Part 28

25K 2.4K 285
                                    

Maafkan aku yang tak bisa mengejarmu,
Bukan tak mampu, aku hanya tahu diri
Karena kutahu sampai ujung usiakupun
Kau takkan tergapai
Tapi percayalah,
Rambut indahmu, senyum manismu
Bahkan detak jantungmu akan selalu terpatri dalam relungku
Oh Kuyang

~Sang Istri Kedua, Dirlara!~

"Tanpa aku harus menggali lubang, kamu malah menggali lubangmu sendiri. Kasihan sekali kamu adik kecil, semoga saja setelah ini kamu tidak gila seperti pelacur yang melahirkanmu itu." ujar perempuan berdress merah muda itu disertai kekehan kecil saat melihat adik tirinya mengendap-endap memasuki kamar orang tuanya.

Sungguh rasanya tidak sabar menyaksikan gadis yang selalu tampil konyol untuk menarik perhatian orang di sekitarnya itu menangis darah. Tentu saja hal itu akan menjadi pertunjukan sangat menyenangkan. Mengingat jika selama ini sekuat apapun gadis itu dihancurkan, dia hanya diam dan membalas dengan senyuman. Tapi tidak untuk kali ini.

Kenyataan yang tersimpan begitu rapat sebentar lagi akan terbuka, meledak seperti bom yang berefek syok terapi pada gadis tak tahu diri itu. Sangat bagus agar gadis tak diinginkan itu tahu dan sadar bagaimana posisinya di rumah ini. Bahwa dia tak lebih dari seongok sampah tak berguna yang dipelihara untuk ladang balas dendam Ayah kandungnya sendiri. Menarik bukan?

Awalnya perempuan berdress merah muda itu hendak menghampiri dan menyaksikan kehancuran adik semata wayangnya saat mendengar semua pertengkaran kedua orang tuanya. Namun diurungkan begitu saja oleh perempuan berdress merah muda itu setelah sekelumit ide hinggap pada kepalanya.

"Satu ledakan saja mungkin tidak bisa membuatmu hancur, adik kecil. Bukankah kamu begitu kuat dan berhati baja? Jadi bagaimana kalau aku ledakkan satu bom lagi. Pasti malammu akan semakin menyenangkan bukan?" gumam perempuan berdres merah itu sembari terkekeh. Tak sabar rasanya melihat raut kehancuran adik tirinya.

Lalu tanpa basa basi perempuan berdres merah muda itu bergegas menuju kamar yang letaknya di sebelah kamar orang tuanya. Kamar yang berlabel sementara untuk adik tirinya, mengingat jika kamar yang biasa dipakainya sedang direnovasi. Jangan tanyakan mengapa tiba-tiba kamar pengap dan sempit yang lebih cocok menjadi kamar pembantu itu direnovasi, semua dikarenakan kamar itu terbakar sebagian.

Disengaja tentu saja, sang Kakak tiri yang melakukannya. Tujuannya untuk membakar barang-barang yang berkaitan dengan Ibu kandung gadis menyedihkan itu. Dan berhasil kamar itu terbakar bersamaan dengan kenangan yang disimpan gadis seribu luka itu. 

Apakah gadis itu tahu jika kamarnya sengaja dibakar? Jawabannya adalah iya. Tapi gadis itu hanya tersenyum bodoh bahkan sempat-sempatnya dia mengucapkan terimakasih karena dibantu merubah kamarnya yang sudah membosankan. Menjadi lebih baik  dengan menambahkan sedikit efek kehitaman dan bau kebakar yang menyengat, estetik katanya. Dasar bodoh!

Bahkan gadis itu hanya sendiri berusaha memadamkan api dalam kamarnya dengan menyiramkan apar. Setelah itu dia hanya bersikap seperti biasa, bahkan gadis itu tidak membicarakan hal itu dengan siapapun dan memilih menyimpannya untuk dirinya sendiri. Dan itu benar-benar menciderai ego seorang Nami. Dirinya semakin tertantang untuk bisa membuat gadis tak diinginkan itu lebih menderita dan menangis darah!

"Mari kita lihat setelah ini masihkah kamu bisa menunjukkan senyum bodohmu itu adik kecil." setelah mengatakan itu perempuan rambut sepunggung itu langsung menyelinap masuk pada kamar milik adik tirinya. 

Nami terkekeh mengingat kejadian semalam. Seperti dugaan Nami jika Dirlara akan menuju kamarnya bersama Denis setelah keluar dari kamar milik kedua orangtuanya. Dam boom kejutan kedua yang disiapkan Nami berjalan dengan mulus. Gadis tak diinginkan itu memasuki kamar dan melihat dengan mata kepalanya bagaimana agresifnya Denis menyerang Nami.

Sang Istri Kedua, Dirlara!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang