BAB 24

0 1 0
                                    

"Gimana, bang. Enak nggak browniesnya?" Tanya Nadira.

"Iya, enak banget, dek."

"Iyalah enak. Buatan siapa dulu. Farah, gitu loh." Ucar Nadira santai.

"Uhuk uhuk!" Bara terbatuk, kaget.

"Ya ampun, yang! Kenapa? Minum dulu, nih." Ujar Kanya menenangkan Bara, yang kemudian menuangkan segelas air untuknya. Ya, saat ini memang Kanya tengah ikut ke rumah Nadira juga Bara.

"Nggak, kok. Nggak apa-apa. Makasih, yang." Jawab Bara kemudian menerima gelas dari Kanya.

"Tadi pagi kata Abang, Kak Kanya lagi ada acara keluarga jadi nggak bisa jalan sama dia. Udah selesai acaranya, Kak?"

"Oh, itu. Nggak, acaranya nggak jadi, diundur minggu depan. Iya, tadinya emang aku mau pergi ke acara lamaran sepupu aku di Bandung. Tapi batal, katanya sih jadinya minggu depan acaranya. Dibarengi sama acara arisan keluarga." Jawab Kanya, memperjelas.

"Oh, bagus deh, jadi bisa jalan ya, Kak. Sama Abang."

"Kenapa lo tiba-tiba nanya begitu?" Tanya Bara, heran.

"Oh, nggak. Itu tadi, ada yang panas tapi bukan kompor." Jawab Nadira yang kemudian mendapatkan pelototan dari Farah, seolah tengah mengatakan Nadira untuk menutup rapat mulutnya.

"Hah?" Bingung Kanya.

"Hahaha. Nggak kok, yang. Si Nadira ini emang kadang suka nggak jelas gitu. Ya, kan adik-adik?" Ujar Bara, kemudian bertanya kepada teman-teman adiknya.

"Hehehe. Iya, kak." Jawab Vira polos.

"Eh, tapi serius loh, bang. Itu enak kan browniesnya? Itu emang Farah yang buat, loh." Ucap Nadira dengan nada meledek.

"Eh, nggak kok, kak. Bukan. Itu tadi kita berempat bikinnya bareng-bareng. Iya kan, Vir, Man?" Ujar Farah.

"Iya, kak." Jawab Amanda membenarkan ucapan Farah barusan.

"Emang suka nggak jelas si Nadira ini." Jawab Bara santai.

"Ini browniesnya emang enak, kok. Kalau boleh tau, siapa yang punya resep, nih?" Tanya Kanya kepada Nadira beserta teman-temannya.

"Ini, kak. Si, Amanda, teman aku. Dia kan emang jago masak, kak." Jawab Nadira semangat 45.

"Wah, lain kali kalau ada waktu, aku mau ikutan masak-masak juga dong, sekalian ajarin aku buat brownies kayak gini." Ujar Kanya.

"Boleh?" Tanya Kanya ramah.

"Eh, iya kak. Boleh, kok." Jawab Amanda sopan.

"Yang." Panggil Bara.

"Iya, kenapa?" Jawab Kanya menoleh kearah Bara.

"Jangan belajar masak, deh."

"Loh, kenapa?"

"Bahaya. Nanti kalau aku makin suka sama kamu, gimana?"

"Bucin teruss!" Celetuk Nadira

"Hahaha. Astaga Bara!" Jawab Kanya tertawa kecil.

"Sabar sabar ya, Farah. Kuatin hati dan iman lo." Ucap Nadira asal.

"Hah? Mulai deh, nggak jelasnya, Nad."

"Gue tau, kok. Lo cemburu kan sama mereka? Kak Kanya ketawa aja nggak ada jelek-jeleknya ya. Cantik banget dia." Bisik Nadira, mendekat ke Farah yang dibalas senyum pahit oleh Farah.


***

"Kak Kanya mau ikut menginap di rumah, kak?"

IMPOSSIBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang