Part 30

33.2K 3K 773
                                    

HARI INI TEPAT BULAN KETIGA AKU GABUNG DI WATTPAD
BULAN KEDUA CERITA DIRLARA BERJALAN
TERIMAKASIH UNTUK SUPPORTNYA DAN MAU MEMBACA CERITAKU YANG TIDAK SEBERAPA INI, LAFYU GUYS!
SELAMAT MEMBACA,

~Sang Istri Kedua, Dirlara!~

Meski hanya sesaat lalu pergi
Percayalah,
Aku tetap bangga sejenak memilikimu
Walau kutahu kau tak bisa kugenggam
Oh kentut
~Dirlara

~Sang Istri Kedua, Dirlara!~


Gadis yang menatap siluet dirinya sendiri di depan cermin itu mulai memutar-mutar tubuhnya, memastikan jika penampilannya sudah sempurna. Topi berwarna hitam menghiasi kepalanya, celana jins panjang yang dipadukan dengan kaos berwarna putih terbalut jaket jins, dipermanis dengan sepatu cats berwarna putih menambah aura kecantikan yang terpnancar dari gadis berambut sebahu itu.

"Duh, cantik banget sih Dir. Auramu begitu positif, udah cocok kalau punya suami dua." ujar gadis itu seraya terkekeh membayangkan jika dirinya mempunyai dua suami. Pasti jatah uang yang diterimanya bisa doble, tiap malam bingung hendak menggoyang ranjang suami yang mana. Oh indahnya bersuami dua.

Sayangnya itu hanya hanyalan, nyatanya saja jangankan mempunyai dua suami. Malahan dirinya yang dijadikan istri kedua, miris sekali nasib manusia seksi satu ini.

"Gak boleh sedih, Dir! Jangan selalu melihat ke atas, kita juga harus melihat kebawah siapa tahu ada uang jatoh kan lumayan." ujar Dirlara menyemangati dirinya dan siluetnya dalam cermin, satu-satunya yang bisa dipercayai Dirlara di rumah ini selain Joko, ayam jago Pak Rt yang Dirlara curi kemarin.

Jangan tanya kenapa Dirlara mencuri ayam. Ini dikarenakan otak cerdas Dirlara yang begitu tanggap setelah membaca beberapa cerita yang dibacanya di aplikasi online. Dirlara membaca tentang cewek SMA yang begitu baddas, menjadi pembalap motor dan mendapatkan uang. Tentu sebagai seseorang yang dianugrahi kecerdasan diatas rata-rata Dirlara langsung saja terinspirasi.

Namun mengingat jika balap motor membutuhkan motor maka Dirlara mengurungkan niatnya, karena Dirlara tidak punya motor, untuk ke sekolah saja kadang Dirlara harus meminjam satpam rumahnya, lagipula Dirlara takut jika ikut balapan dan terjadi kecelakaan ya kalau langsung mati, kalau dirinya luka sekujur tubuh atau paling parah seluruh tulangnya remuk. Membayangkan saja Dirlara rasanya sudah begidik ngeri, uangnya tak seberapa tapi resikonya sebesar samudra.

Tak habis akal akhirnya Dirlara mencetuskan ide cemerlang, dimana dirinya bisa ikut sebuah pertarungan, mendapatkan uang tapi resikonya tidak banyak. Yaitu ikut sabung ayam bersama bapak-bapak komplek sebelah. Namun sayangnya Tuhan seperti tak merestui, bukan menang Dirlara malah terkena grebek dan dibawa ke kantor satpol PP. Tau apa yang lebih menyebalkan lagi? Ayam yang Dirlara curi pulang sendiri ke rumah Dirlara padahal tersangkanya belum pulang kerumah. Kalau dipikir-pikir baru dua kali ini Dirlara terkalahkan, pertama dari Karina dan kedua dari Joko. Miris!

"Gak boleh sedih. Hayo Dirlara harus semangat kan mau piknik, ya walau ada embel-embel kerja tapi gapapa. Jadi orang harus bersyukur, gak boleh banyak ngeluh." ucap Dirlara sembari terkekeh dan mendorong kopernya keluar kamar.

Rencananya memang Dirlara akan ikut Denis ke luar kota, bukan murni liburan tapi karena memang laki-laki itu sedang ada pertemuan bisnis. Maka Dirlara yang sedang mencoba memperbaiki hubungannya dengan Denis mau saja diajak ikut. Aslinya sih Dirlara masih marah, namun bagaimana lagi? Bukankah tugas Dirlara hanya menurut dan terus menurut? Protespun percuma suara Dirlara tak didengar di rumah ini. Lagipula Dirlara cukup tahu diri untuk tidak bersikap terus egois dengan mementingkan perasaannya saja.

Sang Istri Kedua, Dirlara!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang