Sera membuka pintu kamar Gael. Terlihat lelaki itu sedang duduk melamun di pinggir jendela. Ia mengamati hujan yang begitu deras di luar. Sera melangkah, berjalan kearah Gael.
Srekk...
Sera menarik hordeng kamar Gael. Membuat Gael kaget.
"Mama?" ujarnya.
"Kamu kenapa? Ngelamun terus. Ini mau magrib, gak baik ngelamun begini, " ujar Sera sembari duduk di sebelah Gael.
"Ada apa? Kenapa? Kamu bisa cerita sama Mama," sambungnya.
Gael terdiam sebentar, menatap lekat Mamanya.
"Ma, jawab jujur. Apa mungkin aku punya saudara kecuali Alika?"
Deg...
Sera benar-benar kaget. Mendengar pertanyaan Gael. Ia memang tidak pernah menceritakan tentang saudara kembar Gael kepada Gael.
"Ma kenapa diam aja?" ucap Gael.
"Kenapa kamu tiba-tiba tanya gitu sama Mama? Kamu ketemu sama seseorang mirip kamu? Atau gimana?" cerca Sera.
Gael terdiam sebentar, menimang-nimang apakah ia akan menceritakan semuanya kepada Sera.
"Kok diem?" tegur Sera.
"Enggak, Gael gak ketemu siapa-siapa. Tapi Gael ngerasa ada yang ganjal," ujarnya.
"Ganjal?"
Gael mengangguk.
"Oke, jadi aku ngerasa ada ikatan yang kuat sama seseorang. Dia murid baru yang di ceritakan oleh Audrey tadi. Namanya Nessie, dia pindahan dari Surabaya. Aku ngerasa kita pernah ketemu sebenarnya. Terus juga dia sama kayak aku. Bisa di bilang indigo. Karena dia bisa mendeteksi kematian."
"Mendeteksi kematian?"
"Iya Ma, tadi Nessie bilang sama aku kalau Adel teman sekelas kami bakalan mati. Dan benar, sepulang sekolah Adel kecelakaan dia di tabrak truk di depan sekolah, dan mati di tempat."
"Ini sulit di percaya kan? Awalnya aku juga gak percaya. Tapi ternyata bener," jelas Gael panjang lebar.
"Apa mungkin Nessie itu anakku? Saudara kembar Gael?" batin Sera.
"Ma, Mama kenapa ngelamun?" tanya Gael.
"Gak pa-pa. Mama pengen ketemu sama Nessie," ucap Sera. Membuat Gael mengerutkan keningnya.
"Kenapa? " tanya Gael yang merasa aneh.
"Gak kenapa. Emang gak boleh? Mama penasaran aja sih. Makanya kamu ajak dia main kerumah dong," ucap Sera.
"Iya deh, kapan-kapan Gael ajak Nessie main kerumah," ucap Gael.
Sera hanya tersenyum, sembari membatin. "Aku sangat berharap, dia masih hidup."
***
Pagi hari, Nessie berjalan menuju sekolahnya. Ia melihat garis polisi yang masih menghiasi jalan. Banyangannya begitu jelas, ketika Adel tertabrak truk itu.
Tin... tin... tin...
"Woy anak baru, minggir dong!" teriak Audrey sembari mengklakson mobilnya. Hal ini tentu saja membuat Nessie kaget.
Nessie menggeser tubuhnya ke jalan trotoar. Audrey melihat ada kubangan air di depannya. Gadis itu tersenyum tipis. Lalu melanjutkan mobilnya dengan kencang. Membuat air di kubangan itu mengenai baju Nessie.
"Woy bisa nyetir gak sih lo!" teriak Nessie begitu emosi. Bajunya sudah kotor dan ini masih pagi. Audrey benar-benar keterlaluan.
"Duh gimana nih, mana gue cuma punya seragam satu lagi," ucapnya sembari menepuk-nepuk bajunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEATH 4 (Misteri Desa Kencana)
Mystery / ThrillerSILAHKAN BACA SEASON 1, 2 DAN 3 DULU. DILARANG PLAGIAT! COPYRIGHT BERLAKU! **** Sera kira setelah ia menikah dengan Satya, hidupnya akan kembali normal seperti orang pada umumnya. Tapi salah, ia harus kembali mempertahankan hidup, dari iblis-iblis...