RIVAL - 11

3.9K 355 23
                                    

Sebatang rokok terselip di sela sela jarinya. Matanya memandang lurus pemandangan langit malam yang tengah memperlihatkan gemerlap bintang dan bulan. Pemandangan malam ini cukup indah bila di lihat dengan mata. Bibirnya tersenyum saat bayangan pemuda manis mampir di pikirannya.

"Belum tidur?"

Suara itu mengangetkan dirinya. Membalikkan badan dan menemukan sang Mama yang tengah menatap dirinya dengan lembut.

"Habisin satu batang terus tidur," jawabannya menunjukkan satu rokok yang tinggal setengah.

"Udah ada kemajuan yaa?" tanyanya. Sang Mama sudah ikut berdiri di samping anak; ikut menikmati pemandangan malam yang indah.

"Yaa begitu, masih sering cekcok."

"Mau Mama bantu?"

"Engga, Jeno usahain bisa ngurus sendiri," pemuda itu tersenyum memandang lamat ke arah sang Mama.

"Kalo butuh bantuan, jangan sungkan untuk bilang." Taeyong mengusap pelan rambut sang anak dengan sayang.

"Kenapa Mama belum tidur?"

"Em? Oh tadi gak sengaja lewat terus liat kamar kamu kok lampunya masih nyala," jawab Taeyong yang di balas anggukan oleh Jeno.

"Mama mau?" Jeno menyodorkan kotak rokoknya.

Taeyong mendegus sinus dan Jeno tertawa.

"Hahaha iya iya, engga. Cuma bercanda," katanya.

Taeyong mendapatkan larangan keras dari Jaehyun untuk tidak merokok dan jika ketahuan ia akan mendapatkan hukuman.🌚







~oo0oo~









Lapangan basket sudah ramai di gerumbuli oleh para mahasiswa. Bahkan ada mahasiswa beda fakultas yang rela datang hanya untuk melihat perkelahian seorang Jung Jeno bersama Hwang Renjun. Yaa, Jeno tengah beradu otot di tengah lapangan dengan pemuda mungil itu. Tapi jangan salah, meskipun memiliki badan yang mungil kekuatan Renjun masih sama besarnya seperti Jeno.

"Lo emang gak bisa di percaya!"

Bugh

"Lo gak tau apa apa!"

Bugh

Saling pukul masih terjadi dan tidak ada yang berani memisahkan. Di sama belum ada teman temam mereka makannya belum ada yang memisahkan.

"Kalo lo emang gabisa buktiin omongan sampah lo itu gak usah banyak tingkah!" Jeno meludah di samping badan Renjun dengan tangan mencengram kerah lelaki mungil itu.

Renjun tersenyum sinis ke arah Jeno dan langsung melayangkan satu pukulan keras ke arah rahangnya. Jeno yang memang belum siap terhuyung ke belakang hampir terjatuh jika ia tidak bisa menjaga keseimbangan tubuhnya sendiri.

"Gue udah pernah bilang sama lo! Masalah itu bukan gue pelakunya!" teriak Renjun.

"Lo cuma bisa bacot tanpa bisa nge buktiin! Semua bukti mengarah ke nama lo bangsat!" balas Jeno berteriak.

"Sabar anjing! Lo pikirin nyelesain masalah kaya gitu gampang? Gue harus ngumpulin bukti buat bisa nge bela diri!"

"Nge bela diri dari apa? DARI APA GUE TANYA? bahkan setelah masalah itu terjadi lo langsung ngilang tanpa kabar!"

RIVAL | NOMIN [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang