Bertarung

988 111 36
                                    

"Gimana? Lo udah ketemu sama Nessie?" ujar Gael semakin panik. Nakula menggelengkan kepalanya sembari menghela nafas.

"Gue udah cari kemana aja tapi gak ada," jawab Nakula.

"Apa Nessie pulang?" ujar Nakul lagi, Gael menatap Nakula. Memang baru Giel kepikiran tentang hal itu.

"Coba lo telpon Tante Sera!"

Gael langsung mengambil ponselnya dan menlepon sang Mama. "Halo Ma."

"Iya ada apa sayang?"

"Nessie ada di rumah Ma? Apa dia udah pulang?" tanya Giel tanpa basa basi.

"Ha? Bukannya dia ada di sekolah sama kamu?"

Gael diam mendengar pertanyaan Mamanya lantas kemana perginya Nessie?

"Gael? Kamu gak jawab pertanyaan Mama? Dimana Nessie sayang!"

"Ma, nanti aku kabari lagi ya. Aku cari Nessie lagi." Gael langsung mematikan sambungan telpon dan berjalan pergi untuk mencari Nessie lagi.

Di sisi lain, Sera yang sedang memasak di dapur pun langsung menghentikan aktivitasnya. Wanita itu duduk di kursi mencoba untuk menenangkan dirinya.

"Nessie hilang? Ini benar?"

Seketika Sera langsung lemas. Ia mencoba menelpon Nessie namun tidak ada jawaban.

"Astaga," gumam Sera.

"Sayang aku pulang...." Satya memasuki dapur melihat Sera yang sedang gelisah, bahkan menangis apa lagi Sera sama sekali tidak menghiraukan ucapannya.

"Sayang? Kamu kenapa?" Tanya Satya seakan tau Sera sedang tidak baik-baik saja.

"Nessie," ucap Sera lirih, Satya mengerutkan keningnya bingung dengan ucapan Nessie.

"Kenapa dengan Nessie?"

"Tadi Gael nelpon, dan katanya Nessie hilang di sekolah aku takut Nessie kenapa-napa. Kita baru menemukannya." Sera menangis sesunggukkan.

"Hilang gimana?"

"Aku juga gak tau Kak, karena Gael cuma bilang gitu."

"Astaga....." Satya menghela nafasnya. Ia juga ikut panik mendengar kabar ini. "Apa kita harus ke sekolah Nessie sama Gael? Ikut cari Nessie."

"Nanti dulu, nunggu Gael ngabarin. Kalau sampai gak ketemu juga, kita harus cari Nessie."

"Atau...."

Sera tidak melanjutkan ucapannya.

"Apa sayang?"

"Aku harus bantu cari Nessie dari sini Kak!"

Satya mengerutkan keningnya. Sera buru- buru mengambil baskom berisi air juga lilin. Sekarang Satya tahu apa yang akan di lakukan oleh Sera.

"Sera kamu..."

"Gak ada cara lain, aku harus bantu cari dari sini Kak!"

"Enggak, kamu udah lama gak ngelakukan itu. Aku gak setuju."

"Ini cara satu-satunya. Aku yakin aku bisa," ucap Sera ia mulai menata semua barang-barang itu.

"Ser...."

"Demi anak kita," Sera memotong ucapan Satya. Wanita itu menghela nafasnya, mengambil pisau, dan sedikit melukai pergelangan tangannya. Hingga darah segar yang keluar masuk kedalam baskom berisikan air.

Satya hanya diam, ia tidak bisa melarang Sera melakukannya. Sera berbisik lirih. Wanita itu memejamkan kedua matanya.

Tiba-tiba mereka merasakan angin yang begitu terasa masuk kedalam rumah. Padahal jelas, pintu belakang tidak di buka.

DEATH 4 (Misteri Desa Kencana) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang