BAB 14

1 1 0
                                    

"Masih punya muka lo? Terbukti kan sekarang." Ucap Maudy, kemudian memberikan sebotol air mineral kepada Azka.

"Kayak ada yang ngomong barusan, tapi kok nggak ada wujudnya ya." Ujar Nadira.

"Asli, serem banget hantu penunggu SMA Harapan Bangsa." Tambahnya.

"Sialan! Lo--" Belum sempat Maudy melanjutkan perkataannya, sudah dipotong oleh Azka.

"Diem ditempat lo, Ody." Perintah Azka kepada Maudy.

"Pertandingan belum selesai, jadi gue saranin jangan berpuas diri dulu lo berdua." Ujar Nadira dan memilih pergi untuk menemui teman-temannya.

"Inget, selisih poin kita cuma 1 angka!" Tambah Nadira.

"Sumpah ya, Nad. Selama lo tanding gue deg-degan banget. Kayaknya selama lo di lapangan gue banyak berdo'a deh buat lo." Ucap Farah dengan heboh.

"Emang lo mah terlalu lebay aja, Far." Jawab Amanda cepat.

"Iya tuh, bener." Sahut Nadira.

"Ah, lo berdua mah emang nggak bisa banget kayaknya ngebaca situasi." Kesal Farah.

"Tapi bener deh, Nad. Gue juga deg-degan selama lo tanding sama Kak Azka tadi. Melebihi deg-degan waktu gue pulang telat main, terus diomelin Mami." Curhat Vira.

"Nah, bener kan. Emang lo doang Vir yang sehati sama gue, jadi makin sayang deh sama Vira." Jawab Farah.

"Ya, dia malah curhat. Mohon maaf Savira, saat ini Mama belum membuka dan menerima sesi curhat." Balas Nadira yang dibalas tawa oleh ketiga temannya.

"Tapi, gue yakin sih lo bisa kalahin Kak Azka." Ucap Farah.

"Semoga deh ya, Nad." Tambah Vira yang disetujui oleh Amanda.

"Positif thinking aja dulu kita. Ya, kan?" Ucap Amanda.

"Justru karena selisih satu poin itu yang bikin gue tambah semangat buat tutup mulutnya si nenek lampir." Ujar Nadira dengan semangat.

"Ka, kalau bisa udah lo kalah-kalahin aja diri lo. Bosen gue lihat lo menang pertandingan terus." Ujar Vano di lain tempat yang mendapatkan pukulan dibahunya oleh Maudy.

"Heh, sembarangan! Ngapain lo suruh Azka buat kalah?! Harusnya lo dukung dia dong." Kesal Maudy.

"Aduh beb. Belum apa-apa kamu udah KDRT aja, kamu mau nanti aku laporin ke Komnas Laki-laki?" Jawabnya dengan mengusap pelan bahunya yang menjadi sasaran Maudy tadi.

"Emang ada ya Komnas Laki-laki?" Tanya Faiz.

"Gue baru denger, kalau Komnas Perempuan sama Komnas Anak gue sering denger tuh di berita-berita yang Aki gue suka tonton." Tambahnya lagi.

"Bukannya lo yang baru denger, bro. Tapi emang temen lo aja yang ngada-ngada." Jawab Danish.

"Tapi, serius deh gue bingung. Kenapa ya, di negara kita itu Komnas Laki-laki nggak diadain sementara Komnas Perempuan aja ada bahkan Komnas Anak aja ada, kan." Tanya Vano.

"Mungkin karena perempuan selalu benar dan laki-laki selalu salah, bro." Jawab Faiz.

"Emang cocok deh lo berdua kalau disatuin, sama-sama bikin emosi jiwa." Celetuk Danish.

"Cita-cita gue bertambah satu deh kalau begitu, gue juga mau bentuk Komnas Laki-laki. Kan, nggak adil banget kalau Komnas Perempuan aja ada, masa Komnas Laki-laki nggak diadain." Ujar Vano.

"Mending lo berdua keluar deh dari sini, lama-lama liat lo berdua gue jadi makin pengen makan hidup-hidup lo berdua." Sinis Maudy.

"Kamu sekarang kanibal, beb?" Tanya Vano yang kemudian mendapatkan lemparan botol air mineral yang telah habis dari Maudy.

***

"Kayaknya tadi ada yang percaya dirinya overload. Tapi, sekarang kok diem-diem aja ya." Sindir Nadira.

"Gimana? Masih mau mengagungkan Capt Basket Sekolah? Stok percaya diri lo masih ada nggak tuh?" Tambah Nadira yang membuat Maudy jengkel.

"Nad, rem dikit mulot lo." Bisik Amanda.

"Pulang dari Jerman mulutnya jadi tambah tajam gitu ya, temen gue." Celetuk Vira.

"Mulut temen lo yang satu itu kan emang dari awal udah tajam banget, Vir. Tapi, pulang dari Jerman makin menjadi aja tuh tajamnya." Jawab Vira.

"Wow! Aksi lo di lapangan tadi keren banget, gue sampai takjub ngelihat kekalahan teman gue." Ucap Vano dengan gamblang.

"Selamat Nadira, selamat! Meskipun lo anak baru tapi lo berhasil memecahkan rekor di SMA Harapan Bangsa." Lanjutnya.

"Lo barusan puji dia?!" Tanya Maudy menunjuk Nadira dan dijawab anggukan oleh Vano.

"Sahabat lo kalah, kenapa lo malah seneng!" Ketus Maudy.

"Dari awal pertandingan kan aku udah bilang, beb. Bosen banget aku ngelihat si Azka ini menang terus, sesekali dia kalah juga nggak akan buat title sebagai captain basket di Sekolah kita jadi jelek, kan." Jelas Vano.

"Emang dasar temen nggak tahu di untung. Lo mungut dimana sih, Ka temen model dia gini!" Oceh Maudy.

"Kenapa emang, beb? Aku ini emang limited edition. Dari sekian milyar manusia yang tinggal di bumi, cuman aku doang yang paling sayang sama kamu, paling perhatian, paling tulus sama kamu, paling setia sama kamu. Pokoknya paling beda deh diantara yang lain." Ucap Vano.

"Iya, paling beda. Saking bedanya, lo manusia paling aneh, paling bego, paling ter nggak jelas yang pernah gue temui selama 17 tahun gue hidup!" Kesal Maudy yang kemudian menginjak kaki Vano karena kesalnya.

"Dan, lo! Lo menang pertandingan karena emang lo lagi beruntung aja." Ujar Maudy.

"Kali ini gue nggak ada urusan sama lo, jadi lo bisa minggir dulu sebentar? Urusan gue sama sepupu lo itu, kan? Karena kita berdua yang tanding basket." Jawab Nadira.

"Jadi, gimana?" Tanya Nadira dihadapan Azka.

"Gimana apanya?" Tanya Azka balik.

"Sesuai perjanjian kita tadi, karena lo kalah jadi lo wajib ikutin 3 permintaan gue, kan?" Ujar Nadira.

"To the point, lo mau apa?" Tanya Azka.

"Maksudnya?"

"Ya, lo mau apa? Sepatu? Tas? Parfume? Atau apa? Sebutin aja, cepat." Jawab Azka.

"Sorry. Gue bukan tipe orang yang Materialistis. Jadi gue pikirin dulu baik-baik permintaan gue, lo persiapin diri lo dulu aja mulai dari sekarang, okey?"

"Yuk, girls kita pulang. Let's celebrate our victory today." Ajak Nadira terhadap teman-temannya.








I'm back 👀

Apa kabar kalian?

Gimana hari-hari kalian belakangan ini?

Nggak bosen-bosennya aku ingetin kalian buat stay safe and healthy ya❤🤗

Nggak tahu untuk weekend yang ke berapa kalinya,

Tapi, jangan bosen-bosen buat habisin waktu weekend kalian dirumah aja ya🥰

Paling tidak demi kesehatan kalian dan orang-orang tersayang disekitar kalian😊

Happy weekend💙

IMPOSSIBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang