Surat

104 8 0
                                    

"Karna menurut pemikiran kami, kau lah orang yang mengetahui segala sesuatu yang terjadi ini."




















_The CreepyPasta_

"Aku tak mengerti apa yang kau bicarakan, Zet."
"Kalian nuduh aku?"

Tanya Indra bingung. Seolah-olah di pojokan oleh Razz dan Zet. Kata-kata yang barusan di ucapkan oleh dua sejoli ini membuatnya berada di posisi penjahat.

"Kita gak nuduh."
"Kita tau lu sebenarnya siapa.." Ujur Razz. Namun, suaranya terdengar agak getar. Seperti.. ketakutan?

Sorot mata penuh kebingungan. Namun, Razz dan Zet penuh ketakutan. Kenapa? Padahal yang cari ribut mereka duluan, kenapa malah mereka yang takut? Gak jelas.

Indra yang terus di dorong ke ujung jurang. Apakah Indra memang sebagian penjahat disini? Atau...

*












*

。◕‿◕。
- Malam, 21.38
Kamar no.97

Razz dan Zet kembali ke kamar. Dan karena author baru inget, mereka seharusnya punya kamar sendiri, mari kita ubah alurnya.

Razz dan Zet membuka pintu, di sambut oleh dua roommates mereka yang sedang ngopi santuy. Axoiz dan Ledib. Lambaian tangan dari Axo.

"Yo, malem-malem ngopi gak sih?" Ajak Axo pada Razz dan Zet.

"Gak dulu dah."
"Sama."

Jawab mereka berdua. Razz segera merebahkan tubuhnya di kasur. Sedangkan Zet duduk bersama Axo dan Ledib.

Wajah yang kelelahan. Itulah wajah mereka berempat. Seperti tak ada semangat, tapi masih punya semangat hidup kok.

"Jadi, barang-barangnya Arliez mau di apain?" Axo membuka perbincangan.

Dengan wajah yang sedikit merasa bersalah, Zet menjawab," Gak tau, sumbangin aja gimana?"

"Oke sih.. tapi sortir dulu, barang yang penting jangan di sumbangin." Ledib berdiri, berjalan ke arah kasur Arliez.

Ssrrett

Bagian bawah ranjang. Sebuah kotak hitam dengan sedikit hiasan permata. Kotak harta Arliez. Begitulah roommates nya menyebut kotak tersebut.

Razz yang sebelahan dengan ranjangnya Arliez, sadar kalau teman-temannya mau melakukan sesuatu dengan itu. "Mau lu apain?" Tanya Razz bingung dan masih dalam kondisi tepar di kasur.

"Nyortir barang." Jawab Axo yang kemudian duduk di tepi kasur Razz, untuk mendekat ke Ledib yang sedang berusaha membuka kotak harta Arliez.

Zet juga ikut nimbrung.

Clek!

Kotak berhasil di buka. Ledib membuka dengan perlahan-lahan, takut terdapat sesuatu yang berbahaya. Dan... Surat. Ya, surat. Atau bisa dibilang... Sebuah kertas usang yang berwarna kecoklatan. Seolah-olah telah di buat ratusan tahun yang lalu. Padahal sebenarnya enggak. Terdapat banyak sekali kertas yang sana di dalam, namun hanya ada 7 yang masih bisa di baca, sisanya nampak seperti sudah hangus terbakar, atau telah di sobek hingga tak tau bagaimana kelanjutannya.

The CreepypastaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang