BAB 17

0 0 0
                                    

"Kenapa sih orang-orang? Dari pagi udah pada heboh banget." Tanya Nadira sambil menikmati menu makan siangnya di Kantin.

"Lo nggak sadar? Hari ini lo tranding topic, Nad." Jawab Amanda.

"Gue?" Tanya Nadira menunjuk dirinya sendiri.

"Kok bisa?" Tambah Nadira.

"Menurut lo aja, kenapa bisa coba?" Tanya Farah.

"Ya kalau gue tau, gue nggak akan nanya dong." Ujar Nadira santai.

"Kemarin lo pulang sama siapa?" Tanya Vira.

"Kemarin? Kemarin gue pulang sa--"

"Ya ampun! Jadi karena itu." Ujar Nadira.

"Kok bisa lo tiba-tiba pulang sama Kak Azka?" Tanya Farah.

"Kebetulan? Atau apa? Tapi gue rasa, kalau kebetulan nggak mungkin deh. Secara kita semua tau gimana Kak Azka." Selidik Farah.

"Kemarin waktu kalian udah pada pulang duluan, nggak sengaja aja gue ke---" Ucapannya tertahan karena ada seseorang yang menjambak rambutnya.

"Ssh, Aw!" Teriak Nadira, lalu berbalik menatap seseorang yang menjambaknya tadi.

"Astaga!" Refleks Amanda, Farah, juga Vira secara bersama.

"Apaan sih lo!" Ujar Nadira.

"Lo emang benar-benar nggak tau diri ya jadi manusia!" Bentak Maudy setelah puas menjambak rambut Nadira.

"Lo pikir sepupu gue supir pribadi lo?!"

"Apa sih! Nggak jelas banget lo!" Jawab Nadira sambil merapikan rambutnya yang sedikit berantakan.

"Bisa-bisanya dengan seenak jidat, lo suruh Azka buat antar jemput lo. Lo pikir lo siapa?!" Teriakan Maudy kali ini berhasil mencuri perhatian seisi Kantin.

"Kok lo sewot sih? Sepupu lo aja kayaknya fine-fine aja kayaknya." Ujar Nadira santai.

"Lo, emang benar-benar ya!"

"Ka, itu bukannya si Maudy ya? Ngapain dia?" Ujar Faiz saat baru akan memasuki Kantin.

"Eh iya? Anjir! Bukannya itu si Nadira yang di depan dia." Tambah Danish yang membuat Azka langsung bergegas menghapiri Maudy yang tengah berteriak.

"Nah, akhirnya lo dateng juga. Nih, tanya sendiri sama sepupu lo." Ujar Nadira yang menunjuk kearah Azka.

"Ngapain?" Tanya Azka yang ditujukan kepada Maudy.

"Kak Maudy nggak terima, Kak. Kalau kemarin Nadira sama Kakak pulang bareng." Jawaban Amanda yang membuat Azka menoleh kearahnya.

"Lo juga kenapa mau-mau aja sih, Ka?!" Tanya Maudy kesal.

"Gue nggak pernah bilang kalau gue setuju, kan?" Ujar Azka.

"Eh? Gimana maksudnya? Jadi lo nggak mau? Lo nggak terima permintaan gue? Nggak ingat sama perjanjian waktu itu?" Cecar Nadira.

"Perjanjian? Perjanjian apaan? Lo nggak pernah cerita sama gue, Ka." Ujar Maudy.

"Sekarang lo balik ke Kelas lo, nanti gue ceritain." Perintah Azka.

"Kampungan!" Ujar Maudy kembali menarik rambut Nadira, setelahnya pergi meninggalkan Kantin disusul oleh Azka.

"Aww!" Keluh Nadira.

"Lo lebih kampungan!" Teriak Nadira.

"Iya, iya. Gue tahu lo bertiga penasaran kan? Nanti gue ceritain deh, tapi biarin gue selesaiin makan siang gue dulu, ya. Ayam penyet gue udah meronta-ronta tuh mau di makan." Ujar Nadira dan mendapat anggukan dari ketiga temannya.

IMPOSSIBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang