Aruna membeku saat matanya dan mata Malik bertemu. Dunianya seperti berhenti. Dia merasakan déjà vu.
"Aruna, tidak sekarang, tidak di sini," bisik Sydney dan Aruna memutus kontak mata dengan Malik dan menoleh ke temannya yang masih menarik tangannya dan sekarang menatap dengan sendu.
"Aku harus bicara dengannya," kata Aruna pelan berusaha menarik tangannya dari Sydney.
"Aruna please. Listen to me. Pernikahan kalian tinggal sebulan. Jangan mengacaukannya. Kau tunggu di luar bersama Gilang. Aku yang akan memanggil Malik. Please," pinta Sydney dengan mata bergetar.
Aruna kembali menoleh ke Malik dan pria itu masih menatapnya.
"Ada apa?" tanya Gilang yang tidak mengerti apa yang sedang dibicarakan kedua temannya.
"Gilang, tolong temani Aruna ke depan dan tunggu aku di sana," perintah Sydney.
Gilang sudah membuka mulutnya hendak bertanya, tapi Sydney memotongnya. "Aku akan menceritakan semuanya nanti."
Sydney mengangguk dan Gilang pun demikian. Gilang memegang pundak Aruna dan mengajaknya ke depan.
*
Sydney mengepalkan tangan. Kalau saja saat ini dia tidak berada di sini, dia mungkin sudah benar-benar mencabik-cabik wajah Wulan. Sydney meminta maaf kepada beberapa temannya yang meminta foto bersama dan berjalan mantap ke arah Wulan dan Malik.
Dia melihat Wulan berdiri bersama beberapa teman wanita dengan Malik di sampingnya.
"Hai Malik, kau ingat aku kan?" tanya Sydney dengan raut wajah penuh emosi. Malik hanya menjawab Ya singkat.
"Aruna menunggumu di depan. Dia ingin bicara denganmu," sambung Sydney.
Wulan yang sebelumnya sibuk bermain sok manis dan baik di depan teman-temannya akhirnya menoleh dan mendekat ke Malik. "Apa apa?" tanya Wulan pada Malik dan mengabaikan Sydney yang jelas-jelas berada di depannya.
"Aruna mau bicara denganku. Kau tunggu di sini. Aku akan segera kembali," jawab Malik dan Sydney mendengus dengan sangat keras.
"Aku ikut," pinta Wulan.
"Kau tunggu di sini," kata Malik tegas dan dia berjalan mantap menuju pintu depan.
Sydney masih berdiri di sana dan menatap Wulan dari atas hingga ke bawah.
"Apa kau tidak membersihkan kotoran di mukamu?" kata Sydney dengan pandangan mencemooh ke Wulan. Wulan buru-buru mengeluarkan kaca di pouch yang dia bawa dan melihat pantulan wajahnya. Dia mengernyit karena sepertinya tidak ada kotoran di sana.
Sydney tertawa pelan. "Tentu saja kau tidak bisa melihatnya. Kotorannya besar sekali sayangnya hanya orang lain yang bisa melihatnya. Sampai kapan pun kau tidak akan bisa menghapusnya karena kau sendiri tidak bisa melihatnya sendiri," ejek Sydney kemudian berbalik dan berjalan menjauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stealing My Fiance [COMPLETED]
ChickLit[Shortlist Winner AIFIL 2023 dan pemenang Kontes Colorful Days of April oleh @AmbassadorID @WattpadChiclitID @WattpadRomanceID dkk] Gadis itu menolak untuk menyerahkan tunangannya ke wanita bernama Wulan Kirana Saraswati. Saat banyak yang mengatakan...