"Gilaaaa, kalau yang tanding basket para cogan gini sih gue rela nunggu berjam-jam tanding juga. Demi Para pujaan hati gue, gak masalah siapapun pemenangnya, Hitung-hitung refreshing mata ya gak cui?" Cerocos Farah sambil menyenggol lengan Nadira.
"Gak bisa gitu dong Farah pokoknya sekolah kita harus menang, mereka kan musuh bebuyutan sekolah kita. Pokoknya tim basket kita harus menang. AYO SEMANGATT BOY!!" Sahut Vira sambil berteriak tepat disebelah Nadira.
"Issh, lo itu nyahut-nyahut aja sih Vir orang gue lagi ngajak ngomong Nadira bukan lo. Pokoknya siapapun yang menang gue fine-fine aja." Jawab Farah sambil melamun kearah para pemain basket. Entah apa yang ia lamunkan.
"Farah gimana sih namanya juga orang punya kuping sama mulut ya di jawab lah. Lagian kalo lo mau ngomong sama Nadira doang jangan ngomong keras-keras lah biar kuping gue gak dengar omongan lo." Balas Vira tak mau kalah.
Jadi, kalian bisa bayangkan perasaan Nadira saat ini? Huh, sungguh rasanya ia ingin menenggelamkan kedua manusia itu kedasar laut secepatnya karena berada diantara mereka berdua. Untungnya ia type friendable, jadi nggak bakal tega melakukan hal itu terhadap mereka berdua.
Dan Amanda? Entah kenapa dia seperti kehilangan mood saat melihat pertandingan berlangsung.
Saat Nadira kembali fokus ke pertandingan yang tengah berlangsung selama satu jam itu, tanpa sengaja matanya dan mata tajam seseorang yang sedang bertanding di lapangan bertemu. Ia melihat kening lelaki tersebut sedikit berkerut, entah apa maksudnya.
"Amada gue perhatiin kayaknya lo gak mood gitu ngelihat pertandingan hari ini, kenapa?" Tanya Nadira kepada Amanda yang sedang melamun.
"Ehh? Gak apa-apa kok gue." Jawab Amanda tepat disebelah Vira.
"Gak apa-apa gimana. Gue juga ngerasa lo kayak gak nyaman gitu lihat pertandingan ini, coba deh cerita sama kita. Lo kenapa? atau mungkin lo mau kita balik aja?" Tanya Nadira lagi kepada Amanda.
"Aduh Nadira kalau si Amanda bilang gak apa-apa ya berarti emang dia lagi nggak apa-apa. Lagian gue nggak mau balik dulu sebelum pertandingan ini selesai cause gue belum puas ngeliatin mereka para cogan." Tambah Farah sambil meletakan handphone yang baru ia keluarkan untuk memotret mereka yang tengah bertanding basket di lapangan.
"Iya dah serah lo aja." Jawab Nadira dengan malas.
"Cogan terus aja pikiran lo Far." Sahut Vira dengan kesal karena sahabatnya yang satu itu benar-benar fanatik sekali dengan para lelaki berparas tampan.
"Yeayyy guys bener kan apa kata gue kalo tim basket kita bakal menang lagi." Teriak Vira dengan girangnya, karena melihat skor akhir pertandingan dimenangkan oleh tim Sekolah mereka.
"Kalo gue sih tetap sama pendirian gue, siapapun pemenangnya gue pasti bakal tetep excited sama pertandingannya." Lagi-lagi Farah hanya berkomentar tentang para pujaan hatinya.
"Sumpah bosen gue sama omongan lo tentang para pujaan hati lo itu. Please bisa gak sih nggak ngomongin cowok sehari aja?" Kali ini Amanda berkomentar.
"Nah iya tuh, gue setuju banget sama lo." Nadira menyetujui ucapan Amanda.
"Please deh kita ini kan udah cukup umur kali buat ngomongin masalah hati mah. Lo aja yang pada lebay sok-sokan nggak mau ngomongin para pria dambaan kalian, padahal dalem hati mah seneng banget kan. Apalagi lo Amanda. Iya kan? Bener kan gue?" Oceh Farah yang lagi-lagi mengomentari tentang pria cogan itu.
"Omongan lo itu sama sekali nggak berbobot Farah, sumpah." Kesal Amanda, lalu pergi meninggalkan mereka bertiga.
"Tuh kan si Amanda ngambek lagi. Lo sih." Ucap Nadira lalu pergi meninggalkan Farah dan Vira berdua menyusul Amanda.
"Ish! lo gimana sih Far kalo ngomong itu direm dikit kek, kan jadi ngambek noh si Amanda." Jelas Vira lalu menyusul Amanda.
"Heh! Kok jadi gue yang salah sih? Emang dianya aja kali yang lagi dateng bulan makanya dari tadi nggak mood mulu." Oceh dia terlebih pada diri sendiri karena teman-temannya itu sudah pergi meninggalkannya.
"Aduh Amanda tungguin gue dong. Issh! lo jalan cepet amat sih." Teriak Nadira ditengah keramaian orang-orang yang tengah berlalu lalang karena pertandingan hari ini telah usai.
"Jalan lo aja yang pada lama!" Kesalnya.
"Aduhh ngejar lo dari lapangan sampai sini bikin gue ngos-ngosan tau nggak. Eh bentar-bentar, Abang gue nelpon nih. Kalian tunggu disini sebentar ya jangan tinggalin gue sendirian! Nanti gue diculik lagi, gue mau ngangkat telpon dulu." Tambah Nadira dengan nafas yang terengah-engah sambil melihat kearah handphone yang ternyata disana tertulis ada 5 panggilan tak terjawab.
"Iyaaaa." Jawab mereka bertiga serempak.
"Lagian siapa juga yang mau nyulik lo, bukannya nguntungin malah bikin rugi. Lo kan makannya banyak tapi yang gue heran lo nggak gendut-gendut." Ucap Vira dengan entengnya yang tersadar karena ucapannya setelah mendapatkan tatapan tajam dari Nadira.
Saat Nadira ingin mengangkat telepon, tiba-tiba handphone dengan logo seperti apel kegigit yang ada digenggamannya terjatuh.
"Whattt?! my lovely phoneee!" Teriaknya dengan histeris tanpa memperhatikan sekitar.
"Hehhh! Lo kalo jalan gunain mata lo! Lihat noh handphone kesayangan gue jadi harus kehempas ke tanah kan. Ganti rugi lo gue nggak mau tau!" Hardiknya kepada seseorang yang sudah menabrak dirinya, tanpa melihat siapa sebenarnya orang yang telah menabraknya.
"Lo bilang gue jalan make mata? Dimana-mana orang itu kalo jalan yang digunain kaki bukan mata. Sekolah TK nya cap-cip-cup ya lo?!" Balas orang tersebut tak mau kalah.
"Lo lagi, lo lagi! Kenapa sih kayaknya lo selalu bikin hidup gue sialll?! Tanggung jawab lo!" Jawab Nadira, tak mau kalah setelah melihat siapa pelaku yang telah menabrak dirinya, sampai handphone keluaran terbarunya menjadi korban.
"Hah, tanggung jawab?! Orang gue aja nggak ngapa-ngapain lo kok. Kenapa harus tanggung jawab? Udah sana lo minggir gue capek, mau balik!" Ketus laki-laki tersebut sambil pergi berlalu.
"Ihhh pokoknya lo harus tanggung jawab! Gue tadi itu mau nelpon abang gue buat jemput gue. Eh lo malah nabrak gue sembarangan sampai akhirnya handphone gue kehempas gitu aja dari tangan gue. Pokoknya gue nggak mau tahu. Lo harus tanggung jawabbb. Sekarangggggg. Gue mau balik, badan gue udah bau keringet nih." Balas Nadira dengan berteriak.
"Lo tau? lo itu perempuan paling rese yang pernah gue temuin dalam hidup gue. Balik tinggal balik, apa susahnya sih? Atau lo sengaja cari perhatian gini, karena lo mau balik bareng gue? Iya? Kalau gitu ayo cepetan, biar gue anter balik. Cara lo dengan teriak-teriak gitu kampungan banget tau nggak." Jawabnya kesal dengan keringat yang telah membasahi dahi nya.
"Hahh?!" Ucap Nadira dengan raut wajah yang terlihat bingung.
"Cepetann! Tadi lo nyuruh gue tanggung jawab kan?!" Perintah laki-laki yang sudah berjalan ke arah parkiran Sekolah.
Dan akhirnya Nadira pergi meninggalkan area lapangan beserta teman-temannya dan mengikuti arah pergi laki-laki yang sempat beradu argumen dengan dirinya tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMPOSSIBLE
Teen FictionKetika 3 hati dipertemukan dalam 1 cinta. "Kamu tidak akan pernah mengerti bagaimana rasanya menjadi aku. Ah salah, bahkan untuk berbalik menatapku pun, rasanya kamu enggan bukan?" -Nadira Almira