4 Bulanan

4.1K 348 72
                                    

Ketika angin menyapu api, membuat api padam hanya dengan sekali hembusan. Di saat darah suci hilang. Akan di ganti sepasang kembar yang jauh lebih hebat. Mereka akan saling membunuh, karena bisikan iblis yang menyuruh.

****

"Mas.... mas, jangan tinggalin aku Mas!" ujar seorang perempuan, menatap suaminya yang sudah terbujur kaku.

"Mas aku cinta banget sama kamu! Jangan tinggalkan aku!" Tangisan perempuan itu semakin menjadi-jadi. Ia tidak sanggup bila harus di tinggalkan oleh suaminya.

Sementara itu, aku terdiam membeku di tempat. Ketika melihat dia menatapku dengan tatapan yang sangat menakutkan. Perempuan itu mengambil parang yang ada di sekitarnya. Aku mundur beberapa langkah, hingga satu kakiku sudah tidak bisa menginjak apapun.

Dia semakin dekat, aku mendekap perutku. Karena parang yang dia ayunkan segera mengenai perutku.

"Tidak! Jangan ambil anak ku! "

"Jangan ambil anak ku! "

"Arghhh.... " Aku berteriak, rasanya sungguh sakit! Ia mengambil janinku, dan menghilang.

"Jangan ambil anak ku!" Aku berteriak, dan seketika terduduk. Tidak lupa mengusap perutku. Kak Satya terbangun, ia langsung memberiku segelas air untuk di minum.

"Aku takut," ucapku kepada Kak Satya. Kak Satya memelukku erat.

"Aku ada di sini. Jangan takut," ucap Kak Satya.

"Dia mau mengambil anak kita," ujar ku sembari terisak. Mengingat mimpi itu benar-benar membuatku stres.

"Aku gak akan biarin siapapun mengambil anak kita," balas Kak Satya. Kak Satya mengecup keningku. Mengusap peluh di keningku. "Tidar lagi, ya."

"Gak bisa tidur,  kamu tidur aja."

"Besok acara kita padat, kamu harus istirahat," ucap Kak Satya. Aku pun merebahkan tubuhku. Kak Satya membawa tubuhku dalam dekapannya. "Tidur lagi, baca doa. Dan semuanya bakalan baik-baik saja."

Aku menurut, mulai membaca doa. Dan mencoba untuk tidur kembali.

****

Pagi hari, rumah ku sudah ramai. Karena hari ini adalah acara 4 bulanan kehamilanku. Atau dalam bahasa Jawa sering disebut dengan mapati.

Upacara mapati merupakan tradisi asli yang berada di Provinsi Jawa Tengah. Istilah mapati sendiri diambil dari kata papat yang berarti 4. Lebih dikenal dengan sebutan ngupati, upacara ini diadakan pada saat usia kehamilan telah menginjak bulan keempat. Hal ini dikarenakan saat kandungan berusia 120 hari, roh mulai dimasukkan ke dalam calon bayi. Maka melalui upacara mapati atau ngupati  ini dimohonkan agar roh tersebut merupakan roh yang baik. 

Upacara mapati atau ngupati berupa selamatan kenduri yang umumnya digelar di rumah orang tua ibu calon bayi atau tempat tinggal pasangan suami istri.

5 bulan yang lalu, aku sudah sah menjadi istri Kak Satya. Orang yang ku pilih menjadi pendamping hidupku. Dan sekarang, aku sudah mengandung buah hati kita. Semenjak mengandung, aku memilih risgn dari perkerjaan ku yang dulu. Karena ingin fokus dengan kehamilanku yang sekarang.

"Sayang, kamu udah siap?" tanya Mama yang masuk kedalam kamar ku.

"Udah kok Ma. Ma liat deh, perut aku udah mulai buncit," ucapku menunjukkan perutku yang sudah mulai berisi.

DEATH 4 (Misteri Desa Kencana) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang