Hidup

68 5 1
                                    

"Yang kita pertaruhan bukanlah hal yang sepele. Tapi nyawa." Kata-katanya serius. Hal yang sangat berharga, harus mereka korbankan.

Di tengah percakapan mereka, Wachout dan ElestialHD datang. ySolution langsung pergi bersemayam ditubuh Razz. Karena Malik dan Marvel belum tau kebenaran ini. Dan mungkin belum saatnya mereka tau.

"Dah selesai?" Tanya Garuda ramah.

Mereka bertiga harus berakting seolah-olah tadi hanya percakapan biasa. Ada banyak hal yang cukup penting untuk di sembunyikan.

"Ya... Gitu lah. Banyak lah yang ribet." Jawab Marvel lesu.

Tampangnya nampak sedih, lelah, dan kecewa. Banyak hal yang telah mereka lalui. Namun... Ini belum selesai disini.

"Mau?" Ujur Zet menyodorkan beberapa minuman dingin. Malik dan Marvel mengambil masing-masing satu. Dengan perasaan yang tak berubah.

"Aku tau ini cukup mengejutkan. Tapi percayalah... Wanita gila itu tak akan mati dengan mudah." Sahut Garuda.

"Gue sih gak peduli ama tu orang gila. Cuma... Gimana jelasinnya ya..." Malik nampak bingung dan panik dalam waktu yang sama.

"Yah... Aku mengerti."
"Ini memang terlalu awal untuk kalian." Suara Garuda yang menenangkan jiwa. Rasanya tenang sekali...

"Garuda... Kau sebenarnya siapanya Entity?"

Udara dingin berhembus. Surai indah mereka beterbangan, memancarkan perasaan sedih. Rasanya... Malik ingin menarik kata-katanya barusan.

"Haha... Entity ya?"
"Hmmm... Singkatnya, kami dulu adalah sahabat. Aku sudah menganggapnya sebagai saudara ku sendiri... Tapi karena suatu hal, kami terpisah oleh takdir."

Sayap oranye yang mulai meringkuk. Seolah ingin memeluk Garuda. Tapi rasanya sakit. Karena luka masa lalu... Garuda lupa bagaimana caranya terbang. Masa lalu yang cukup kelam. Apa itu menjadi trauma tersendiri bagi Garuda? Tentu saja. Jika Garuda bisa memutar waktu, pasti akan ia lakukan. Ia ingin mencegah hal yang sama terjadi.

"Yah! Itu hanya masa lalu, jangan dipikirkan." Ujur Garuda.

'Emang dewa bisa nangis ya?' Pikir Razz.

"Lu bego atau gimana? Ya bisa lah!" Entah apa yang Razz pikiran. ySolution saja heran dengannya.

"Bagaimana kalau kita fokus, ke masalah 'itu'?"

。◕‿◕。

"HAHAHAHA!" Tawa yang menggelegar. Tawa yang merupakan pertanda buruk bagi mereka, Villain Bawah.

"T-tuan?" Satu Villain bertanya. Tubuhnya gemetar dan keringat dingin.

"Tak ku sangka! Garuda sudah sampai sejauh ini? Benar-benar mengejutkan."
"Aku ingat sekali~ dia dulunya hanya orang naif dengan tekat yang hebat." Gelegar tawanya memenuhi hutan. Keringat dingin Villain bawah seketika bercucuran.

Entity 303. Raja kegelapan dunia. Sang pemimpin yg kejam... Namun dia dulunya hanyalah manusia biasa kau tau? Manusia dengan kehidupan pahit dan melelahkan. Karena banyaknya panah yang terus menyerang, Entity tak mampu menahannya lagi. Dan membalas panah itu dengan ribuan kali lipat panah.

"Kau bicara seolah-olah kau tak merindukannya? Sungguh?" Sahut Null. Walau sedang kecewa dengan diri sendiri, dia tetap heran dengan pemimpinnya ini.

Dan Villain satu ini adalah anak emas Author. Null, Iblis kegelapan. Kalau ditanya umurnya, dia lebih tua di banding Entity. Tapi kalau soal kekuatan... Entahlah, tak ada yang yakin mana yang lebih kuat.

"Bacot. Mending kita lanjut pembahasan tadi." Ketus Herobrine. Villain misterius.

Tak banyak informasi soal dia. Herobrine adalah penyerang jarak jauh dan dekat. Namun tak banyak yang dapat mengungkapkan misteri yang selalu ia bawa.

"Hahaha~ ya Hero benar, tak ada waktu untuk masa lalu." Ujur Entity.

"Jangan menekan kata-kata terakhir, aku tau kau menyindirku." Ketus Null.
"Jadi bagaimana?"

"Rencana awal kita gagal sekarang, jadi kita lakukan rencana cadangan."
"Dan, kalau kalian ingin kemenangan yang telak. Kita bakal butuh dia." Sihir yang di permainan. Itu yang Entity pikirkan.

"Bukankah itu sedikit mustahil sekarang? Garuda pasti sudah melakukan sesuatu dengan-nya." Sahut Herobrine.

"Kau benar~ tapi bukan berarti kita tak bisa mengambilnya. Aku punya side plan untuk ini, hehehe." Gelak tawa Entity. Tenang, namun menakutkan.

。◕‿◕。

-Taman kota yang hancur.
20.46

Rintik hujan. Terdengar bergemericik lirih seolah berteman dengan dinginnya udara malam. Saking dinginnya sampai menusuk tulang. Razz diam termenung di tempat sepi itu. Menatap bunga mawar yang basah karena hujan.

"Dunia itu tidak adil ya." Bibir yang bergerak dengan sendirinya.

Ting!

Lonceng. Suara lonceng.

"Selamat malam, Razz Gaming." Sapaan hangat dari orang yang akan mati.

Tatapan dingin. Mata mati Razz benar-benar gelap. Suasana semakin dingin dan sesak. Seolah atmosfer bumi hilang.

"Herobrine... Aku sudah menunggu kedatangan mu." Tantang Razz.

Apa yang Razz rencanakan?

. • °⛓✧༺Bersambung༻*ੈ✩‧₊˚⛓

Hai hai~ lama gak ketemu :>
Maap ya gess, aku lagi fokus sekolah, jadi bakal slow up h3h3.

Btw bunga mawar itu cukup berarti lho~ apa ya kira-kira?





Thanks for reading~
Maaf kalau ada kata yang salah
Saya Author terimakasih and see you in next chapter~🍀

The CreepypastaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang