Siapa itu?

220 13 3
                                    

"hahaha! Lihatlah manusia-manusia ini! Mereka hanyalah sampah!"

Apa!? Apa yang terjadi ini!? Kenapa semuanya... Semuanya hancur? Apa yang terjadi sebenarnya?! Jelaskan apa maksud ini semua! Apa yang telah terjadi? Di mana ini? Hanya bisa melihat... Melihat pertarungan...

"Razz." Suara yang familiar. Suara yang hampir setiap hari Razz dengar.

"Huh!? Zet! Apa yang terjadi!? kenapa kota seperti ini!?" Kepanikan mulai bergejolak. Benar-benar membingungkan.

"Ini karena salahmu!" Seru Zet.

"Apa?! Apa maksudmu! Jelaskan!"

Tak bisa. Razz tak bisa bergerak. Apa ini sebenarnya! Keluarkan! Mimpi buruk apa ini!? Tidak bisakah ia untuk istirahat dan tidur nyenyak walau hanya semalam!?

(づ。◕‿‿◕。)づ

"AKH!!!" Razz terbangun dari mimpi panjangnya. Napas yang tak beraturan. Keringat membasahi wajah. Dan mimpi sialan itu... Lagi-lagi mimpi aneh yang berhubungan dengan mimpi kemarin. Sungguh... Siapa juga yang kuat jika berada di posisi Razz? Hentikan saja mimpi aneh ini!

Razz duduk termenung memikirkan hal ini semua. Nampaknya... Ini semua bukanlah sebuah kebetulan belaka. Pasti ada alasan dibalik ini kan? Apa yang terjadi sebenarnya? Kenapa itu menjadi salah Razz? Dia berbuat apa sebenarnya?

Tak ada gunanya terusan memikirkan hal tak jelas itu. Razz berdiri dan berjalan ke dapur. Segelas air putih. Ibu bilang jika panik, Razz harus minum air putih untuk menjadi tenang.
Jam menunjukkan pukul 23.47. Tengah malam. Yah... Razz ada pekerjaan besok. Jadi mau tak mau, dia harus tidur atau besok akan terlambat.

Ting tung! Ting tung!
(Angep aja suara telpon)

Telpon. Telpon dari seseorang.

"Halo."

"Razz cepetan ke ****! Ada hal aneh! Kita perlu bantuan lu."

"A-aneh? Aneh gima Fel?"

"Lu liat aja sendiri! Buruan kesini!"

"Iya, iya gue kesana!"
"Ravel sialan, baru juga mau tidur."

Mendengar ucapan Ravel tadi, sepertinya ini hal yang gawat. Entah apa yang terjadi sampai-sampai Razz di panggil. Hoodie yang tengah di gantung langsung di ambil. Tak perduli itu kotor atau tidak, daripada Razz mati kedinginan di luar.

Sesampainya, terlihat banyak kerumunan, atau mungkin bisa dibilang lautan manusia. Walau sudah berhasil melewati kerumunan, Razz masih di hadang oleh penjaga.

"Kartu identitas?" Tanya penjaga.

"Razz gaming, anggota divisi 4." Ujur Razz sambil menunjukkan kartu identitas divisinya.

"Silahkan masuk."

Razz masuk ke gedung yang terlihat begitu suram. Seingat Razz tempat ini masih beroperasi, bahkan Razz sering lewat. 

"Razz!" Ravel memanggil.

"Ravel, ada apa memangil ku? Dan apa yang terjadi disini?" Tanya Razz kebingungan.

"Ah... Haduh..."
"Gini! Aku bakal jelasin secara singkat! Intinya, semua orang di kantor ini tiba tewas."
"Tak ada tanda-tanda pembunuhan. literally mereka mati tanpa alasan." Jelas Ravel.

"Lalu, lu manggil gue buat?" Tanya Razz.

"Sebenernya kapten yang manggil elu, tapi perantaranya gue." Jawab Ravel.

The CreepypastaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang