Gael menatap langit-langit kamarnya. Pukul 7 malam ia baru pulang. Karena harus menyelesaikan rapat osis di sekolahnya. Lelaki itu menghela nafas. Melihat makhluk yang sudah duduk di tepi ranjang.
"Apa lagi sih? Gue mau tidur!" omel Gael.
Suara tangisan mulai terdengar.
"Gue gak bisa dengerin lo cerita. Lebih baik pergi deh," usir Gael. Namun makhluk itu tetap menangis dan enggan mendengarkan Gael.
Gael mencoba untuk acuh. Namun, tetap tidak bisa karena suara makhluk itu begitu menganggu.
"Bisa diem gak?" ucap Gael. Karena kesal, Gael pun melempar makhluk itu dengan bantal.
Tepat saat melemparkan bantal. Sera membuka pintu kamar Gael. Hal ini membuat Sera kaget.
"Duh, maaf Ma... " ucap Gael. Gael langsung berdiri mengambil bantalnya.
"Kok Mama dilempar sih?" ujar Sera.
"Gak sengaja Ma," ucap Gael merasa bersalah.
Sera tersenyum tipis, sembari mengusap kepala Gael. "Kamu belum makan? Makan dulu sana."
"Nanti aja Ma, Gael capek. Baru pulang mau mandi dulu baru makan," ucap Gael. Gael memeluk Sera dari samping. Gael memang manja dengan Sera.
"Alika udah tidur, Ma?" tanya Gael.
"Belum. Lagi main sama Papa di kamarnya."
"Gael, kenapa kamu mutusin Audrey? Kamu jangan nyakitin dia," ucap Sera. Gael melepas pelukannya. Dan menatap Sera.
"Audrey ngadu? Ck... anak itu gak pernah berubah," gumam Gael.
"Mama gak pernah ngajarin kamu buat nyakitin perempuan El," ujar Sera begitu lembut. "Jadi kenapa kamu mutusin Audrey?"
"Karena Om Abi," jawab Gael.
"Om Abi?" gumam Sera heran.
Gael mengangguk. "Om Abi yang minta Gael buat mutusin Audrey. Katanya, Audrey harus fokus sekolah. Karena kan sebentar lagi kelas 12."
"Mama tenang aja. Meski udah putus, aku tetap jagain dia kok. "
"Mama tahu kamu sayang banget sama Audrey. Kamu jaga dia, sampai kapan pun."
Gael mengangguk.
"Mandi gih, Mama mau siapin makanan buat kamu," ucap Sera yang sudah beranjak dari kasurnya.
"Eum, Ma!" panggil Gael. Sera mengurungkan niatnya untuk membuka pintu kamar.
"Kenapa?"
"Apa ada dua orang yang dijaga dengan leluhur yang sama?" tanya Gael. Tentu saja hal ini membuat Sera bingung.
"Setahu Mama, mereka yang di jaga dengan leluhur yang sama itu punya ikatan yang kuat," ucap Sera.
"Ikatan yang kuat?"
"Kayak saudara," jawab Sera. "Kenapa kamu nanya gitu?"
"Enggak pa-pa Ma," jawab Gael.
"Kamu ada-ada aja deh. Mama ke dapur dulu ya," ucap Sera. Sera langsung pergi keluar kamar Gael.
"Suadara? Nessie saudara gue? Saudara kembar Mama kan udah meninggal. Sepupu gue juga cuma Feli, sama Nayla. Terus dia siapa?"
Sedang asik berpikir, tiba-tiba sosok makhluk tadi muncul di depan muka Gael. Membuat Gael kaget.
"Anjing kenapa lo muncul lagi sih!" umpat Gael. Secara reflek melepar bantal tepat di muka makhluk itu.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
DEATH 4 (Misteri Desa Kencana)
Mystery / ThrillerSILAHKAN BACA SEASON 1, 2 DAN 3 DULU. DILARANG PLAGIAT! COPYRIGHT BERLAKU! **** Sera kira setelah ia menikah dengan Satya, hidupnya akan kembali normal seperti orang pada umumnya. Tapi salah, ia harus kembali mempertahankan hidup, dari iblis-iblis...