Chapter 21

55 6 0
                                    

There goes my heart beating
(Di sana jantungku berdetak)

Cause you are the reason
(Karena kamu adalah alasannya)

I'm losing my sleep
(Aku kehilangan tidurku)

Please come back now
(Tolong kembali sekarang)

And there goes my mind racing
(Dan di sanalah pikiranku berpacu)

And you are the reason
(Dan kamu adalah alasannya)

That I'm still breathing
(Bahwa aku masih bernafas)

I'm hopeless now
(Aku putus asa sekarang)

I'd climb every mountain
(Aku akan mendaki setiap gunung)

And swim every ocean
(Dan berenang setiap samudra)

Just to be with you
(Hanya untuk bersamamu)

And fix what I've broken
(Dan perbaiki apa yang telah aku rusak)

Oh, 'cause I need you to see
(Oh, karena aku ingin kamu melihat)

That you are the reason
(Bahwa kamu adalah alasannya)

There goes my hands shaking
(Di sana tanganku gemetar)

And you are the reason
(Dan kamu adalah alasannya)

My heart keeps bleeding
(Hatiku terus berdarah)

I need you now
(Aku membutuhkanmu sekarang)

And if I could turn back the clock
(Dan jika aku bisa memutar kembali waktu)

I'd make sure the light defeated the dark
(Aku akan memastikan cahaya mengalahkan kegelapan)

I'd spend every hour, of every day
(Aku akan menghabiskan setiap jam, setiap hari)

Keeping you safe
(Menjaga kamu tetap aman)

Alunan setiap lagu kini terdengar oleh semua orang yang berada di tempat acara pelepasan itu. Suara lembut milik Gibran, mampu meluluhkan hati semua wanita yang mendengarnya. Tidak di sangka, bahwa cowok yang sering menampakkan muka cuek dan datarnya di hadapan banyak orang, kini bisa menyanyi dengan sempurna di atas panggung.

Musik berhenti yang di barengi suara tepuk tangan yang sangat menggelegar. Banyak yang bersorak-sorak dengan keras, mendengar Gibran menyanyikan lagu yang mewakili perasaannya saat ini.

Mata cowok itu menyipit untuk melihat jelas seseorang bertopi itu memperhatikannya dari kejauhan. Gibran memberikan mic yang ia pegang kepada Dika, dan belalu pergi meninggalkan tempat itu setelah mengucapkan terimakasih.

Gibran berlari untuk mengejar orang bertopi yang ia lihat tadi. "Nisa" guman Gibran. Entah apa yang cowok itu pikirkan, mungkin saat ini ia sedang berhalusinasi melihat sosok Nisa. Kehilangan Nisa di kehidupannya benar-benar sangat berpengaruh baginya.

Kaffa berjalan menuju Gibran untuk memberikan selamat karena sudah berani tampil walaupun tanpa Nisa. Cowok itu mengerutkan dahinya bingung melihat Gibran celingukan seperti mencari seseorang. Gibran dan Kaffa, kini berada agak jauh dari tempat acara pelepasan.

"Cari siapa?" tanya Kaffa setelah ia berada di hadapan Gibran.

"Nisa" jawab Gibran singkat.

Kaffa tersenyum iba melihat Gibran yang masih saja memikirkan Nisa. Mana mungkin Nisa berada di sekitar sini, pikir Kaffa.

Anak Tunggal ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang