"Manda, kalau ada guru masuk kelas bangunin gue ya. Mata gue udah berat banget ini sumpah. Nggak kuat lagi." Bisik Nadira.
"Habis ngapain emang lo semaleman? Sampai-sampai baru pelajaran kedua aja udah ngantuk begitu." Tanya Amanda.
"Gue marathon drama semaleman. Please banget ya Man, istirahat gue traktir yakult deh nanti."
"Gue lagi nggak mau yakult, pulang sekolah traktir gue boba. Gimana? Deal?" Tanya Amanda.
"Yaudah iya, terserah lo aja. Yang penting bangunin gue ya kalau ada guru masuk. Beliin lo 5 liter boba juga gue sanggup, nggak bikin Mama gue bangkrut kan?"
"Kumat deh sombongnya." Mereka tertawa kecil.
"Nadira, gue mau nan---" Ucapan Farah terpotong, sesaat setelah melihat Nadira yang tertidur dengan melipat tangan diatas meja.
"Loh, nggak biasanya banget nih bocah tidur di jam ketiga, kenapa dia Man?" Tanya Farah kepada Amanda yang sedang memainkan handphone.
"Tadi sih dia bilangnya ke gue, semalam habis marathon drama semalaman."
"Kebiasaan deh dia tuh, kalau nggak marathon drama pasti marathon novel semalaman." Ujar Savira yang kini telah duduk dikursi depan Amanda.
"Ya mau gimana lagi, teman lo yang satu ini kan memang susah kalau dinasihati. Ada aja alasannya. Tahu sendiri kan?" Ucap Farah.
"Far, tahu nggak?" Ujar Savira berbisik.
"Apa?"
"Omongan lo, udah kayak emak-emak yang lagi ngomelin anaknya waktu ketahuan main hujan-hujanan."
"Sialan lo!"
***
Duk.
"Kampret! Siapa yang udah ngelempar bola basket sampai kena kepala gue gini?!" Omel Nadira terhadap murid-murid yang tengah berolahraga di lapangan, menyusul sambil membawa bola basket yang mengenai kepalanya tadi.
"Siapa?!" Tanyanya lagi dengan kesal, dan mereka menunjuk kearah laki-laki yang memakai headband.
"Vir, percaya nggak lo, bakal ada perang dunia ketiga sebentar lagi." Bisik Farah.
"Hah? Yang bener Far? Lo tahu dari mana? Ada info dari akun lambe turah?" Tanya Savira.
"Ah elah, emang susah banget ya ngomong sama lo itu!" Kesal Farah dan ikut menyusul Amanda yang juga menyusul Nadira ke tengah lapangan.
"Lo lagi, lo lagi! Kenapa sih lo itu suka banget bikin darah gue naik, setiap kali ketemu?!" Teriak Nadira.
"Siapa?" Tanya laki-laki itu.
"Ya, lo! Siapa lagi emang yang selalu bikin gue sial setiap ketemu, kalo bukan lo?"
"Lo salah orang, balikin sini bola basketnya!" Pintanya.
"Nggak mau, sebelum lo minta maaf sama gue didepan anak-anak yang lain. Mentang-mentang jidad gue lebar, bukan berati jidad gue ini lapangan bola ya!" Tolak Nadira, yang lebih condong kearah melucu karena ucapannya barusan.
"Nggak. Emang lo siapa sampai gue harus minta maaf didepan umum begini? Balikin bolanya!" Ucapnya, meminta bola basket yang dipegang erat oleh Nadira.
"Udah Ka, lo minta maaf aja sama dia biar selesai urusannya dan kita lanjut main basket. Dari pada panjang lebar gini kan urusannya, udah lo minta maaf aja." Bujuk Danish, sahabat Azka.
"Kenapa lo jadi bela dia?! Jelas-jelas dia yang salah disini, udah tau masih jam pelajaran kenapa kelayapan keluar kelas coba? Cepet siniin bolanya!" Pintanya dengan kesal.

KAMU SEDANG MEMBACA
IMPOSSIBLE
Teen FictionKetika 3 hati dipertemukan dalam 1 cinta. "Kamu tidak akan pernah mengerti bagaimana rasanya menjadi aku. Ah salah, bahkan untuk berbalik menatapku pun, rasanya kamu enggan bukan?" -Nadira Almira