucap Aruna yang kemudian masuk lagi ke dalam kamarnya. Mata Malik mengikuti gadis itu dengan heran.
"Ini sudah siang dan kau mau tidur lagi?" gumam Malik pelan.
"Ini masih pagi dan aku mau tidur lagi!!"
Malik tersentak karena tidak menyangka Aruna mendengar gumamannya.
Setelah menyelesaikan sarapannya dan mencuci piring serta gelas yang sudah dia pakai, Malik mengintip ke kamar Aruna dan benar saja gadis itu sudah kembali tertidur pulas. Perlahan, Malik masuk kemudian membelai lembut gadis itu dan mencium pucuk kepalanya.
Malik kemudian beralih ke kamar mandi, cukup yakin mandi pagi akan membuat badannya kembali segar setelah perjalanan panjang kemarin.
Saat sudah di dalam kamar mandi, Malik membuka lemari kaca yang ada di sana. Dahinya mengernyit melihat dua botol obat dengan nama yang sama. Malik mengambil dua botol tadi. Satu botol masih tersegel sedangkan satunya lagi sudah terbuka. Malik membuka botol yang sudah tidak tersegel dan melihat hanya ada beberapa butir di dalamnya.
Dadanya seketika merasakan nyeri teramat sangat. Dia tahu betul apa obat yang saat ini dia pegang. Obat yang biasa diresepkan untuk mereka yang mengalami gangguan tidur. Malik meletakkan kembali dua botol obat tadi dan keluar dari kamar mandi. Dia kemudian mengambil ponselnya dan menelepon seseorang.
"Apakah aku menganggumu?" tanya Malik setelah panggilannya tersambung.
"Tidak. Ada apa?" tanya Sebastian di seberang sana.
"Apa kau tahu Aruna mengonsumsi obat tidur?" tanya Malik langsung.
"What?! Are you serious?" seru Sebatian terdengar sangat kaget.
"Mendengar reaksimu, seperti Aruna tidak pernah menceritakan padamu," lirih Malik. Selama ini Malik memang cukup sering menanyakan perihal Aruna pada Sebastian. Begitu dia tahu bahwa Sebastian berniat kembali ke New York, Malik langsung meminta bantuan pada Sebastian untuk bisa menemani Aruna. Karena Malik tahu, Aruna belum bisa menerima dirinya.
"Tidak. Dia tidak pernah mengatakan apa pun tentang itu," gumam Sebastian.
"Aku harus membawanya pulang," ucap Malik lebih pada dirinya sendiri dan Sebastian hanya memberikan respon gumaman tanda setuju.
*
Aruna yang baru terbangun menjelang jam makan siang, melihat ke arah Malik yang masih terlihat sibuk dengan laptopnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stealing My Fiance [COMPLETED]
ChickLit[Shortlist Winner AIFIL 2023 dan pemenang Kontes Colorful Days of April oleh @AmbassadorID @WattpadChiclitID @WattpadRomanceID dkk] Gadis itu menolak untuk menyerahkan tunangannya ke wanita bernama Wulan Kirana Saraswati. Saat banyak yang mengatakan...