RIVAL - 32 (spesial chapter 2)

2.4K 129 10
                                    

TARA MAK JRENGGG😮

Karena Ra bingung mau update cerita yang mana akhirnya bikin spesial chapter buat Rival, kebetulan juga ada yang minta🥴

Makasih banget buat kalian yang udah baca Rival, mau pembaca lama ataupun baru, kalian beneran best banget dah😻

Kalo ada typo kasi tau yaa

Love u readers Ra🤭

******

Satu bulan setelah sudah berlalu sejak di mana Jeno dan Jaemin melakukan hubungan intim layaknya suami-istri pada umumnya. Dari beberapa minggu yang lalu Jaemin juga sering merasakan mual, pada awalnya mereka mengira jika Jaemin sedang mengandung namun nyatanya itu hanya masuk angin biasa. Jika di tanya kecewa, tentu Jeno merasakannya. Dia ingin cepat cepat di karuniai seorang momongan.

Dia ingin menjadi seorang ayah. Mengendong anaknya di pagi hari untuk berjemur, berjalan jala pagi memutari komplek perumahan, membelikan banyak mainan, bermain bersama dan masih banyak aktivitas lainnya yang ingin ia lakukan bersama sang buah hati nantinya.

"Badanku engga enak lagi deh, dari pagi mual mulu," adu Jaemin.

"Udah minum obat belum? Kamu akhir akhir ini sering banget masuk angin, jangan kena angin malem lagi yaa mulai sekarang," jawab Jeno.

"Aku juga engga ta- huekk."

Lantas pemuda manis itu langsung berlari menuju wastafel terdekat dan memuntahkan isi perutnya. Seperti hari hari sebelumnya hanya cairan putih yang berhasil ia keluarkan namun rasa mualnya tak kunjung hilang. Hingga badannya sudah melemas dia tetap harus berlarian bolak balik ke arah wastafel.

"Kita ke rumah sakit aja yaa? Aku takut kamu kenapa napa," khawatir Jeno.

"Kayaknya aku masuk angin lagi," jawab si manis.

"Kali ini kita beneran periksa, mana ada masuk angin terus terusan kaya gini, kamu siap siap yaa, aku panasin mobil dulu. Hari ini aku cuti, dan full buat nemenin kamu aja si rumah." Satu usakan di rambut si manis menandang jika sosok Jeno sudah melangkah pergi menuju garasi mobil.

Jaemin menghela napasnya dan pergi menuju kamarnya untuk berganti pakaian. Tadi mereka sedang melakukan rutinitas sarapan bersama sebelum Jeno berangkat berkerja dan Jaemin yang melakukan aktivitas yang dia inginkan, setelah lulus dari kuliah dia memang di larang Jeno untuk bekerja. Dia hanya menurut apa yang di ucapkan sang suami.


*****

"Kamu udah ngabarin orang kantor belum kalo hari ini engga masuk?" tanya Jaemin.

"Udah kok, tadi pas manasin mobil aku udah telfon sekertaris aku."

Jaemin hanya mengangguk.

Mobil hitam milik Jeno melaju dengan kecepatan sedang, bersatu padu dengan kendaraan lain di tengah padatnya jalanan. Untungnya pagi ini tidak terlalu macet sehingga hanya membutuhkan beberapa menit saja untuk sampai di tujuan.

Sebelum datang ke rumah sakit Jeno sudah membuat janji terlebih dahulu dengan sang dokter sehingga mereka tidak perlu mengantri terlebih dahulu.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu terdengar kala tangan Jeno mengangkat tangannya. Suara dari dala menandakan jika mereka di izinkan untuk masuk. Keduanya masuk dan langsung di sambut dengan senyuman sang dokter yang sudah mengenal mereka dengan baik.

RIVAL | NOMIN [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang