Kebenaran

953 106 22
                                    

"pembunuh dari iblis-iblis jahat," gumam Ayu. Sera diam mendengar ucapan Kakak iparnya.

"Maksudnya, mereka bisa membunuh para iblis? Dengan kekuatan yang mereka punya?" tanya Satya mencoba untuk memperjelas ucapan Kakaknya.

Ayu mengangguk. "Itu kenapa mereka di pisahkan. Karena jika mereka di satukan, akan membentuk sebuah kekuatan yang lebih besar. Dan tentu akan sangat berbahaya, bagi para pemuja setan."

"Tetapi jika mereka berhasil di tumbalkan. Akan menjadi keuntungan besar bagi para pemuja setan. Karana darah mereka akan membuat mereka, abadi, dan menambah kekuatan yang mereka miliki."

"Itulah mengapa mereka sangat di incar!" sambung  Ayu kepada Sera dan Satya.

Air mata Sera menetes mendengar ucapan Ayu. "Apa ada cara lain? Biar mereka hidup bahagia? Aku cuma pengen keluarga aku utuh Kak."

"Bisa, dengan cara mengambil belati yang ada di kedua dada mereka," ucap Ayu. "Tapi kita tidak mungkin melakukan itu. Karena kedua belati itu, sudah terikat dengan mereka."

Sera menangis di pelukan suaminya. Masalah yang ia hadapi kali ini semakin besar. Meskipun di sisi lain ia juga senang karena Nessie, sudah terbukti jika dia putri kandungnya.

"Jadi kita harus memisahkan mereka lagi Kak?" tanya Satya menatap Ayu.

Ayu menggelengkan kepalanya. "Selama mereka bersama, mereka akan baik-baik Saja. Malah para iblis tidak akan berani menganggu mereka."

"Kita hanya perlu menjaga mereka," ucap Ayu kepada keduanya. Satya mengangguk paham. Sementara ia masih harus menenangkan Sera.

***

"Kira-kira budhe Ayu ngapain kesini ya?" ucap Nakula kepada Audrey yang duduk didepannya.

"Kepo banget sih Lo. Emang gak boleh budhe Ayu kesini? Lagian kan budhe Ayu itu kakaknya Papa Satya!" ucap Audrey.

"Ya Lo tahu lah Drey, kalau budhe Ayu kan pawangnya setan," ucap Nakula membalas ucapan Audrey.

"Cenayang keles!"

"Iya itu maksud gue, Lo gak aneh apa? Dengan apa yang kita alami malam ini? Dan gue liat juga Tante Sera juga nangis terus dari tadi melukin Nessie padahal kan anaknya Gael," ucap Nakula membuat Audrey terdiam. Jika dipikir-pikir benar juga apa yang di katakan oleh Nakula.

Audrey juga melihat dengan kedua matanya sendiri, jika Sera begitu perduli kepada Nessie. Padahal Nessie bukan siapa-siapa.

"Hayo loh, mulai over thinking kan? Kalau misalnya Gael sama Nessie di restuin sama Tante Sera, Lo bakalan jadi calon mantu yang gak jadi!" ucap Nakula tertawa puas melihat wajah panik Audrey.

"Berisik deh Lo!" ucap Audrey murka. Audrey melemparkan bantal tepat di wajah Nakula. Mereka berdua bertengkar.

"Eh kenapa malah bertengkar? Nessie sama Gael udah siuman belum?" tanya Ayu yang sudah ada di belakang mereka.

"Eh budhe, ini tadi Nakula ngeselin banget," ucap Audrey. Membuat Ayu tersenyum menatap mereka berdua. Memang sejak kecil Nakula dan Audrey tidak pernah akur.

Ayu membuka pintu kamar, dan melihat Nessie dan Gael yang masih pingsan.

"Nakula, Audrey kalian satu sekolah sama Nessie dan Gael kan?" Ucap Ayu menatap keduanya.

"Iya Budhe, kenapa memang?" tanya Nakula.

"Tolong jaga mereka berdua ya. Kalau ada orang yang mencurigakan, kalian harus kasih tahu Om sama Tante oke," ucap Ayu kepada keduanya.

Audrey dan Nakula tentu bingung. Mana mungkin bisa mereka menjaga Gael dan Nessie, tapi saat itu mereka hanya mengangguk saja.

"Budhe pamit dulu." Ayu menepuk bahu Nakula. "Nakula, kamu harus rajin ibadah. Karena mereka semua suka sama kamu."

DEATH 4 (Misteri Desa Kencana) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang