"Malik."
"Malik."
Malik tersenyum dan kembali menyapa keduanya, "Hi."
Malik berjalan mendekat ke Aruna dan Sebastian kemudian dia menyalami Sebastian.
"Bagaimana kabarmu?" tanya Sebastian.
"Great."
"Sebaiknya aku meninggalkan kalian berdua. Pasti ada banyak yang ingin kalian bicarakan," ujar Sebastian. Dia kemudian menepuk bahu Malik dua kali dan mengacak rambut Aruna pelan.
"Be honest to yourself. This girl deserves happiness," bisik Sebastian pada Aruna sembari menunjuk Aruna.
Aruna dan Malik sama-sama memerhatikan Sebastian masuk ke mobilnya hingga dia pergi.
Saat Aruna menoleh, Malik sudah menatap ke arahnya dengan senyum lebarnya.
"Kamu terlihat lebih cantik dengan rambut pendekmu," kata Malik sambil menunjuk rambut sebahu Aruna. Tangan Aruna pun secara otomatis terjulur menyentuh rambutnya.
"Thanks," jawab Aruna singkat.
Keduanya sama-sama terdiam di pinggir jalan kemudian akhirnya Malik yang berbicara.
"Kau tidak akan mengajakku masuk?" tanya Malik.
Aruna, yang baru menyadari kesalahannya, terkesiap. "Ya, tentu saja. Ayo," jawab Aruna sedikit canggung.
Keduanya pun berjalan menuju gedung apartemen dan naik ke lantai sebelas. Setelah melewati koridor yang tidak seberapa panjang, Aruna berhenti di depan pintu kamarnya dan memasukkan kunci. Setelah pintu terbuka, gadis itu membukakan pintu dan membiarkan Malik masuk terlebih dahulu.
Saat sudah masuk, Malik mengedarkan matanya ke seluruh penjuru ruangan. Apartemen Aruna tidak seberapa besar dan barang yang ada di sana juga tidak seberapa banyak. Hanya ada satu kamar, satu dapur kecil, dan balkon minimalis.
"Kau sudah lama di sini?" tanya Malik masih berdiri di tempatnya.
"Iya. Travis yang membantuku mencarikan tempat ini. Aku sengaja mencari tempat yang dekat dengan restaurant Sebastian. Aku tidak menyangka Sebastian menyusul tahun lalu," kata Aruna sembari mengambilkan minuman dingin untuk Malik.
"Hhmm," gumam Malik.
"Bukankah kau ada wawancara awal minggu ini?" tanya Aruna sambil menyodorkan minuman tadi dan meminta Malik duduk dengan isyarat tangannya.
"Jadi kau membaca emailku," gumam Malik lebih pada dirinya sendiri. "Kau sudah lihat?"
"Ya, aku melihatnya tadi pagi," jawab Aruna.
"Bagaimana kau tahu apartemenku?" tanya Aruna heran.
"Aku memiliki cukup banyak informan," jawab Malik.
Aruna tertawa kecil sambil berkata, "Bukankah seharusnya aku merasa khawatir?" sindir Aruna.
"Aku hanya berusaha memastikan tidak akan kehilanganmu," ucap Malik.
Aruna hanya menundukkan kepala dan menggeleng pelan sambil masih tersenyum.
"Oh ya kau perlu tahu. Aku sengaja tidak membawa uang banyak. Visaku bertahan hanya selama enam bulan, dan aku tidak akan pulang tanpamu. Jadi, kau harus tahu posisiku cukup terdesak," ucap Malik dengan cukup santai.
"Apa?! Tapi aku belum berniat pulang. I have a job here," seru Aruna dengan mata melebar.
"Dan aku benar-benar tidak akan pulang tanpa membawamu," kata Malik sekali lagi dengan nada yang kelewat biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stealing My Fiance [COMPLETED]
ChickLit[Shortlist Winner AIFIL 2023 dan pemenang Kontes Colorful Days of April oleh @AmbassadorID @WattpadChiclitID @WattpadRomanceID dkk] Gadis itu menolak untuk menyerahkan tunangannya ke wanita bernama Wulan Kirana Saraswati. Saat banyak yang mengatakan...