RIVAL - 21

3.2K 291 13
                                    

Setelah mendengar penjelasan dari Jeno kemarin Jaemin memilih untuk mengunci diri di dalam kamarnya. Sebenarnya untuk ingatan masa lalu itu dia sudah sedikit mengingatnya sejak kejadian mimpi buruk itu datang untuk pertama kalinya. Tapi satu hal kenyataan yang Jaemin belum ingat dan masih butuh waktu untuk mencernanya. Jeno adalah tunangannya.

Jaemin masih butuh waktu untuk menerima dan mengingat segalanya. Kapan dan di mana mereka melakukan tunangan? Bagaimana bisa seseorang yang belum cukup umur melakukan pertunangan?

"Engga, pasti dia cuma bercanda dan kebetulan orang tua dia kenal sama ayah jadi dia tau masalah keluarga ini, iya pasti gitu," monolognya.

"Gak masuk akal anak umur 8 tahun bertunagan, Jeno emang halu."

"Tapi dia gak boong gimana? Masa iya gue tunangan sama dia? Rival gue sendiri?"

"Impian gue buat punya anak imut imut kayaknya bakal gagal, dia kan mukanya sangar gak ada imut imutnya sama sekali yang ada mah malah keliatan tengil."

Masih dengan berbicara sendiri Jaemin berguling ke kanan dan ke kiri dari kasurnya. Sebenernya dia lapar, dari pagi dia menerapkan mogok makan karena kenyataan yang Jeno nyatakan. Bahasa alay nya dia masih shok dengan kabar tersebut. Tapi sekarang dia malah yang kelaparan.

"Pasti sekarang Haechan sama yang lain lagi makan di kantin," ucapnya dengan cemberut.

"Gak lagi lagi gue mogok makan! Ini semua salah Jeno! Kalo gue mati kelaparan dia orang pertama yang gue gentayangin!" Hiperbola sekali anak muda satu ini!

"Mending tidur deh biar acara mogok nya lancar kan gak lucu kalo berhenti di tengah jalan!"

Jaemin sudah mencari posisi yang nyaman untuk tidur. Berulang kali dia mencoba untuk memejamkan matanya berulang kali itu pula dia membuka matanya. Dia ngantuk dan lapar di satu waktu yang bersamaan. Perutnya terus bunyi tapi matanya sudah tidak kuat untuk terbuka.

Saat sudah akan menyapa alam mimpi suara pintu yang terbuka membuat Jaemin ingin mengumpat saja! Kalo dia keceplosan dan ternyata itu bunda, kan nanti bahaya. Tapi emang Jaeminnya udah ngantuk dan pengen tidur biar engga lapar milih buat engga perduli siapa yang masuk. Mau itu maling sekalipun dia engga perduli! Jaemin ngantuk!

"Na bangun, lo belum makan dari pagi."

Suara itu membuat tubuh Jaemin menegang. Dia masih menutup mata tapi dia tidak bisa tidur. Dan suara itu, itu bukan suara ayahnya atau pun suara bundanya. Suara lembut tapi berat mengalun lembut di telinganya.

Usapan lembut di lengannya membuat Jaemin bergerak tak nyaman. Lagi lagi perutnya berbunyi dan suara kekehan terdengar samar. Jaemin mendegus lirih saat sadar dirinya sedang di tertawakan.

"Ayo bangun, gue tau lo gak tidur. Na lo harus makan perut lo udah bunyi, lo minta apa? Bakal gue beliin." suara itu kembali terdengar dan tawaran itu membuat Jaemin tergiur.

"Sushi minumnya ice americano 8 shot," ucapnya tanpa membuka mata.

"Lo mau bunuh diri? Belum makan dari pagi sekarang mintanya jangan yang aneh aneh."

"Ya udah gue gak mau makan," jawab Jaemin ketus.

"Gue turutin semuanya asal lo harus makan nasi dulu," ucap orang itu.

"Gue cuma mau sushi, Jeno!" kesalnya.

Membuang napas sejenak, Jeno masih berusaha membujuk bayi besarnya. "Sekarang makan nasi dulu nanti malem gue ajak makan sushi sekalian ke sbux."

"Gue bikini nasi goreng, mau?" tawar Jeno.

"Emang bisa?" Jaemin mengintip dari balik selimutnya.

RIVAL | NOMIN [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang