Chapter 03

293 20 0
                                    

"Jika menangis itu bisa meringankan sedikit bebanmu, maka menangislah"
-Nisa Alvia Natasha

Di tengah kesendirian, Nisa membaca buku yang ia pinjam dari perpustakaan.

"Duh kok laper, malem-malem gini diluar ada makanan gak yah. Nyari aja deh." Ucap Nisa sambil memakai switer pink untuk mengurangi rasa dingin di malam hari.

Nisa keluar dari gerbang rumahnya, lalu berjalan menghampiri bapak-bapak yang jualan nasi goreng.

"Pak, nasi gorengnya masih ada gk?" Ucap Nisa kepada penjual nasi goreng tersebut.

"Ada neng, mau beli berapa?" Tanya penjual tersebut.

"Nisa beli satu bungkus aja, jangan pedes-pedes." Ucap Nisa.

"Oke tunggu ya neeng, duduk aja disitu." Ucap penjual tersebut sambil mulai memasak.

Nisa duduk sambil memainkan handphone-nya.

"Pak saya beli nasi goreng dua, yang satu pedes yang satunya lagi sedeng ya, di bungkus." Ucap seorang cowok kepada bapak penjual nasi goreng, sehingga penjual tersebut menoleh ke arahnya.

"Okee, tunggu bentar yaa." Ucap penjual tersebut.

"Nisa, lo disini?" Tanya cowok tersebut hingga Nisa yang sibuk dengan handphone-nya menoleh ke arahnya.

"Eh Gibran, kamu beli nasi goreng juga?" Tanya Nisa sambil mematikan handphone-nya.

"Iyaa, gue di suruh sama mama gue buat beli nasi goreng. Lo ngapain sih keluar sendirian! Lo kan cewe, gak baik keluar malem-malem."

"Ya aku laper, lagi pula cuma deket kok." Ucap Nisa sambil menekukkan dagunya.

"Kamu sendiri, jauh-jauh kesini cuma mau beli nasi goreng?" Tanya Nisa heran.

"Jauh gimana? Rumah gue deket." ketus Gibran

"Deket?" Tanya Nisa sambil menekukkan alisnya.

"Rumah gue ada di samping rumah lo, cuma kehalangan tanah kosong aja. Lo baru tau ya, gue kan baru pindah beberapa hari yang lalu." Jelas Gibran.

"Oooh gituu, kenapa baru cerita sekarang si!" Ucap Nisa.

"Emang harus banget ya gue cerita ke lo, gak penting juga." Ketus Gibran.

"Hmm, ya seenggaknya..." Ucapan Nisa terpotong karena terdengar suara telepon dari handphone-nya.

"Hallo ma." Ucap Nisa setelah mengangkat teleponnya.

"Nisa kamu di mana? Mama uda pulang sekarang, dirumah gak ada siapa-siapa!" Ucap mama-nya Nisa di telepon.

"Nisa lagi..." Ucapan Nisa terpotong.

"Pulang sekarang! Anak perempuan kok malah keluyuran malem-malem."
Tutt.. mama-nya Nisa (Astrid) langsung mematikan telepon secara sepihak.

"Ini neng nasi gorengnya." Ucap penjual nasi goreng tersebut kepada Nisa.

"Iya pak makasih, ini uangnya."

"Sama-sama neng." Ucap penjual tersebut di lanjut memasak lagi.

"Gibran aku pulang duluan ya, hati-hati kalau mau pulang." Ucap Nisa yang menampakan senyum paksa di mukanya.

"lo yang harusnya hati-hati, apa perlu gua anterin?" Ucap Gibran menatap Nisa yang tidak ada senyum gembira di mukanya.

"Gak usah, cuma deket kok. Aku pulang yah, bye." Ucap Nisa seraya jalan menuju rumahnya.

o0o

Nisa membuka pintu rumahnya pelan, "Assalamua..."

"Dari mana aja kamu?" Astrid yang tiba-tiba berbicara memotong ucapan Nisa.

"Nisa laper mah, jadi Nisa keluar nyari makanan." Ucap Nisa sambil menundukan kepalanya.

"Nyari makan apa ketemuan sama pacar kamu? Apa kamu tiap hari seperti ini? Kamu seneng dan ngerasa bebas sendirian dirumah?" Astrid yang memegang tangan Nisa sangat keras membuat gadis cantik itu meneteskan air mata.

"Aww sakit mah. Bukan kaya gitu, Nisa gak boong sama mama." gerutu Nisa dengan suara lembutnya merasa kesakitan.

"Masuk kamar sana!" Ucap Astrid sambil melepaskan genggaman tangannya.

Nisa menaiki anak tangga seraya berusaha menghapus air matanya yang terus menetes. Membuka pintu kamar, lalu menguncinya. Nisa melempar nasi goreng yang ia pegang ke meja, dan duduk di kasur. Air matanya mengalir tanpa henti, tidak ada yang tau bagaimana kondisinya saat ini. Ia merasa hancur, beberapa kali sudah bahkan sering kali ia menangis mengeluh seperti ini karena takdirnya.

Nisa menangis sampai larut malam. air matanya mulai menyurut, rasa lelah mulai timbul. Kepalanya mulai pusing, dan ia mulai memejamkan matanya hingga tidur dengan pulas dalam selimut berwarna biru kesukaannya.

o0o


Gimana ceritanya?
kasihan bangetkann sama Nisa si anak tunggal itu:(

Baca kelanjutannya yaa
Jangan lupa tekan bintang yang ada di bawah, agar kelanjutannya makin seruu!!

Anak Tunggal ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang