BAB 20

2 2 0
                                    

"Begini banget ya ampun hari libur gue." Teriak Nadira di dalam kamarnya.

"Bosen banget youtube lagi, netflix lagi, wattpad lagi. Buku bacaan baru udah nggak ada lagi."

"Jadi aku harus eotteohge?"

"Apa gue turun aja kali ya ke bawah, ganggu bang Bara. Iya deh, turun aja."

"Widih tumben banget nih rajin, baca buku." Ujar Nadira yang kini sudah ada di ruang keluarga.

"Iya lah. Gue." Jawab Bara.

"Tuh kan! Gue kira serius baca buku, nggak taunya tetep aja dibalik buku ada handphone. Pencitraan banget lo." Oceh Nadira.

"Udah selesai gue bacanya. Lo aja yang datangnya telat. Coba lo datang kesini 5 menit lebih awal, pasti lo masih bisa lihat gue belajar."

"Halah, alasan!"

"Yaudah, terserah si kalau emang lo nggak percaya sama gue. Emang susah si jadi orang ganteng."

"Nggak jelas banget lo, asli dah bang."

"Kenapa? Kok dari dalam kamar, mama dengar kalian berdua ribut sih?" Tanya Irene yang kini duduk disebelah Bara.

"Eh? Abang lagi belajar?" Lanjut Irene.

"Iya, mah."

"Bohong tuh mah, dia. Belajar apaan, dibalik bukunya aja tadi dia main handphone aku lihat." Adu Nadira.

"Kan tadi gue udah bilang, kalau aja lo ke sini 5 menit lebih awal, pasti lo masih lihat gue belajar, dek. Dia nya aja mah yang nggak percaya sama Bara." Sanggah Bara lalu membereskan buku yang sudah dibacanya tadi.

"Iya, mama percaya kok."

"Papa!" Panggil Nadira yang melihat Nugraha keluar dari ruang kerjanya.

"Eh ada apa ini, kok pada ngumpul disini?" Tanya Nugraha yang kemudian menghampiri ketiganya.

"Nggak ada apa-apa, pah. Nggak sengaja aja Bara, mama, sama adik ngumpul begini. Kalau Bara sih baru banget selesai belajar."

"Sombongnya, padahal belum tentu lo belajar sebulan sekali, bang." Celetuk Nadira.

"Dek, nggak boleh begitu ah." Ucap Irene.

"Iya deh, iya." Jawab Nadira cemberut.

"Eh, selagi kita kumpul kayak gini. Gimana kalau kita netflix-an aja, yuk? Nadira bosen banget di kamar." Ajak Nadira semangat.

"Tumben lo bosen di kamar. Biasanya sehari semalaman bahkan seminggu diem di kamar, lo anteng-anteng aja." Ujar Bara.

"Drakor, dracin, series semua udah selesai gue tonton. Tinggal nunggu film baru rilis aja."

"Papa nggak bisa, sayang. Ini papa mau ketemu sama rekan bisnis papa." Jawab Nugraha.

"Really, pah? Bahkan di hari libur kayak begini juga papa nggak ada waktu untuk santai?" Tanya Nadira.

"Jangan terlalu di forsir deh pah. Nadira takut nanti papa sakit karena terlalu lelah. Ingat loh ya, papa udah nggak muda lagi." Nasihat Nadira yang membuat Nugraha tertawa karena mendengar ocehan putrinya.

"Iya sayang, papa ingat kok."

"Yaudah, papa berangkat dulu ya. Assalamu'alaikum." Pamit Nugraha.

"Wa'alaikumussalam." Jawab ketiganya kompak.

"Hati-hati, pah!" Teriak Nadira.

"Eh, mau kemana lo, bang?" Tanya Nadira yang melihat Bara pergi dari ruang keluarga mengikuti papa, juga mama nya.

IMPOSSIBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang