Keadilan

89 5 1
                                    

"Bajingan satu ini...!"
























_The CreepyPasta_

"Jahat sekali kau mengatakan hal itu padaku~"
"Apa karna aku membunuh sahabat mu? Atau mungkin karna aku yang membunuh sahabat ku sendiri?" Gelak tawa Null pecah. Menganggap kata-katanya barusan adalah sebuah candaan.

"Aku tak peduli dengan kapten divisi 6! Tapi apa yang telah kau lakukan, tak akan ku maafkan!!" Razz marah kali ini. Mata kanan yang kembali menggelap. Pemuda satu ini sudah tak bisa menahan amarahnya lagi.

Tap!

"Tenanglah Razz..."
Suara yang menenangkan. Sungguh lembut bagai buaian seorang ibu pada anaknya. Suara dari Dewa Kemenangan, Garuda.

Api yang tadinya bergejolak kini berubah menjadi air yang dingin dan tenang. Jika Garuda tak datang tepat waktu, Razz pasti sudah lepas kendali.

"Jarang sekali kau mau mengeluarkan The Mávros Sword itu... Null." Garuda mengalihkan pandangannya. Fokusnya sekarang adalah Null yang ada dihadapannya.

The Mávros Sword¹. Adalah pedang yang sungguh tajam. Bahkan setara dengan pedang legendaris milik Dewa BPK. Senjata satu ini dulunya dimiliki oleh malaikat Viva Universe yang dicuri oleh iblis dan berakhir jatuh di bumi. Tak banyak informasi dari pedang legendaris tersebut, namun ada sebuah mitos mengatakan jika kau memakai pedang tersebut untuk membunuh atasanmu, kau akan menjadi sosok yang menyedihkan kedepannya.

"Hehehe~ aku sengaja memakainya, aku tau kau akan kemari jadi aku ingin melihat reaksimu ketika prajurit mu mati." Tangannya memainkan pedang itu. Ayun, ayun. Ayunan pedang yang berbahaya.

"Ukh~ kau seharusnya tak memainkan benda semacam itu!" ??

"Oh halo~ kau masih hidup setelah ku penggal ternyata." Sifat periang Null keluar dan menyapa.

Kepala yang lepas dari tubuh itu menunjukkan ekspresi kebencian yang mendalam. Mata yang tadinya penuh dengan rasa bahagia, setelah di tebas oleh Null menjadi mata yang penuh kebencian. Zet22 dinyatakan masih bernyawa.

"Oh masih ada nyawanya toh, baru aja mau pesen paket peti matinya Hu Tao." Sahut Razz sembari mengangkat kepala Zet.

"Ekm!"
"Jadi Null, aku tak ingat kau akan kemari... Apa yang kau inginkan?" Kembali kesibukan kita dan tujuan awal Garuda datang.

"Haha~ kamu nanya? Kamu nanya tujuan ku kesini? Ya udah ku kasih tau ya... Jangan nanya lagi ya..."
"Tujuan ku kesini hanya untuk mengambil teman bodoh ku karna udah di cariin Bapac², tapi karna dia udah mati... Ya udahlah." Perasaan Villain gak punya hp deh... Kok jawabnya Null gitu?

"What the fuck..." Muka penuh rasa jijik diperlihatkan oleh Zet dan Razz. Entah apa yang membuat Null kesurupan.

Namun, dengan kalimat terakhir itu. Null menghilang bagai di telan bumi. Tak ada jejak yang tertinggal sama sekali. Matahari semakin naik, pemerintah pasti juga akan semakin bermunculan dan beresiko Razz dan Zet tertangkap.

Razz membantu Zet menyambungkan kepalanya dan badan. Ternyata, efek samping dari penggunaan sihir Seven Deadly Sins adalah penggunanya tak akan bisa mati selama 2 jam. Dengan begitu Zet selamat dari maut yang tiba-tiba datang.

"Ah... Mata ku perih kena pasir!" Keluh Zet.

"Malang sekali nasip kalian." Garuda mendekat dan mengusap darah yang keluar dari mata Zet. Dengan keajaiban sihir, mata Zet kembali seperti semula.

The CreepypastaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang