Part 55 - Menemukan Mimpi

3.6K 236 10
                                    

Sepanjang perjalanan pulang dari rumah sakit menemui Benny, Aruna hanya bisa diam. Kalau saja Ayahnya bisa berkomunikasi dengan baik, dia ingin sekali tahu kenapa dia melakukan hal keji itu kepada keluarganya. Dia juga sangat ingin tahu bagaimana sosok Ibu kandung yang tidak pernah dikenalnya. Dan tentu saja kakaknya. Kini, setelah tahu, rasa ingin tahu Aruna semakin tinggi. Namun satu-satunya orang yang bisa menceritakan itu adalah orang yang sama yang menghabisi keluarganya.

Setelah perjalanan kurang lebih dua jam, Damar memarkirkan mobilnya di halaman rumah. Malik sudah tiba lebih dulu dan dia sudah berdiri di halaman menunggu mereka.

"Kalian ngobrol dulu, Mama sama Papa mau masuk," kata Ayu pada Aruna dan Malik. Aruna pun mengangguk.

Sejak pulang ke rumah, hari ini adalah pertama kalinya Aruna keluar dari rumah. Selama ini, dia hanya sanggup berdiam diri di kamar. Dia merasa kehilangan jati dirinya dan sering kali merasa ketakutan.

"Duduklah," kata Aruna pada Malik dan keduanya duduk di bangku taman di halaman rumah Aruna.

Setelah tahu bahwa Malik berusaha menyembunyikan fakta tentang orang tuanya darinya, Aruna tidak tahu apakah dia harus merasa berterima kasih ataukah marah. Aruna juga tidak bisa lagi berani berharap akan bisa bersama dengan pria yang ada di depannya ini. Dia merasa saat ini, dia hanya lah gadis dengan masa lalu kelam.

"Kau baik-baik saja?" tanya Malik membuyarkan lamunan Aruna.

Aruna mengangguk sambil tersenyum simpul.

"Kau yakin?" tanya Malik lagi.

"Entahlah. Kurasa aku baik," jawab Aruna.

Jeda beberapa detik, sebelum Aruna kembali bicara, "Setelah bertemu dengan Ayah kandungku, ada satu beban yang rasanya terangkat di dadaku. Sebelumnya aku selalu ketakutan membayangkan seperti apa dia. Tapi aku juga sangat ingin tahu bagaimana dia sekarang. Sekarang setelah kita sudah bertemu, rasanya sedikit lega. Hanya saja .... Sekarang aku lebih ingin tahu tentang keluargaku dulu. Selama ini aku cukup pintar memendam rasa ingin tahu tentang keluarga kandungku. Namun sekarang ... rasanya aku ingin sekali tahu. Tentang Ibuku, kakakku, dan apa yang terjadi pada mereka. Entahlah."

Malik memerhatikan Aruna dalam dan gadis itu hanya bisa menunduk menatap kakinya.

"Aku akan menemanimu kalau kau ingin mencari tahu," sahut Malik.

"Aku tidak ... entahlah .... Apakah dengan tahu akan mengubah sesuatu. Aku juga tidak tahu apakah masih perlu untuk mencari tahu," kata Aruna.

"Kau terlihat masih kurang sehat," ujar Malik.

"Semua ini .... benar-benar membuatku merasa lelah. Aku merasa tidak memiliki semangat," ucap Aruna.

Malik meraih tangan Aruna dan mendekap tangan kecil Aruna di antara kedua telapak tangannya. Aruna menatap tangannya yang terbungkus di dalam tangan Malik. Aruna masih bisa merasakan kehangatan yang diberikan oleh Malik. Namun, semuanya sangat berbeda dengan dulu. Dulu, Aruna akan sangat bahagia dengan setiap sentuhan kecil seperti ini. Sekarang, sentuhan ini membuatnya semakin merasa jauh dari Malik.

"Aku akan selalu ada di samping kamu. Mulai sekarang, aku tidak akan pernah meninggalkanmu. Aku berjanji," ucap Malik.

Aruna masih membiarkan tangannya berada di tangan Malik dan dia menggeleng lemah. "Aku tidak mengharapkan kamu ada di samping aku saat ini. Aku harus bisa berdamai dengan diriku terlebih dahulu. Kau tahu ... saat aku kembali dari Jerman dan mengetahui ini saat aku masih berada di airport, aku tidak langsung pulang. Aku menuju studioku. Namun sesampainya di sana, aku menjadi semakin panik dan ketakutan. Aku merasa takut saat melihat peralatan melukisku. Mengetahui bahwa Ayahku yang seorang pembunuh memiliki profesi yang sama denganku ....," kata Aruna menggantung sambil menarik napas berat.

Stealing My Fiance [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang