57. The Little One

1.4K 232 119
                                    

Luapan perasaan menyesaki dadaku melihat layar USG portabel berwarna hitam putih yang menampilkan sebuah objek mirip kacang polong menempel pada lapisan seperti dinding tebal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Luapan perasaan menyesaki dadaku melihat layar USG portabel berwarna hitam putih yang menampilkan sebuah objek mirip kacang polong menempel pada lapisan seperti dinding tebal.

Air mataku menggenang. Hatiku terasa hangat.

Itu embrio.

"Selamat, usia kandungan Anda 4 minggu dan sangat sehat," ucap dr.Marietta Jones setelah selesai melakukan serangkaian prosedur pemeriksaan mulai dari tekanan darah, pengukuran berat dan tinggi badan, hingga USG. Sejurus kemudian, ia beralih ke Mark yang sedari tadi berdiri memperhatikan kami dengan gugup sekaligus antusias. "Selamat, Sir."

Aku beringsut merubah posisiku menjadi duduk bersandar. Gerakanku kulakukan dengan sepelan mungkin. Mengetahui Si Kecil dalam perutku masih berukuran semungil itu membuatku merasa harus sangat berhati-hati.

"Terima kasih," balas Mark. Ia melirikku dengan sorot yang dipenuhi kegembiraan.

Dr.Jones mengemasi portable USG dan seluruh peralatan pemeriksaannya. "Untuk mual hebat, keletihan, serta nyeri payudara dan punggung adalah hal yang wajar pada trimester pertama." Ia menatapku sambil tersenyum ramah.

"Apa ada makanan-makanan tertentu yang tidak boleh saya konsumsi, atau kegiatan yang tidak boleh saya lakukan demi kesehatan calon bayi saya?" tanyaku.

"Untuk sementara ini, sebaiknya Anda menghindari makanan mentah dan setengah matang, serta susu yang tidak dipasteurisasi. Anda juga harus menghindari minuman beralkohol, rokok, dan minuman berkafein tinggi. Untuk aktivitas, Anda sebaiknya tidak berdiet, berolahraga keras, atau berendam di air panas," tutur dr.Jones.

Aku manggut-manggut. "Baik, Dok," sambutku dengan penuh komitmen.

Perempuan berusia sekitar awal empat puluhan itu menatap Mark setelah seluruh peralatannya masuk ke dalam tas besar. "Janinnya kuat, namun saya justru mengkhawatirkan istri Anda, Sir. Tubuhnya terlalu mungil."

Aku merasakan sentakan rasa cemas. Kulirik Mark, ia tampaknya juga demikian.

"Apa ada yang bisa saya lakukan, Dok?" Mark bertanya dengan nada gusar yang kental.

"Istri Anda hanya perlu menaikkan berat badan dan semua akan baik-baik saja. Saya akan memberikan suplemen pereda mual dan vitamin-vitamin yang diperlukan," jelas dr.Jones.

Mark mengangguk cepat.

Setelah memberikan semua yang kuperlukan, dr.Jones berpamitan pulang. Aku dan Mark berterima kasih karena beliau sudah berkenan datang ke rumah. Untuk rangkaian check up berikutnya selama sembilan bulan ke depan, kami akan terus mempercayakan semuanya pada dr.Jones.

Setelah mengantar dr.Jones hingga ke pintu depan, Mark kembali masuk ke kamar. Aku bergeser sedikit agar ia bisa ikut duduk bersandar di sampingku.

Kutarik napas berat. Ada yang mengganjal di hatiku. "Mark, apa menurutmu aku terlalu kecil?"

In a Rainy Autumn [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang