RIVAL - 25

3.1K 272 5
                                    

Jaemin saat ini sedang berada di dalam kamar milik  Jeno. Pemuda itu di culik dan di bawa pulang oleh sang empunya kamar. Sudah terhitung dua minggu sejak pertama kali Jaemin mengingat masa lalunya. Dia masih cukup penasaran dengan kelanjutan cerita dari Jeno. Ingatannya belum semuanya kembali, bahkan dia masih mengingat samar akan wajah adik kecilnya.

"Jadi kelanjutan ceritanya gimana?"

"Lo yakin mau tau?"

Jeno duduk di kursi meja belajarnya dan Jaemin duduk bersandar pada dashboard di atas ranjang. Kakinya saling menyilang sudah siap mendengarkan kelanjutan cerita panjang dari Jeno. Anggukan dari Jaemin membuat Jeno bangkit dari duduknya dan berpindah tempat di samping Jaemin.

"Cerita kali ini cukup memalukan," ujar Jeno.

"Memalukan? Ayo cepet cerita gue ni," jawab Jaemin excited.

Jeno merubah posisi ya menjadi rebahan. Dia menepuk tempat di sebelahnya, berniat memberi kode pada Jaemin agar mengikuti dirinya. Jaemin yang mengerti pun langsung ikut rebahan. Jeno merentangkan tangannya agar bisa di pake Jaemin untuk bantalan. Posisi saat ini Jaemin berada di dekapan Jeno dengan tenang.

Anggep aja kaya gitu, tapi Nana make baju terus mereka juga engga merem wakakaka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anggep aja kaya gitu, tapi Nana make baju terus mereka juga engga merem wakakaka

"Jadi gimana?"

"Setelah gue ngomong sama papa soal pertunangan sama lo papa—"

Flashback on

Jaehyun menyemburkan teh hangat yang sedang dia nikmati, menatap putra bungsunya dengan alis bertaut. Seolah takut salah dengar dengan apa yang Jeno katakan. Jeno malah mendengus tidak suka dengan respon yang Jaehyun berikan.

"Pa! Didn't you hear when I spoke earlier?" kesalnya.

"No, tadi Papa denger, cuma- cuma kaget aja sama apa yang kamu bilang."

"Jeno, duduk dulu sini."

Jaehyun menarik kursi di seberang meja dan di pindahkan tepat di depannya dan menyuruh Jeno untuk duduk dengan tenang. Jeno hanya menurut, dia duduk dengan wajah tenang.

"Kamu tau artinya pertunangan itu apa?"

Jeno diam. Menunggu sang Papa melanjutkan ucapannya.

"Pertunangan bukan hanya soal mengikat seseorang untuk kita, tapi kita juga harus siap menjaga mereka dan siap memberi kepastian untuk menikah, Jeno kamu masih kecil, bahkan belum puber. Hal semacam ini bukan hal untuk main main. Kamu juga tau saat ini Jaemin jadi anak satu satunya di keluarga Na, dia tidak mempunyai adik dan kakak, itu artinya om Yuta akan menjaga dia dengan sangat ketat, bahkan jika perlu hingga mempertaruhkan nyawanya sendiri. Papa tau kamu sudah cukup paham akan hal semacam ini, Jeno kamu itu pintar bahkan melebihi kata pintar dari anak seusia kamu—

RIVAL | NOMIN [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang