BAB 32

1 1 0
                                    

"Gue tahu ini memalukan, tapi kalau nggak cerita ke kalian, gue rasa gue bisa gila."

"What?! Seriously, lo gila?!" Ujar Vira kaget mendengar ucapan Nadira barusan.

"Belum. Belum sampai ke tahap gila. Gue bilang kan hampir, Vir."

"Omongan lo ngaco deh, Nad." Jawab Amanda tertawa kecil.

"Iya, tuh. Emang hal apaan sih yang sampai bikin lo hampir gila itu?"

"Gue mau kasih tau kalian, tapi, kalian nggak boleh ketawain gue setelahnya. Janji?"

"Ya ampun, kenapa jadi kayak bocah SD gini sih? Segala pakai janji kelingking begini." Ketus Farah.

"Pokoknya janji dulu. Gue nggak mau kalian ketawain gue bahkan ejek gue nantinya." Sahut Nadira mengulurkan jari kelingkingnya.

"Iya, iya, udah cepat. Apaan sih?"

"Eumh, gue. Gue lagi suka sama seseorang, sebenarnya gue nggak mau ngasih tau hal ini, tapi gue nggak tenang. Jadi gue mutusin buat cerita sama kalian."

"Oh, lagi suka sama seseorang." Sahut Vira santai.

"Apa?! Lo barusan bilang lagi suka sama seseorang? Telinga gue masih berfungsi dengan baik kan ya ini? Gue nggak salah denger kan?" Jawab Farah menggebu-gebu yang mendapatkan anggukan kepala dari Nadira.

"Siapa?" Tanya Amanda.

"Maksudnya?" Tanya Nadira heran.

"Siapa orang yang lagi lo suka itu?"

"Kalian udah janji ya, nggak boleh ketawain gue bahkan sampai ejek gue."

"Iya, Nad. Iya. Ya ampun, emang siapa sih orang yang lo taksir itu, sampai lo sebegitunya."

"Apalagi lo, Far. Lo nggak boleh ledek gue, ya!"

"Ya ampun, Ya Rabbi, Ya Rasulullah. Iya, gue janji Nadira. Jadi makin penasaran deh gue. Ayo kasih tau kita dong, jangan bikin gue jadi penasaran."

"Kak Azka."

"Hah?" Bingung Farah, Amanda juga Vira.

"Iya, Kak Azka orangnya."

"Apa?! Nggak, nggak. Nggak mungkin. Kayaknya pendengaran gue udah mulai nggak beres nih. Kuping gue error, besok gue harus ke Spesialis THT kayaknya."

"Pendengaran kalian nggak bermasalah, yang gue bilang dan kalian dengar itu benar kok, Kak Azka. Kak Azka, dia orangnya."

"Kayaknya bukan lo yang mau gila deh, Nad. Setelah dengar omongan nggak masuk akal lo ini, kita bertiga yang akan jadi gila." Sahut Farah kemudian tertawa.

"Benar firasat gue, kalian nggak akan percaya sama apa yang gue ceritain ke kalian."

"Gimana bisa?" Tanya Vira.

"Ya, gue juga nggak tau pastinya gimana. Yang jelas, semenjak intensitas kita berdua sering bertemu, gue merasa ada yang aneh di diri gue, dan ya, setelah gue cari tau ternyata gue emang eumh ya begitu deh." Jawab Nadira malu-malu.

"Astaga, Nad. Lo sampai blushing begini, pertama kalinya gue ngelihat lo malu-malu begini, lucu." Canda Vira.

"Savira, kita lagi dalam mode serius kali ini."

"Emang siapa yang bilang dari tadi kita bercanda sih, Far? Nggak ada, kan?"

"Amanda, lo kenapa dari tadi diam aja?" Tanya Nadira yang melihat Amanda tak bersuara sedari tadi.

"Eh? Nggak, kok. Nggak apa-apa, gue cuma kaget aja dengar cerita lo barusan, Hehehe. Kayak yang Vira bilang tadi, ternyata lo bisa juga blushing."

"Astaga, ternyata teman kita yang satu ini, sudah besar. Udah mulai tertarik sama hal cinta-cintaan." Ucap Vira.

"Nggak tau mau jawab gimana, gue masih bingung, nggak nyangka aja." Sahut Farah dengan raut wajah bingung.

***

"Mau langsung balik?" Tanya Azka sambil terus fokus menyetir.

"Terserah sih, kak. Gue ikut aja, kalau emang lo lagi nggak kemana-mana, langsung pulang bukan pilihan yang buruk."

"Hmm."

"Gue mau nanya sesuatu boleh?" Tanya Nadira yang mendapatkan tatapan dari Azka.

"Eumh. Ini sekedar mau tau aja sih sebenarnya, pertanyaan random. Lo, lo udah punya pacar, kak?"

"Kenapa?"

"Hah? Gimana, gimana?"

"Apa urusannya sama lo?"

"Ya emang nggak ada urusan apa-apa sih sama gue, kan tadi gue udah bilang, sekedar pertanyaan random aja."

"Ya, kalo lo nggak mau jawab juga nggak apa-apa sih." Lanjut Nadira tak enak hati, merutuki dirinya yang bisa-bisanya menanyakan hal yang bersifat personal.

"Kenapa lo jadi nanya-nanya hal personal?" Tanya Azka sedikit sinis.

"Ish! Tadi kan gue udah bilang, sekedar mau tau aja. Nyesel gue nanya sama lo! Gue tarik lagi pertanyaan gue yang tadi, anggap aja lo nggak denger kalau gue tadi ngomong."

"Kok jadi lo yang kesel? Kan seharusnya gue, aneh."

"Udah gue bilang, anggap aja tadi lo nggak denger gue ngomong apa. Udah, kan?"

"Stress."

"Lo. Lo yang stress!" Kesal Nadira lalu mengarahkan pandangan kesamping, menikmati pemandangan yang tersaji di kawasan perumahan tempat tinggal Nadira.










Hai, udah lama banget kayaknya aku nggak update yaa🤧

Mianhae✌

Ada beberapa hal yang buat aku kehilangan mood untuk nulis belakangan ini😩

Dan aku lagi mencoba untuk mengembalikan mood menulis aku yang sedang hilang entah kemana👀

Semoga kalian yang lagi membaca karya pertamaku yang masih jauhhh dari kata sempurna ini diberikan kesehatan selalu ya!🤗

Semoga kalian juga bahagia selalu!💙

IMPOSSIBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang