"Amanda, pulang Sekolah nanti jangan lupa ya kumpul kepanitiaan acara donasi Sekolah." Ujar Rangga yang melewati meja Amanda juga Nadira.
"Lo juga, Nad. Jangan lupa." Tambahnya, dan pergi meninggalkan Kelas, karena bel yang menandakan waktu istirahat telah berbunyi.
"Iya, pak. Iya." Jawab Nadira malas.
"Jujur, gue males banget tau ikut-ikut kepanitiaan gini. Gue lebih suka jadi penonton aja, ya meskipun cuma duduk dan nontonin acara." Ujar Nadira.
"Eh, kita nggak ke kantin nih?" Tanyanya.
"Nggak deh, gue lagi harus irit-irit nih. Bunda masih jalanin pengobatan di Singapura, kan." Jawab Amanda.
"Lagian, gue bawa bekal nih. Tadi sebelum berangkat ke Sekolah gue sempatin diri buat bikin nasi goreng, kalian mau coba?" Tambah Amanda.
"Oh iya, gimana perkembangan kesehatan bunda?" Tanya Nadira.
"Alhamdulillah ada sedikit kemajuan, ya meskipun sampai saat ini alat-alat yang ada di badan bunda belum bisa dilepas." Jawab Amanda.
"Semangat Amanda! Kita ada disini buat dukung lo." Ujar Vira.
"Iya, selagi bunda masih di rawat lo bisa main ke rumah gue dan anggap mama itu kayak nyokap lo sendiri. Btw gue cobain ya nasi goreng buatan lo." Ucap Nadira mengambil alih sendok dari tangan Amanda.
"Iya, lo juga bisa anggap nyokap gue kayak nyokap lo sendiri. Ehh, gue juga mau cobain nasi gorengnya dong." Tambah Farah.
"Enak banget, Man." Ucap Vira yang disetujui oleh Farah juga Nadira.
"Amanda kan kalau masak emang selalu enak, Vir. Nggak pernah gagal." Jawab Farah.
"Gila, Man! Ini nasi gorengnya enak banget. Udah cocok nih lo buat ikutan kompetisi masak-masak yang kayak di tv."
"Berlebihan lo, Nad." Tawa Amanda.
"Asli deh, Man. Emang enak nasi gorengnya."
"Udah cocok banget deh lo, nanti habis lulus SMA langsung ke KUA." Tambah Nadira.
"Ngapain ke KUA?" Tanya Vira.
"Ya nikah lah, masa mau ngelamar jadi babysitter." Balas Nadira yang dibalas kekehan oleh Vira.
"Nikah nikah, Sekolah dulu yang benar!" Kesal Farah.
"Iya, mak, iya. Ampun." Balas Nadira cepat.
"Asli deh, Far. Feeling gue diantara kita berempat nanti, lo yang akan sold out duluan. Omongan lo itu, selalu kayak emak-emak kompleks yang lagi nasihatin anaknya." Celetuk Nadira.
"Gimana mau ke KUA duluan kalau selama ini aja dia selalu berharap sama yang nggak pasti." Sindir Vira.
"Apaan sih, lo." Jawab Farah.
"Move on dong, Far." Balas Amanda.
"Gue udah move on, kok."
"Mana ada orang yang ngaku udah move on tapi masih aja suka lihat instastory nya."
"Hah? Tau dari mana lo?!" Tanya Farah.
"Iyalah gue tau, instagram abang gue aja masih nyangkut di hp gue sampai sekarang, nih." Ujar Nadira, menunjukan handphone nya.
"Tenang aja, Far. Kalau emang namanya jodoh, mau sejauh apa pun jarak lo sama dia pasti dipertemukan sama yang diatas." Ujar Amanda.
"Iya sih. Tapi, seberapa banyak cara gue buat move on dari abangnya si Nadira ini, tetap aja usaha move on gue sia-sia kalau ngelihat dia upload foto, terutama sama pacarnya itu."

KAMU SEDANG MEMBACA
IMPOSSIBLE
Teen FictionKetika 3 hati dipertemukan dalam 1 cinta. "Kamu tidak akan pernah mengerti bagaimana rasanya menjadi aku. Ah salah, bahkan untuk berbalik menatapku pun, rasanya kamu enggan bukan?" -Nadira Almira