Higanbana

145 19 2
                                    

SSRRRINGGG!!!

Drap! Drap! Drap!

"HAH! HAH! HAH!"

Nafasnya memburu. Surai hitamnya berantakan. Tubuhnya penuh dengan luka. Berjalan tanpa tau arah tujuan.

"Kabur lah! Lari lah! Dimana pun kau sembunyi! Kau tetap akan mati!!!"

。◕‿◕。

3 jam yang lalu.

10.17

"Aku akan pergi sekarang kapten." Ujur Zeline yang dari tadi memperhatikan kaptennya sedang menunggu.

"Zeline, apa kau yakin tidak perlu ditemani?" Tanya sang kapten khawatir.

"Sekar. Aku ini kuat! Jangan khawatir padaku." Sudah berapa kali Zeline mengatakan itu pada kaptennya.

"Aku tau...tapi...aku takut..." Sekar, kapten divisi 6 pengamatan.

"Kenapa? Kau seperti meremehkan kekuatan ku. Kau tak ingin sekuat apa anak tunggal ini?" Zeline menepuk pundak Sekar seraya menyakinkannya.

"Huh~ kau memang selalu begitu Zeline." Sekar menghela nafas panjang. Ia sadar, tak mungkin Zeline akan selalu berada di sisinya.

Zeline tertawa kecil melihat reaksi kaptennya. Sayangnya, mereka berdua tak bisa terus menerus bercanda. Ada tugas yang harus mereka lakukan. Zeline dengan tugas mata-matanya, dan Sekar dengan tugas pengawasannya.

Di perbatasan antara kota dengan hutan. Di sanalah sang kapten dan sang wakil akan berpisah. Senyuman manis terukir di wajah mereka.

"Saya siap melaksanakan tugas kapten!" Zeline memberi hormat, dan segera pergi.

Sekar melihat pundak Zeline semakin menjauh dan menghilangkan di telan pepohonan. Entah kenapa, senyuman manis tadi berubah menjadi kesedihan. Sudah ratusan kali Sekar merasakan perasaan yang sama. Kehilangan. Kehilangan orang yang di sayangi. Hal itu menjadi trauma tersendiri bagi kapten divisi 6 tersebut.

。◕‿◕。

"Zet! Kemarilah sebentar." Ujur Pak GM.

"Iya pak?" Zet mendekat saat di panggil oleh Pak GM.

"Nanti kita ada jadwal patroli, namun beberapa orang tak bisa datang karena masih cidera."
"Bisa tolong kau dan Axo membantu?" Tanya Pak GM kapten divisi 2 pertahanan.

"Oh, tentu pak, saya akan beritahu Axo." Ujur Zet.

"Terimakasih banyak Zet."

。◕‿◕。

"Aneh? Biasanya mereka disini." Zeline telah tiba di tempat berkumpulnya para Villain. Atau mungkin lebih tepatnya markas kecil mereka.

Ini baru markas cabang, bukan markas utama. Jadi tak banyak Vilian disini.

"Hei kau manusia!" Seorang Vilian kelas bawah.

"Hem? Aku?" Tanya Zeline.

"Iya. Kau yang namanya Zeline kan?"

"Iya kenapa?"

"Entity menyuruhmu datang ke xxxxx bukan sini."

"Lah? Kenapa tiba-tiba pindah." Zeline menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Entahlah. Aku tidak di izinkan tau."

"Oke... Terimakasih."

Villain itu pergi meninggalkan Zeline tanpa sepatah kata pun.

'cih! Semua Villain sama aja!' pikir Zeline sebal dengan kelakuan mereka.
'tapi itukan jauh jadi kota. Aku takut kenapa-napa.' pikiran Zeline sekarang berisi negatif thinking.

The CreepypastaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang