Suara jam dinding memenuhi ruangan serba putih itu, Nessie membuka kedua matanya, saat mencium bau khas obat-obatan. Ia merasakan kepalanya yang berdenyut nyeri. Ia membuka matanya dengan sempurna. Melihat kanan dan kiri, namun hanya kosong.
"Gue dimana? " gumamnya. Ia masih setengah sadar. Mencoba untuk mengingat-ingat kejadian sebelumnya.
Clek...
"Ness, lo udah bangun? " ucap seorang lelaki lengkap dengan seragam sekolahnya.
"Gael... " ujar Nessie lirih. Gael berjalan kearah Nessie, mengambil gelas minum yang ada di meja, dan menyodorkannya kepada Nessie.
"Thanks, " ucap Nessie lalu meminumnya. Gael mengangguk, ia duduk di kursi sebelah ranjang.
"Gimana keadaan lo? Mulai membaik? " ucap Gael mengambil gelas air setelah Nessie selesai meminumnya. Nessie mengangguk.
"Santoso gimana? Kita berhasil nangkap dia kan?" ucap Nessie, ia takut jika rencananya sia-sia.
"Aman, dia udah ada di kantor polisi. Juga para murid yang ngalamin pelecehan bakalan jadi saksi di persidangan, " ucap Gael menjelaskannya. Nessie mengangguk paham.
Tiba-tiba pintu terbuka, menampilkan sosok wanita dan pria dewasa yang tidak di kenali oleh Nessie.
"Gael? Kamu kenapa? Tadi Mama di telpon sama Om Abi katanya kamu terlibat kasus, " ucap Sera dengan wajah khawatir menatap anak sulungnya.
"Ah itu, udah selesai kok Ma. Lagian, Gael gak kenapa-napa, " ujar Gael. Sera bernafas lega mendengarnya. Ia melihat kearah perempuan seumuran dengan Gael yang duduk di ranjang.
"Ha... hai Tante... " sapa Nessie kaku. Ia menatap Sera kagum, karena Sera begitu cantik.
"Hai, kamu pacarnya Gael?"
"Temannya Gael Ma," jawab Gael cepat. Sera hanya mengangguk.
"Nessie Tan... " ujar Nessie mencium tangan Sera juga Satya.
"Oh Nessie, Gael pernah cerita ke Tante, " ucap Sera. Tatapannya tidak biasa, ia terua menatap Nessie, membuat Nessie bingung apakah ada yang salah dari dirinya.
"Mama kenapa sih? Natap Nessie begitu? Jadi risih tuh Nessienya, " ucap Gael membuat Sera mengedipkan matanya benerap kali.
"Nessie yang anak baru itu, kan El? " tanha Sera menatap Gael. Gael mengangguk. Ini kali pertama Sera bertemu dengan Nessie tapi entah kenapa ia merasakan kalau mereka sudah lama bertemu, dan memiliki ikatan batin.
Saat sedang mengamati Nessie, tiba-tiba air matanya menetes, ia masih mengingat putrinya yang di bawa kabur oleh Novita waktu itu.
"Sayang, kamu kenapa?" tanya Satya mengusap bahu Sera. Sera tidak kuat, ia langsung keluar ruangan di ikuti oleh Satya. Sementara itu Nessie dan Gael bingung, kenapa bisa seperti itu?
"Mama lo gak suka sama gue, ya? " ujar Nessie melirik Gael.
"Enggak ah, dia kan tadi ramah banget sama lo. Tapi kenapa tiba-tiba nangis, ya? " ujar Gael yang sama juga kebingungan. Nessie mengangkat bahunya acuh. Ia juga tidak tau kenapa tiba-tiba ibunya Gael menangis dan pergi saat melihat wajahnya.
"Muka gue gak serem, kan? " Nessie mendongak menatap Gael. Menunggu Gael menilai wajahnya.
"Lumayan sih, " jawab Gael di hadiahi cubitan oleh Nessie.
"Argh.. Sakit woy!" ucap Gael mengaduh kesakitan.
"Lo sih ngomongnya ngaco! Orang gue cantik gini!" ucap Nessie tidak terima. Gael menghela nafasnya, memang perempuan selalu ribet.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEATH 4 (Misteri Desa Kencana)
Mystery / ThrillerSILAHKAN BACA SEASON 1, 2 DAN 3 DULU. DILARANG PLAGIAT! COPYRIGHT BERLAKU! **** Sera kira setelah ia menikah dengan Satya, hidupnya akan kembali normal seperti orang pada umumnya. Tapi salah, ia harus kembali mempertahankan hidup, dari iblis-iblis...