Kesurupan

1.3K 209 17
                                    

Sera POV

Hari semakin petang. Namun Kak Satya belum juga pulang. Kemana dia? Padahal aku sudah menunggunya dari siang.

"Mbak Sera belum makan loh dari tadi. Gak. mau makan dulu?" ujar Bi Ijum dari ruang makan.

"Gak usah Bi. Nanti aja nunggu Kak Satya," jawabku. Aku mengambil remote TV dan mengganti channel TV. Tiba-tiba layar TV berubah menjadi hitam, dan seperti ada garis di tengahnya.

Aku mengerutkan kening, ketika melihat sosok perempuan berambut panjang ada di dalam layar TV tersebut. Aku mengucek mataku berkali-kali berharap ini hanya halusinasi. Tapi sepertinya ini bukan halusinasi.

"Tolong aku.... "

Aku hanya diam, dan ketakutan. Keringat dingin bercucuran di keningku.

"Assalamualaikum... " Aku kaget, ketika mendengar suara Kak Satya.

"Wa.... Wa'alaikumsalam.... " ujar ku dengan perasaan yang sangat gugup. Aku mengatur nafas, beranjak dari sofa dan memeluk Kak Satya.

"Hey kenapa?" tanyanya. Aku tidak menjawab. Aku hanya diam dan masih memeluk tubuh Kak Satya. "Kenapa?"

Dengan ragu aku menunjuk kearah layar TV, sembari menyembunyikan wajahku dalam tubuh Kak Satya.

"Gak ada apa-apa," ujarnya. Aku mendongak menatap Kak Satya.

"Kamu kenapa? Liat apa?" Seketika aku melihat kearah layar TV tadi dan tetap tidak menemukannya.

"Kemana dia?" gumam ku.

"Siapa yang kamu cari?" Aku diam, tadi aku begitu jelas melihat wajahnya tapi kenapa sekarang aku tidak melihat apa-apa. Layar TV yang tadi hitam kini sudah normal.

"Tadi.... tadi aku liat ada perempuan di situ... " ujarku.

"Sayang, kamu lihat. Gak ada apa-apa, mungkin tadi iklan film horor," ujar Kak Satya. Aku menatap Kak Satya.

"Ta.... tapi tadi dia minta tolong," ujarku. Meyakinkan Kak Satya.

"Udah kamu kecapean aja kali," ucap Kak Satya. "Aku mandi dulu, ya."

Kak Satya masuk kedalam kamar. Sementara aku hanya mengangguk. Aku duduk lagi di sofa. Menatap layar TV. Bukannya Kak Satya juga indigo, tapi kenapa dia tidak bisa melihat perempuan itu?

***

"Itu Mas, dari tadi Mbak Sera tidak mau makan, " ujar Bi Ijum kepada Kak Satya. Kak Satya menatapku.

"Bener? Kamu belum makan? " tanya Kak Satya. Aku menggelengkan kepalaku. "Kenapa gak makan? "

"Nungguin kamu," jawabku sembari mengambilkan nasi untuk Kak Satya.

Huft, Kak Satya menghela nafas. Lalu menatapku. "Besok-besok kalau aku gak pulang kamu makan sendiri."

"Tapi kan tadi udah janji, jadi gimana tuh? Nanti aku selsai makan kamu pulang," jawabku.

"Gak pa-pa dong. Yang penting kamu udah makan. Ingat ya, sekarang yang ada di dalam tubuh kamu itu bukan cuma kamu, tapi ada anak kita, ngerti?"

"Iya ngerti kok," jawabku.

"Ingat ya jangan egois," ujar Kak Satya lagi. Kak Satya mengambil sendok nasi. Dan langsung menambahkan nasi ke piringku. "Dihabisin ya, duobel makan siang sama makan malam."

Aku mengerutkan bibir kesal menatap piringku yang penuh lagi.

"Heh kok ngelamun, makan, apa mau nambah lagi?" tawar Kak Satya.

DEATH 4 (Misteri Desa Kencana) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang