Anak Pembawa Sial?

815 73 21
                                    

Suara sirene ambulan begitu nyaring ditelinga para siswa/siswi SMA Garuda. Berita kematian Gita sudah menyebar keseluruh penjuru sekolah. Guru memutuskan untuk memulangkan siswa/siswi mereka. Karena kejadian ini. Garis polisi sudah terpasang di area tempat Gita jatuh.

Nessie berdiri mematung, ia tidak menyangka jika Gita akan melakukan semua ini secara cepat. Ia merasa dunianya berhenti sebentar, menyesal. Sama seperti apa yang ia rasakan saat melihat Adela tertabrak didepan sekolah beberapa minggu lalu.

"Gita!" Audrey berteriak kencang. Ia berjalan dengan cepat, saat para petugas kesehatan membawa mayat Gita kedalam ambulan.

"Gita! Kenapa lo lakuin ini! Kenapa!" ucap Audrey dengan air mata yang jatuh. Siapa yang tidak sedih ditinggal oleh sahabat terdekatnya.

"Maaf Dek, mayat harus segera dibawa kerumah sakit."

"Gita!"

Audrey hanya bisa pasrah. Saat mobil ambulan pergi meninggalkan sekolahnya. Gadis itu tidak perduli dengan lalu lalang para murid yang bergegas pulang. Bagi Audrey ini seperti mimpi buruk. Ia tidak pernah membayangkan Gita akan cepat meninggalkannya.

"Drey," ucap seseorang. Audrey mendongak, menatap Gael didepannya. Audrey langsung memeluk Gael erat.

"Gak mungkin Gita mati kan El? Semua cuma mimpi kan? Gita belum mati kan?" ucapnya tidak bisa menerima semua ini.

"Lo harus sabar, ikhlasin kepergian Gita," ucap Gael, ia mengusap bahu Audrey. Tangis Audrey semakin pecah.

"Gak! Gue gak terima Gita pergi duluan! Gue gak terima!" ucapnya dengan penuh emosi.

Audrey melihat kearah Nessie yang diam mematung dengan pikiran kosong. Ia melepaskan dirinya dari Gael, dan langsung berjalan kearah Nessie. Audrey mendorong Nessie yang berdiri mematung itu.

"Heh! Lo! Apa yang lo lakuin sama Gita? Apa yang udah lo perbuat sama dia! Semenjak lo pindah ke sekolah ini semuanya jadi bencana! Kematian Adela! Dan sekarang kematian Gita!"

"Audrey cukup!" ucap Gael yang melerai keduanya. Namun Audrey tidak mendengarkannya. Ia memukul bahkan menampar Nessei didepan banyak orang.

"Drey! Cukup!" Gael berteriak begitu kencang, membuat Audrey terdiam dan menangis lagi.

"Lo gak berhak nyalahin Nessie!" ucap Gael lagi.

"Lo belain dia didepan gue El? Kita lebih lama kenal daripada lo sama dia! Lo sadar gak sih? Semenjak dia datang, dia rusak semuanya! Hubungan kita! Persahabatan kita! Lo gak nyadar soal itu?"

Audrey menghapus air matanya. Dan langsung pergi meninggalkan kerumunan.

"Drey! Audrey!" teriak Gael, lagi Audrey tidak mendengarkannya. Gael melihat Nessie dan membantu Nessie.

"Pergi El, Audrey lebih butuh lo," ujar Nessie lirih.

"Tapi lo Ness....."

"Gue gak pa-pa, lo pergi aja dulu."

"Biar gue chat Nakula buat temenin lo ya." Gael juga pergi meninggalkan Nessie sendiri.

Nessei berdiri, melihat orang-orang sudah bubar tidak ada pagi disini. Ia melihat sekeliling, lalu kedua matanya melihat Gita yang berdiri dikoridor sekolahnya.

"Arwah Gita?" gumamnya. Tanpa pikir panjang, Nessie langsung berlari dan mengejar arwah Gita. Ia harus menanyakan kenapa Gita memutuskan bunuh diri.

"Gita tunggu!" teriak Nessie, ia leluasa karena tidak ada satupun orang dikoridor ini.

"Gita!"

Langkah Nessie berhenti, saat ia tidak menemukan Gita lagi. Tapi kenapa ia ada disini? Dibelakang sekolah. Ia melihat gudang itu, tempat dia mana ia di kurung oleh Gita dan Audrey. Terlihat pintunya tertutup rapat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 27, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DEATH 4 (Misteri Desa Kencana) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang