Bangunlah

131 11 1
                                    

Hitam... Tak terlihat apapun. Tidak- aku merasakan sesuatu... Sesak... Sakit... Leherku... Seperti ada yang mencekik... Tapi Razz tak punya kesadaran untuk melawan.

Kelopak mata yang perlahan mulai terbuka. Pandangan Razz masih buram. Seluruh tubuhnya benar-benar lemas. Bahkan untuk menggenggamkan tangan saja rasanya susah. Perlahan-lahan, beberapa mulai bisa di gerakan. Memang masih susah, tapi tak ada salahnya mencoba.

'Bodoh!'

Suara... Seperti ada yang berbicara dengan Razz. Tapi... Suara itu hilang. Saat itu juga, Razz mendapatkan kembali semua kesadarannya. Rasanya sudah tertidur pulas ratusan tahun...

"Enak tidurnya?"

。◕‿◕。

"Nampaknya sudah cukup kita mengacak-acak tempat sampah itu." Ujur sang pemimpin para Villain. Hitam dan misterius, Entity 303.

"Hah? Udahan nih pestanya?" Tanya Villain bertopeng nan licik. Lick.

"Bentar-bentar, gimana? Berenti gitu aja?" Villain bayangan yang juga kebingungan, Null.

"Kita akan mulai rencana baru! Kita tak butuh manusia manusia itu." Terukir senyuman kecil. Apa yang ada didalam otak sang Villain?

"Jadi kita bakal berhenti nyerang mereka?" Tanya Lick.

"Gak bukan gitu maksudnya goblok. Kita tetep nyerang mereka, tapi berganti sasaran."
"Kalau sebelumnya kita nyerang cuma buat bikin mereka takut, kali ini kita bakal ambil apa yang selalu kita incar." Dari mimik wajahnya saja sudah terlihat jelas apa yang ingin Entity lakukan.

"Memangnya apa yang kita incar?" Tanya Lick terheran-heran.

"Lu emang bego apa bener-bener goblok? Kan dirapat dulu udah dijelasin! " Jelas Null.

"Hei, hei, jangan berantem dulu! Sekarang kita harus gimana soal Alex!" Ujur Herobrine.

"Hah? Kenapa? Dia mati?" Tanya Lick.

"Cok! Gue parut juga lu lama-lama." Ancam Herobrine.

"Dia kalah sama manusia." Jawab Null.

"Tapi emang dia masih hidup?" Tanya Lick sekali lagi.

"Entahlah, tapi kita tetap harus nyelametin dia! Entity! Bantu gitu kek!" Kekesalan Hero dia lempar pada temannya.

"Lick, gue tanya ke elu. Kok lu bego banget sih?"
"Apa-apa gak tau, apa-apa gak dapet." Ejek Null.

"Heh! Kalau ngomong mulut di jaga ya!! Gak ada yang ngasih tau gue info apapun!" Seru Lick tidak terima.

"Diem! Atau ku potong mulut kalian lama-lama!" Seru Entity.

Keheningan terjadi. Tak ada yang berani angkat bicara setelah amukan Bos mereka. Tak ada yang menatap lurus, semuanya menatap samping dan juga tanah.

。◕‿◕。

"Apa ini? Dari mana kalian dapat ini?" Heran. Tak pernah mereka melihat benda semacam ini.

"Entahlah, bang Teguh sama aku nemu di reruntuhan." Jawab Presiden Gaming.

"Yah... Gimana nih Zet?" Tanya Pak Saddan.

"Bentar pak... Eh..." Jawab Zet mencari sesuatu.

Bruk!

"Ukh! Uhuk! Uhuk!"
Buku tebal yang tampak usang. Banyak debu yang menempel disana.

"Buat apa buku ini?" Tanya Pak Saddan.

"Ini buku peninggalan para leluhur ku, ancient builder. Aku sendiri tidak tau apa isi buku ini karena tak pernah membukanya."
"Tapi firasat ku mengatakan buku ini akan menjawab semua pertanyaan kita." Jelas Zet22.

Lembaran buku yang nampak kusam. Aroma khas buku lama tercium di seluruh ruangan. Buku yang tebal ini memiliki lembaran kertas yang tebal juga. Bahasa yang asing. Ini bukanlah bahasa yang biasa digunakan oleh manusia zaman sekarang. Ini adalah bahasa kuno. Entahlah sudah berapa tahun buku ini ada, dan berapa tahun buku ini tersimpan tak pernah di buka.

Mata Zet benar-benar fokus pada bukunya. Bahasa asing? Huh! Itu bukan halangan bagi Zet. Dengan cepat Zet mampu menemukan yang sedang mereka cari.

"Ini dia! Spawner!" Seru Zet.

"Bagaimana cara mu membaca ini secepat itu??" Tanya Pak Press bingung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Bagaimana cara mu membaca ini secepat itu??" Tanya Pak Press bingung. Hanya beberapa menit, Zet mampu menemukannya.

"Eh... Gimana ya? Emang udah hafal dari sananya, ini bahasa turun temurun keluarga ku." Jelas Zet.

"Udah itu gak penting! Ini gimana maksudnya?" Bentak Pak Saddan. Nampaknya... Pak Saddan tertarik dengan hal yang satu ini.

"Intinya, spawner ini bisa menciptakan mob-mob tertentu dalam jumlah yang tak terbatas. Walau mob-nya di bunuh terus menerus, tetep gak akan berhenti muncul." Jelas Zet dengan rinci.

"Apa gak ada solusinya? Kalo mob itu terus muncul, maka kita bakal kewalahan sama mob terlebih dahulu dibanding Villain."

"Ada dengan dua cara."
"Kita bisa terangi sekitar spawner, maka mob tidak akan muncul."
"Kedua, kita bisa hancurkan mob spawner ini dengan pickaxe yang kuat."

"Tapi, kalau kita mau menghancurkannya, mob harus dibasmi terlebih dahulu. Jika tidak, akan beresiko menambah korban." Pikir Pak Press. Disaat seperti ini, kita harus menekan jumlah korban.

"Ini juga adalah benda asing, kita harus menelitinya."
"Ngomong-ngomong, bagaimana kau bisa membawa ini dengan aman?" Tanya Pak Saddan. Secara logika, aneh jika Pak Press membawanya dengan selamat tanpa diserang.

"Entahlah, saat kami menemukannya, itu sudah kosong dan rusak seperti itu." Jawab Pak Press.

"Kayaknya ini udah di ancurin seseorang." Ujur Zet.

"Siapa?"

"Entahlah, tapi kayaknya ini udah lama rusak. Udah cukup usang soalnya." Jawab Zet.

"Kalo gitu, kita harus melapor pada Nelson dan meneliti ini lebih lanjut." Saran Pak Saddan.

"Siap!"

. • °⛓✧༺Bersambung༻*ੈ✩‧₊˚⛓

Translate:

Males ngedit H3H3:>




Thanks for reading~
Maaf kalau ada kata yang salah
Saya Author terimakasih and see you in next chapter~🍀

The CreepypastaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang