Naufal yang sedang berada di kasur miliknya itu menatap kearah langit kamar sambil memikirkan foto siapa yang Laura unggah di sosial media miliknya.
"siapa si anjir nih cowo, masa seorang Naufal Hariz kalah" ucap Naufal dengan tangan yang masih sibuk melihat sosial media milik Laura.
Ponsel ditangan berdering menandak yang membuat ponsel Naufal meleset dan jatuh dari genggamannya dan mendarat di wajahnya.
"anjirt" keluh Naufal. "kenapa si?" ucap Naufal tanpa melihat panggilan siapa yang ia terima
"kamu bisa turun sebentar keruangan papah? Papah mau bicara ajak adik kamu sekalian" ucap Andri Naufal yang langsung merasa bersalah karna sedikit membentak itu langsung berkata "iya pah nanti Naufal sama Winda kebawah"
Setelah mengetuk pimtu kamar Winda, mereka berdua menuruni tangga demi tangga untuk sampai ke ruangan kerja milik Andri yang berada di lantai satu dekat ruang keluarga. Naufal menurunkan gagang pintu untuk membukanya dan dapat terlihat ruangan yang cenderung berwarna putih dipenuhi dengan buku-buku bisnis berdiri di rak dengan rapih. Andri oernah meminta Naufal membaca buku- buku tersebut alhasil hanya pening yang Naufal dapatkan.
Andri yang sedang duduk dideoan laptop kerjanya langsung berdiri dan meminta anak-anaknya duduk di sofa yang berada di samping meja kerja miliknya.
"sini duduk" ucap Andri kepada dua anaknya
"ada apa pah?" tanya Winda
Andri yang terlihat sedang memainkan jarinya karna gugup itu langsung bersuara "papah bertemu sosok wanita yang mungkin bisa jadi ibu baru kalian, kalian setuju kalo papah menikah lagi?" Naufal juga Winda terkejut bukan main mendengar ucapan Andri itu
"jangan harap ada yang bisa gantiin mamah!" ucap Naufal emosi yang langsung pergi meniggalkan Winda juga Andri berdua
"maaf pah, tapi gak segampang itu. Kasih aku sama abang waktu ya pah" ucap Winda lembut kemudian meninggalkan Andri diruang kerjanya sendiri ditemani kesunyian.
Naufal memasuki kamar miliknya dan langsung meninju tembok karna ia sangat kesal dengan ucapan Andri. Naufal tak habis fikir bagaimana bisa Andri berfikir dan berbicara seperti itu. Alih-alih meluapkam emosinya dengan tembok malah darah yang bercucuran dari tangan karna tinjuannya sangat keras.
🐰🐰🐰
Pagi di hari jum'at ini para siswa SMA Garuda sudah mulai berdatangan, menurut beberapa orang, hari jum'at adalah hari yang menyenagkan karna sudah mendekati penghujung minggu. Laura yang sudah berada dikelas itu sedang membaca novel Laut Bercerita di genggamannya.
"masih pagi udah baca buku aja, udah sarapan belum?" tanya Naufal yang langsung duduk dikursi samping Laura
"tangan lo?!" ucap Laura terkejut melihat tangan Naufal yang beri plester luka
"oh ini gapapa, biasalah anak cowo" ucap Naufal
"udah lo ganti belum? Kayanya belum ya? Sini gue gantiin kalo gak sering diganti malah infeksi karna kotor. Ayo ikut gue ke uks" ucap Laura yang menarik tangan Naufal menuju uks sekolah yang berada di dekat lobby.
Naufal mengukirkan senyumnya sembari melihat tangannya di tarik oleh Laura. Posisinya kini dibelakang Laura dengan tangannya yang ditarik oleh Laura menuju uks, ia bisa lihat dengan jelas rambut panjang hitam lebat yang Laura ikat menjadi satu membuat terlihat seperti ekor kuda, yang dimana saat Laura berjalan rambut nya pun ikut kekanan dan kekiri mengikuti gerakan langkahnya.
Laura mengetuk pintu uks namun tak ada jawaban kemudian dia berinisiatif untuk membukanya dan ternyata belum ada seorang pun berjaga didalam uks. "lo duduk dulu, gue ambil kotak P3K buat bersihin luka lo" ucap Laura meminta agar Naufal duduk di kursi yang sudah disiapkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Us [end]✔️
Lãng mạnLaura, perempuan yang berhasil membuat Naufal menjauh dari dunia malamnya yang kelam. Namun kisah mereka tak semulus kelihatannya. Ada masalah keluarga mereka yang membuat hubungan mereka menjadi renggang. Apa Naufal dan Laura bisa tetap bersama ata...