BAB 3

52 6 6
                                    

"Aduh iya, iya sabar dong Manda, sakit nih tangan gue. Tuh kan merah." Ujar Nadira sambil berusaha melepaskan tangannya dari tangan Amanda.

"Aduhh, Sorry yah gue gak sengaja, lagian kalian ini lama banget sih." Jawab Amanda sambil melepaskan tangan sahabatnya.

"Lagian lo itu kenapa sih Man?"

"Ehh, gak apa-apa kok." Balas Amanda
setelah itu mereka berempat kembali berjalan menuju kelas.


***

"Ehh Man, gue penasaran deh mau nanya dong." Ujar Nadira kepada Amanda.

"Hah, Lo mau nanya? Oke bentar, Bu si Nadira mau nanya nih Bu katanya."
Ucap Amanda sambil mengacungkan tangan.

"Ya, Silahkan yang ingin bertanya bisa bertanya sekarang. Sebelum saya mengakhiri pelajaran hari ini." Jawab Bu Nesya.

"Eumm, nggak Bu saya gak pengen nanya kok, Bu." Jawab Nadira dengan tegas.

"Amanda, apa kamu lagi berusaha mengelabui Ibu?" Tanya Bu Nesya kembali.

"Saya nggak bohong kok Bu, tadi si Nadira bisikin saya katanya dia mau nanya sesuatu." Jawab Amanda dengan mantap.

"Aduh Manda maksud gue itu bukan nanya tentang pelajaran, tapi gue mau nanya tentang orang yang nyamperin kita di Kantin tadi." Teriak Nadira dengan polosnya, tanpa sadar kini ia sedang ditatap oleh seisi kelas.

"Oh, jadi dari tadi pelajaran saya kalian itu tidak memperhatikan saya? Iya? Kalian malah asik dengan pemikiran kalian masing-masing?!" Tanya Bu Nesya dengan suara naik 1 oktaf.

"Eh, nggak kok Bu." Jawab Nadira dan Amanda secara bersamaan.

"Oke kali ini kalian saya maafkan lain kali jangan diulang kembali. Sebagai gantinya, lusa saya akan mengadakan ujian jadi kalian harus belajar dengan serius. Terima kasih saya akhiri pelajaran hari ini." Ucap Bu Nesya panjang lebar dan berlalu meninggalkan kelas.

"Yah, Bu." Jawab seisi kelas dengan kecewa.

"Tuh kan, ini semua gara-gara kalian nih." Ucap Farah sambil menengok kearah belakang.

"Ini bukan karena gue ya. Lo sih Man! Tadikan gue mau nanya ke lo, bukan ke Bu Nesya." Ucap Nadira.

"Ya mana gue tahu." Jawab Amanda dengan singkat.

"Lo itu kenapa sih Man, kok kayaknya gue perhatiin lo itu kayak kurang fokus gitu sehabis istirahat tadi. Apa jangan-jangan lo kurang aqua?" Tanya Vira dengan polosnya.

"Aduh, apa banget si lo Vir. Receh banget deh." Ucap Farah.

"Ohh, atau jangan-jangan lo kayak begini itu gara-gara tadi ketemu sama Kak Az---" Balas Vira.

"Ih, apa banget deh Vir. Tadi lo mau nanya apa?" Potong Amanda, kini bertanya kepada Nadira.

"Oh itu, gak jadi deh." Balas Nadira.

"Loh, kenapa?" Tanya Amanda sambil memasukan buku kedalam tas.

"Lupa, Hehehe." Tambah Nadira dengan cengengesan.

"Ya ampun, masih belum hilang juga kepikunan lo itu." Ucap Farah.

"Enak aja, gue itu gak pikun ya. Cuma---" Ucap Nadira dengan menggantungkan ucapannya.

"Cuma apa?" Kali ini Vira kembali bertanya.

"Sedikit lupa aja." Jawab Nadira dengan santainya.

"Sama aja!" Ucap Amanda dan Vira secara bersamaan.

"Udah-udah ayo kita ke lapangan sekarang. Udah bel nih dari 15 menit yang lalu" Ajak Farah kepada ketiga sahabatnya.

"Loh mau ngapain ke Lapangan? gue bentar lagi kayaknya dijemput sama Abang gue deh." Jawab Nadira sambil merapihkan tasnya.

"Oh iya ya, tim basket kita kan mau tanding lawan sekolah tetangga ya?" Kali ini Vira kembali bersuara.

"Thats right! smart girl." Balas Farah sambil mencubit pipi Vira.

"Yah Nad, kalau lo gak lihat pertandingannya pasti bakal nyesel banget deh. Iya kan Man?" Ucap Vira sambil merayu Nadira.

"Gue ikut kalian aja." Jawab Amanda dengan singkat.

"Eumm, gimana ya. Kalau begitu gue kabarin Abang gue dulu deh ya." Jawab Nadira sambil mengambil ponsel dari dalam tasnya.

"Oke deh." Balas Farah sambil menunjukan jempolnya, setelah itu mereka berjalan menuju lapangan.







Ekspektasi aku terhadap cerita yang aku buat gak terlalu besar. Terima kasih banyak buat kalian yang sudah menyempatkan untuk membaca cerita ini💙


Stay safe everyone🥰

IMPOSSIBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang