BAB 2

53 6 2
                                    


"Jadi gimana Nadira, teman-teman kamu itu udah pada tahu kalau kamu hari ini mau pindah ke Sekolah mereka?" Tanya Irene kepada Putrinya.

"Ya belum sih Maa, aku kan mau ngasih surprise ke mereka." Jawab Nadira dengan tersenyum, memperlihatkan lesung pipinya.

"Halah gaya-gayaan ngasih surprise segala, alay banget." Goda Bara.

"Sewot aja sih lo Bang, suka-suka gue lah lagian temen juga temen gue ini." Balas Nadira.

"Oh iya Maa, Mama udah ngurus segala keperluan pindah aku di Sekolah baru aku itu kan Maa?" Tanyanya sambil mengoleskan selai cokelat dilembaran roti miliknya.

"Iya, semuanya udah Mama urus. Kamu tenang aja, hari ini kamu udah mulai bisa sekolah disana." Jawab Wanita yang sedang mengambil segelas air putih dihadapannya.

"Yaelah udah tahu hari ini udah mulai masuk Sekolah. Pake nanya keperluan pindah sekolah segala, so pasti udah lah." Ucap Bara.

"Ishh, kayak ada yang ngomong tapi kok nggak ada orangnya ya Maa? Mama denger nggak sih, apa jangan-jangan aku halu kali ya Maa? Ihhh serem banget sih Maa." Sewot Nadira sambil melanjutkan sarapannya.

"Yaudah lah ya, terserah lo aja. Cepet makan nya nanti gue telat ke Kampus gara-gara nunggu lo makan doang." Perintah Bara juga sambil melanjutkan sarapannya.

"Iya cepetan makannya sayang, nanti kalian terlambat." Tambah Irene.


***

"Yaudah turun, ngapain lo masih duduk di mobil?! Sekolah baru lo itu udah ada di depan noh." Ujar Bara sambil menunjuk ke arah sekolah yang ada di depan.

"Lo ini bawel banget sih bang. Btw do'ain gue ya Bang semoga gue bisa cepet gabung sama anak-anak di Sekolah itu. Kira-kira mereka itu jahat-jahat nggak ya Bang? Kayak yang ada di film-film kalau anak baru kan pasti di bully. Haduhh gimana yaa nasib gue, gue takut nih Bang." Ucap Nadira panjang lebar.

"Aduhh, alay banget sih lo Dek yang ada itu pasti galakan lo, dibanding mereka. Lagian siapa sih yang berani ganggu Adik tercinta Aldebaran yang satu ini, hmm?"

"Ihh gue nggak galak ya bang, udahlah gue turun nanti gue telat lagi. Gak lucu kan kalo nantinya ada berita 'Seorang Nadira Almira telat masuk sekolah di hari pertama sekolah' byee!" Ucap Nadira, lalu setelahnya turun dari mobil dan pamit kepada Abangnya, Aldebaran.

Saat Nadira sudah berada di depan gerbang sekolah, ia melihat seseorang yang tak asing baginya mengenakan motor yang sama dengan yang dilihatnya waktu itu.

"Itu kan orang yang sama waktu gue kecipratan air becekan. Time to take action of revenge Nadira, Hahaha." Batin Nadira dalam hati dengan penuh kemenangan.


***

Saat memasuki gerbang Sekolah barunya, Nadira dibuat risih karena seluruh perhatian murid-murid yang ada di Sekolahnya itu tertuju pada dirinya semua.

"Haduuh, kenapa mereka ngeliatin gue kayak begitu semua ya, emang ada yang aneh apa dari diri gue? Apa jangan-jangan mereka belum pernah ngeliat orang secantik gue? Ah, masa iya sekolah seluas ini isinya sama sekali nggak ada cewek cantik kayak gue sih." Nadira dengan percaya dirinya membatin dalam hati.

"Yaelah, ini ruang Kepala Sekolahnya dimana lagi. Apa gue nanya orang aja kali ya, tapi kan malu kalo misalkan gue nanya duluan. Haduhh ribet banget sih, okey no problem Nadira gak ada salahnya kan kalo lo nanya duluan. Lagian lo kan gak kenal sama mereka jadi gak masalah dong." Nadira kembali membatin, tanpa sengaja tiba-tiba...

IMPOSSIBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang